13

1.9K 366 45
                                    

update lagi.

btw, aku mau ngasih tau rahasia. kalau sebenarnya....

aku udah bikin draf buat ff ini sampai selesai, hehe. jadi, aku kepikiran buat ff baru.

juga, aku niatnya pengen update tiap hari, tapi aku takutnya para hantu semakin ngelunjak. jadi, aku update tetap sesuai mood aja ehe.

...

lia lagi makan di kantin sama siyeon. awalnya makan mereka aman terkendali, sampai pada akhirnya seseorang datang dan duduk seenaknya di meja mereka.

"gila sih sung, akhirnya lo makan bareng kita lagi"

jisung mengangguk dramatis mendengar ucapan siyeon. lia yang liat udah gemes pengen nimpuk jisung pake garpu yang ada di tangannya.

"kok bisa sih kebebas dari kak lino?"

"kak lino gak masuk. surga banget gils."

jisung berkata dengan nada alay. membuat lia menggulung tissue buat nimpuk jisung.

"yang bener aja kak lino gak masuk?!"

siyeon yang terdeteksi sebagai penggemar beratnya lino auto bereaksi.

"iya. gue bisa makan di kantin karena kak lino gak masuk. biasanya anak osis di kurung di ro kalo ada dia"

jisung menjawab sambil memakan makan siangnya. siyeon lesu. dia mengaduk makanannya ogah-ogahan karena tahu lino gak masuk.

lia sendiri mengernyit bingung. masa lino gak masuk? padahal baru tadi malam dia ketemu sama lino. ya sebenarnya bingung juga sih pas bangun. kok dia bisa ada di kasur. padahal terakhir kali dia ingat duduk di kursi sambil belajar.

+

lino duduk sambil menatap persidangan kedua orang tuanya. ketukan palu terdengar di telinga lino. membuat dadanya berdenyut sakit.

persidangan bubar dengan hak asuh yang di dapatkan ayahnya lino. sebenarnya lino gak peduli hak asuh siapa yang dapat. dia pasti tetep sendirian. jadi gaada bedanya.

"bun"

minho mendatangi bundanya yang tengah merapikan tasnya.

suzy, sang bunda, menatap lino dengan enggan.

"saya bukan bunda kamu lagi sekarang"

"maksud bunda?"

"tanyain sama tuan lee"

setelahnya suzy, bunda, pergi bersama managernya. membuat lino yang tidak tahu apa-apa terdiam di kursi saksi.

drtt

"apa?"

'lo oke?'

"oke"

'btw, anak-anak gue bebasin hari ini'

"terserah lo"

lino mematikan sambungannya dengan changbin. dengan gontai dia memasuki mobil yang dia pakai buat dateng. disana udah ada sopir menunggu.

"pulang, pak"

lino sedikit bersyukur hari ini dia bawa supir. dia gak yakin bisa pulang dengan selamat ketika dia lagi kacau begini.

"ayah mana?"

"tuan sudah pergi ke china buat pertemuan dengan klien tuan muda"

lino terkekeh pelan. menyandarkan kepala di jendela mobil yang tertutup.

"dia kayanya gaada niat buat ngehibur gue"

supir menatap lino dari kaca depan. dia kasihan dengan tuan mudanya itu.

"gak perlu kasian, pak"

"iya, tuan muda"

lino menutup matanya. mencoba tertidur untuk menenangkan pikirannya.

+

'nyonya, apa anda masih butuh pekerjaan?'

"tentu saya masih butuh"

'baiklah. kami menunggu kedatangan anda besok'

seorang wanita menatap layar hpnya dengan pandangan berbinar.

"siapa?"

"dari kediaman lee"

"wah, bagus dong. bukannya kamu di tolak ya kemaren?"

"gatau. tapi, aku bersyukur banget bisa masuk ke keluarga itu. walaupun sebatas pembantu rumah tangga aja"

...

🖇KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang