LB 4

9.1K 808 33
                                    

Happy reading!
~~

Sepulang sekolah Anin langsung pulang menuju kosan. Anin segera mengganti pakaiannya kemudian kembali pergi untuk bekerja part time disalah satu coffee shop. Anin bekerja paruh waktu karna ia tidak mau ketergantungan pada uang yang selalu diberikan oleh para pengurus panti. Anin memang dibesarkan di panti asuhan, jadi sampai sekarangpun Anin masih menjadi tanggung jawab panti. Sebenarnya banyak yang ingin mengadopsi Anin sejak Anin kecil namun ibu panti tidak mengijinkan. Ia sudah menganggap Anin sebagai anaknya, begitupun dengan Anin yang sudah menganggap beliau seperti ibunya

Anin sampai ditempat kerja tepat pukul 4 sore. Ia menyapa teman-temannya terlebih dahulu. Lalu ia beranjak untuk mengenakan apron miliknya. Baru saja Anin memakai apronnya, pelanggan mulai banyak berdatangan. Kebanyakan dari mereka memang datang saat Anin lah yang berdiri dibelakang mesin kopi itu. Pelanggan coffee shop itu sangat menyukai Anin baik dari parasnya maupun dari kemampuannya dalam membuat sebuah latte art. Dari semua barista yang bekerja disitu, Anin lah yang sangat terampil dalam menyajikan latte art

"Mba!"

Anin menengok ke arah sumber suara lalu ia tersenyum. Orang itu merupakan pelanggan yang paling Anin tunggu. Hampir setiap hari ia datang untuk menikmati secangkir latte

"Kamu mau apa Gre?"

"Yang biasa aja deh"

Anin mengangguk paham. Gracia menarik kursi disampingnya lalu duduk memperhatikan Anin yang mulai membuatkan pesanannya. Gracia melihat ada satu lelaki yang menatap Anin dengan tatapan tidak biasa. Lelaki itu seperti menelanjangi Anin melalui tatapannya dan Gracia tidak menyukai itu

"Abin" panggil Gracia

Gracia dengan sengaja menaikan volume bicaranya menjadi lebih kencang agar lelaki tersebut berhenti menatap Anin. Dan ternyata itu berhasil. Lelaki itu melirik Gracia lalu pergi menuju kearah toilet

"Iya?"

"Hari ini gambarnya jangan hati ya" ucap Gracia

"Kenapa?"

"Hati kamu cuma satu yakali dikasihin ke aku. Simpen aja buat pacar kamu nanti" ucap Gracia dengan nada bercanda

"Kalau aku maunya kasih ke kamu gimana dong?"

"Jangan dong" ucap Gracia cepat

Anin hanya terkekeh pelan menanggapi jawaban dari Gracia. Anin memang mempunyai perasaan lebih pada Gracia, namun ia terlalu takut untuk mengatakannya. Selama ini Gracia selalu berada disampingnya dan selalu menjadikannya prioritas utama. Itu sudah cukup bagi Anin

Anin kembali fokus membuat minuman yang berbahan dasarkan kopi dan susu itu. Karna untuk membuat secangkir latte dengan tekstur art yang indah memerlukan perbandingan yang tepat antara espresso dan susunya

Anin tersenyum bangga melihat hasil karyanya. Anin segera membawa cangkir itu pada Gracia. Gracia melihat gambar yang dibuat Anin kali ini bukanlah gambar hati melainkan salah satu karakter kartun yang berjudul we bare bears

"Makasi!" ucap Gracia tersenyum

"Oh iya, kamu kenal sama laki-laki yang tadi duduk disitu ga?" tanya Gracia menunjuk tempat duduk lelaki tadi

"Kenal sih engga, tapi tau"

"Siapa?"

"Kak Sean. Dia anak dari pemilik coffee shop ini. Kenapa emang?"

"Gapapa nanya doang"

Anin hanya mengangguk-angguk saja sedangkan Gracia mulai menikmati minumannya

"Gre?"

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang