20

1.7K 315 6
                                    

jangan lupa vote dan komen.

...

lino memasuki kantin. sendirian karena changbin gak balik-balik dari tadi.

sebenarnya ada alasan kenapa lino memilih meninggalkan anak-anak osis yang lain. dia takut lia di gangguin lagi sama soobin.

bener aja. dugaan lino gak salah.

dia liat soobin yang duduk di depan lia dengan makan siangnya. membuat meja jadi kaku karena kedatangan soobin.

wajah lino auto keras pas liat soobin yang masih berusaha buat ngobrol sama lia.

"wah, udah balik lo, bin. kaget dong gue"

soobin mendongak ketika mendengar suara yang sangat dikenalnya. menyeringai sinis ketika melihat lino berdiri di sampingnya.

"lo pengen selamanya gue disana?"

"enggak juga. tapi kalo lo balik terus gangguin gue gini ya gue gak terima"

soobin menatap lino bingung.

"lo pura-pura bego atau gimana?"

soobin baru inget kalau dia sempet ketemu lino di rumah lia kemarin. ah, jadi mereka emang ada hubungan ya?

soobin menghela napas. menarik nampannya dan beranjak darisana.

lino sendiri cuma senyum ke lia kemudian berjalan meninggalkan meja itu. gak pengen bikin lia sama temen-temennya jadi kaku lagi.

+

bibi memasak dengan telaten di dapur. menyiapkan makan malam buat lino yang katanya bakal makan di rumah.

tapi, bukannya lino yang dateng, tapi seseorang dengan jas yang sedikit berantakan dan wajah lelah.

"lino!"

bibi auto menegang.

"siapa kamu?"

bibi berbalik perlahan. membiarkan rambut hitamnya menutupi wajahnya yang menunduk.

"sa-saya asisten rumah tangga yang baru, tuan"

+

lino menutup bukunya dan menatap jam. sudah hampir jam 5. dia memperhatikan lia yang masih asik merapikan buku-buku di perpustakaan.

"ternyata ada gunanya ya aku nyuruh kamu bantuin bu nayeon"

"iya. jadi aku ada kerjaan sambil nunggu kakak nugas"

lino terkekeh. dia berjalan mendekati lia dan memeluk pacarnya itu. membuat lia kaget dan langsung memperhatikan sekitar. takut ada yang melihat kelakuan ketua osis mereka ini.

"kak, kalo bu nayeon liat gimana?"

"lagi tidur kok di depan"

lia menghela napas. lino emang tau gimana caranya menjawab.

dia membiarkan lino yang mulai menenggelamkan kepalanya di ceruk leher lia. menghirup dalam-dalam aroma manis alami yang keluar dari tubuh lia.

"cape ya?"

"tadi. tapi sekarang lagi isi baterai, jadi gak cape lagi"

lia terkekeh pelan. dia mendorong lino dan mengambil tas keduanya. dia melemparkannya ke lino. menyuruh lino pulang secara tidak langsung.

"pelit banget"

"katanya udah gak cape"

lino tersenyum. dia menghampiri lia dan menautkan genggaman. membuat lia auto memerah.

"tapi tetep pengen mesra-mesraan"

"dih"

lia ketawa pelan. berjalan pelan ketika melewati bu nayeon yang masih tertidur di mejanya.

"aku mulai besok pindah ke apartemen"

"loh, makannya gimana?"

"dianterin bibi kalo udah waktunya. kamu kan juga ada"

"bayar tapi ya?"

"pakai cium?"

"mesum!"

lia mendorong lino dan berlari ke parkiran. membuat lino mau tak mau ikut berlari dan kembali meraih genggaman lia.

...

🖇KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang