21

1.7K 313 93
                                    

kiw
aku update hari ini karena ada alasannya hehe.

hari ini aku ultah dan usiaku tepat 17 tahun :) jadi gaes, bagi yang lebih tua dari aku jangan panggil aku kakak 😈

omong-omong, kebanyakan dari kalian usianya berapa?

cuma pengen tau kok hehe

...

lia dan lino duduk berdiam diri di dalam mobil. mereka udah sampai di depan rumah lia. keliatan sepi karena kedua orang tuanya lia pasti kerja.

"gih masuk"

"kak"

lino menoleh. dia melotot kaget ketika lia mencium pipinya. membuat wajahnya memanas.

"telinganya merah" goda lia sambil menunjuk telinga lino yang memerah.

gimana gak merah, dia baru aja di cium tiba-tiba sama pacarnya yang lumayan pemalu. berbunga-bunga lah hati lino. makanya dia sempat mematung sebentar.

"aku masuk ya"

lia baru mau keluar, tapi lino menahannya.

pria itu tiba-tiba menariknya dan menyatukan kedua bibir mereka. lia sendiri terkejut tapi dia ikut memejamkan matanya.

mereka berdua terlalu asik sama kegiatan mereka hingga tidak sadar seseorang yang tengah memperhatikan mereka.

"jadi gue bener-bener udah gabisa ya, li"

sosok itu pergi darisana. berniat tidak mengganggu lia lagi.

+

lino memasuki rumahnya. sedikit terkejut ketika menemukan mobil ayahnya ada di garasi.

"ayah pulang?" tanya lino pada asisten ayahnya yang sedang bersantai dengan satpam di depan gerbang.

asisten ayahnya itu cuma senyum. lino menghela napas. menaruh sepatunya ke dalam rak dan memasuki rumah.

"bi, masak apa?"

seperti sudah kebiasaan, yang lino datangi pas pulang adalah dapur. mungkin karena selama bibinya itu datang, lino jadi gak kesepian lagi. dia juga ada temen ngobrol pas makan.

bibi tidak menyahut. lino sendiri tidak butuh jawaban ketika melihat ayahnya yang sedang duduk sambil meminum kopinya di meja makan.

"ayah bisa kerja di ruangan ayah kan? ngapain di dapur?"

"rumah punya ayah, ngapain kamu ngatur?"

lino melirik sinis pada ayahnya. ayahnya juga melakukan hal yang sama. alhasil keduanya harus berada dalam perang dingin.

"bi, lino mau makan"

"ambil sendiri"

lino lagi-lagi melotot pada ayahnya yang seenaknya menjawab.

"lino ngomong sama bibi, bukan ayah"

ayah mengangkat bahu acuh. lino mendengus kemudian duduk di meja makan selagi bibi menyiapkan makannya.

"besok lino mau pindah ke apartemen"

"kenapa?"

entah lino salah liat atau apa, ayahnya kelihatan seneng pas lino bilang mau pindah ke apartemen.

"seneng banget kayanya lino pindah"

ayah menghela napas.

"kenapa kamu pengen pindah?"

"pengen aja. biar lebih deket sama sekolah"

"tambahin, biar bisa berduaan sama pacar kamu"

"yaudah bagus kalo ayah tau"

ayah melotot pada lino yang sama sekali tidak menyangkal.

"ayah gak mau punya cucu dulu"

"yakali, yah. lino juga tau batasan. nanti pas lino udah gede baru lino kasih cucu"

"abis nikah!"

"bodoamat"

ayah menghela napas. lama-kelamaan sifat lino jadi makin mirip sama dia. ayah cukup kaget sama kelakuan lino. mungkin karena lama gak ngobrol bareng kaya gini.

"tugas yang ayah kirim udah di kerjain?"

"baru setengah. lino sibuk ngurusin osis. mau pergantian jabatan"

"sejak kapan kamu ikut osis?" tanya ayah yang baru tau.

"sejak setahun yang lalu"

"oh, jadi apa?"

"ketua"

ayah menatap lino kaget. kenapa dia baru tau? ah.. mungkin karena pekerjaan yang menumpuk.

"kenapa gak bilang ke ayah kalo bulan depan ada rapat orang tua?"

"emang ayah bisa dateng?"

"kamu pengen ayah dateng?"

lino menghela napas. capek juga. setidaknya dia tahu jadi lia yang setiap nanya bukannya di jawab malah di tanya balik.

"enggak"

"yaudah"

lino mendengus. dia melepas sendoknya dan berjalan ke kamarnya tanpa pamit. keburu kesel sama ayahnya.

...

apa kalian bisa nebak ayahnya lino kenapa?? ehehehehe

omong-omong ada yg kepo gak sama penampakan ayahnya lino?

🖇KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang