35

1.4K 268 11
                                    

jangan lupa vote dan komen

...

lia menatap meja jisung yang kosong. pria itu tidak masuk sejak istirahat. mungkin dia berurusan sama changbin di ruang osis soal masalah tadi.

bel pulang sudah berbunyi. jisung memasuki kelas dengan wajah yang lelah.

lia melihatnya jadi gak tega.

"sung"

"hm? kenapa li?"

"lo gapapa?"

jisung diam. tidak menjawab. dia mendudukkan dirinya. menunggu semua anggota kelas keluar, barulah jisung bicara.

"gue break sama kak jiwoo"

"k-kok?! serius?"

jisung mengangguk.

"tapi gak putus kan?"

"iya"

lia menatap jisung yang kayanya udah kecewa banget. dia emang gak tau apa masalahnya, tapi setahu lia, jisung tuh sayang banget sama jiwoo. jadi dia lumayan kaget pas denger kalo mereka lagi break.

"tapi, kenapa lo mutusin break?"

"dia terlalu over, li. kak jiwoo harus sadar kalo dia salah. gue jadi ngerasa bersalah sama kak mark karena bikin adeknya gitu"

lia menghela napas.

dia menepuk pundak jisung. menyemangati sahabat oroknya itu. jisung senyum doang.

sebenarnya jisung tuh lumayan populer juga. gak kaya jeno anak kelas sebelah yang terkenal karena ketampanannya, jisung ini terkenal karena sifat ramahnya.

tau kan, jisung itu orangnya mudah bergaul? belum lagi dia mudah bikin orang nyaman kalo lagi ngobrol sama dia. wajar kalo ada yang suka sama jisung walaupun jisung sendiri gak ada niatan bikin suka. chaeryoung adek changbin adalah contohnya.

dia paham sama jisung. dia emang keliatan ceria banget, tapi dia sebenarnya nyembunyiin penderitaannya. sekarang lia bisa liat betapa capeknya jisung.

"gue yakin kak jiwoo pasti sadar kok"

jisung mengangguk.

"tapi, gimana kalo dia pengen putus?"

"itu namanya kak jiwoo bego. bisa-bisanya mutusin cowo kaya lo. tapi kalo beneran, lo jadi selingkuhan gue aja, sung"

"nyari mati namanya, li"

lia ketawa ngakak. jisung sendiri geleng-geleng kepala.

"yaudah gue duluan ya"

lia meninggalkan jisung di dalam kelas sendirian. lino sendiri udah nunggu di luar kelas. sebenarnya lino udah nyampe di detik pertama bel bunyi.

tapi, dia paham lia pasti pengen ngomong sama jisung. jadi dia tungguin.

"ayo"

lino mengangguk. lia sendiri menggaet tangan lino. si cowo cuma terkekeh karena dulu lia gak seberani ini.

"gimana sama jisung?"

"ya gitu kak. break katanya"

"bagus deh"

"kok bagus?"

"seenggaknya jisung gak nyesel karena langsung minta putus"

lia senyum. lino terkekeh. mereka berjalan ke parkiran.

"mau makan dulu?"

"boleh"

akhirnya, mereka mutusin buat singgah di salah satu cafe. mumpung mereka punya banyak waktu luang.

+

lia menatap lino yang masih duduk sambil menyantap makanannya.

"kak, masih punya hal yang gak kaka ceritain?" tanya lia tiba-tiba.

lino mendongak. menatap lia kaget kemudian menoleh ke samping. dia ragu ngasih tau soal kenyataan soal orang tuanya.

"kaka bisa ngomong. aku bakal bantu sebisa aku"

lino menghela napas.

"aku bingung gimana cara ngomongnya"

"aku tunggu sampai kaka bisa cerita"

lino senyum. dia mengangguk.

dia ngambil tangan lia. menggenggam erat.

"jangan tinggalin aku"

"gak akan"

keduanya sama-sama senyum. mereka sama-sama berharap gak ada masalah lagi di masa sekarang ataupun di masa depan.

...

yakin mereka gak ada masalah lagi nih? hehehehhehehehehehehehe

🖇KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang