LB 20

7.9K 744 95
                                    

Happy reading!
~~

"SHANI CEPET BUKA. KITA ADA KABAR GEMBIRA NIH. KITA UDAH BERHASIL DAPETIN FOTO PAK HENDRA!"

Gracia yang mendengar teriakan itu, sontak melihat ke arah Shani. Shani yang duduk disamping Gracia sebisa mungkin mempertahankan wajah datarnya. Gracia menatap penuh tanya pada Shani, Shani dengan cepat bangkit dari duduknya. Namun Gracia dengan cepat juga menarik Shani agar kembali duduk ditempatnya.

"Aku aja"

Gracia segera menuju ke arah pintu, sedangkan Shani hanya bisa berharap kedua sahabatnya itu mempunyai jawaban yang masuk akal jika Gracia bertanya tentang maksud dari teriakan mereka.

Aya dan Feni membelalakan matanya saat mengetahui ternyata yang membukakan pintu bukanlah Shani, melainkan Gracia. Gracia menatap Feni dan Aya bergantian.

"Lo kok ada disini?" tanya Aya mencoba bersikap seperti biasa

"Kalian ngapain ngambil foto bokap gw? Terus maksudnya foto apaan?!"

Aya yang mendengar pertanyaan Gracia hanya dapat menyenggol pelan lengan Feni. Feni tampak berpikir sejenak, tak lama kemudian Feni tiba-tiba menatap datar pada Gracia. Feni mencoba untuk mendorong Gracia agar ia dapat masuk kedalam apartemen Shani. Namun dengan cepat Gracia menghadangnya.

"Jawab dulu pertanyaan gw!"

"Lo pikir nama Hendra di dunia ini bokap lo doang hah?!" ucap Feni menatap kesal pada Gracia

"Minggir!" kesal Feni mendorong paksa Gracia

Feni dan Aya masuk begitu saja melewati Gracia yang masih diam ditempatnya. Gracia menutup pintu dengan kasar, lalu pergi menyusul Feni dan Aya dengan perasaan yang masih kesal. Gracia menatap kesal pada semua orang yang sedang berada diruangan tersebut, lalu Gracia pergi dengan menghentakan kakinya ke arah kamar mandi.

Shani yang melihat Gracia sudah masuk kedalam kamar mandi, langsung melemparkan tatapan tajam pada kedua sahabatnya. Sedangkan Feni dan Aya hanya bisa tersenyum canggung pada Shani.

"Ya maaf Shan, kita kan gatau kalau Gracia ada disini"

"Makanya jangan dibiasain teriak-teriak di depan apartemen orang!" kesal Shani

Feni melihat sekeliling, ia melihat kearah Chika dan Vivi yang sedang fokus dengan dunianya. Dan yang paling penting Feni melihat ke arah kamar mandi, memastikan Gracia masih lama berada di dalam sana.

"Jadi gimana?" tanya Shani pada kedua sahabatnya

Aya mengeluarkan ponselnya, membuka galeri di ponselnya, lalu memberikannya pada Shani. Shani membulatkan matanya saat melihat sebuah foto yang memuat Hendra sedang merangkul mesra Anin.

"I-ini-"

"Yup Anin sama pak Hendra" ucap Feni meyakinkan apa yang dilihat oleh Shani

"Dan lo tau Shan?" Aya kembali mengambil ponsel miliknya, ia memasangkan earphone pada ponselnya. Lalu memutar sebuah video, Shani menerima ponsel yang diberikan oleh Aya dan fokus menonton video tersebut.

"Makasih ya berkat kamu, semuanya aman"

"Ngambil hp sama nyimpen rokok doang mah gampang"

Shani seketika menutup ponsel milik Aya. Shani menatap kedua sahabatnya. Aya dan Feni kompak menganggukan kepalanya.

"Jadi semua ini kerjaan Anin?"

Aya dan Feni lagi-lagi mengangguk

"Jadi kita bakalan apain Anin nih?" tanya Feni semangat

"Pokonya gw gamau tau, harus yang seru" ucap Aya tak kalah bersemangat dengan Shani

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang