14

1.9K 355 24
                                    

jangan lupa vote dan komen

...

lia meregangkan tubuhnya ketika dia sudah tiba di pusat kota. ada banyak orang-orang yang meluangkan waktu buat olahraga pagi kaya dia.

lia sendirian doang kaya jomblo, padahal emang iya.

dia menghela napas sambil berlari kecil. dia memperhatikan sekitar sambil berkeliling taman itu beberapa kali.

dia menghela napas kemudian duduk sambil meminum air minumnya.

"sendirian aja, jomblo"

lia mendongak dan mendapati lino yang berdiri di depannya. dia mengernyit.

"kok lo bisa disini?"

"gaboleh? ini kan tempat umum"

tanpa dipersilahkan, lino duduk di sampingnya. membuat lia harus menjaga jarak sedikit karena dia bau keringat.

"kemaren kenapa lo gak masuk, kak?"

"kenapa? kangen ya?"

"dih. orang nanya, malah nanya balik"

lia mendengus kesal. dia memalingkan wajahnya. membuat lino terkekeh.

"kita taruhan aja gimana?"

"taruhan?"

"hm. kalo lo menang, lo bebas nanya apapun ke gue, gitu juga sebaliknya"

"dih, pede banget. emang gue segitunya mau tau tentang lo?!"

lino mengangkat bahunya doang.

lia mendengus karena nyatanya dia tertarik sama taruhan yang dibuat lino.

"berapa lama?"

lino mau ketawa ngakak pas denger lia nanyain. tapi gajadi karena lia udah masang muka kesel banget sambil nahan malu.

"3 hari?"

"deal!"

"jadi, lombanya apa?"

"kita lari dari sini, terus keliling taman ini. siapa yang nyampe duluan, dia menang"

"oke"

mereka berdua bersiap lari.

1 ...

2 ...

3 ...

keduanya langsung berlari kencang. berlomba-lomba untuk sampai ke garis finish.

awalnya lino yang memimpin. karena lia sangat ingin tau soal lino, dia mikirin taktik. dia sembunyi sambil jalan pelan di belakang gerobak yang lewat.

ketidakhadirannya membuat lino berhenti dari lari sambil nyari lia.

lia terkekeh pelan. hingga akhirnya sudah hampir sampai garis finish, lia memanggil lino agar melihat ke depan.

"KAK LINO~!"

lino yang merasa tertipu langsung lari. tapi gagal. lia memenangkan pertandingan. lia ketawa melihat raut kesal lino.

"curang"

"siapa bilang? lo aja yang lengah"

lino mendengus. dia mendudukkan dirinya di kursi tempat mereka duduk. lia juga ikut duduk di sampingnya sambil mengusap peluh pakai handuk yang dia bawa.

"gue beli minum dulu"

lia mengangguk.

dia memperhatikan lino yang sedari tadi menarik perhatian. cewe-cewe yang lagi beli minuman auto memekik seneng pas lino beli minuman bareng mereka.

emang sih, lino keliatan berkali-kali lipat lebih ganteng hari ini. baju tanpa lengan, rambut lepek karena keringat, dan handuk yang tersampir di leher.

lia hampir aja bilang wow.

"mau nanya apa?"

"kemaren kenapa lo gak masuk sekolah?"

"lo khawatir?"

lia mendecak.

"anak buah lo pada males-malesan"

lino terkekeh mendengar alasan gak masuk akan lia. emangnya apa hubungan lia sama anak buahnya?

"gue ke pengadilan"

lia menoleh bingung.

"buat ngehadirin perceraian orang tua gue"

lia terdiam di tempat. menatap lino dengan raut wajah yang kurang bisa di tebak.

...

🖇KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang