LB 30

7.4K 669 34
                                    

Happy reading!
~~

Sepulang sekolah Shani masih memikirkan saran dari kedua sahabatnya. Sebenarnya Shani juga masih tidak yakin jika Anin adalah saudara kembar Gracia, jadi tidak ada salahnya jika ia mengikuti saran dari Aya dan Feni. Sesampainya di dalam mobil, Shani langsung mengeluarkan ponsel miliknya dan segera mengirimkan pesan pada Anin.

Saat Shani meminta Anin untuk melakukan tes DNA, Anin menolaknya. Shani mulai meragukan Anin. Shani berpikir, jika Anin tidak mau melakukannya maka ia sendiri yang akan melakukannya. Yang Shani butuhkan sekarang adalah sample untuk melakukan tes DNA. Dikarenakan darah Anin dan Hendra tidak mungkin ia dapatkan, maka Shani memutuskan untuk menggunakan rambut saja.

"Berarti sekarang gw harus ke rumah Gracia. Tapi hasil tesnya pasti lama"

Shani tampak berpikir bagaimana ia bisa mendapatkan hasil itu secepatnya. Lalu tiba-tiba Shani teringat pada Vienny.

"Oh iya kan kak Vienny kerja di rumah sakit. Pasti dia punya temen yang bagian lab kan. Nah gw bisa manfaatin dia" ucap Shani dalam batinnya lalu tersenyum

"Shan?"

"Iya kak Vienny kenapa?" ucap Shani tanpa sadar

Shani seketika menyadari situasinya. Shani mengedipkan matanya benerapa kali, lalu perlahan menoleh kearah samping. Disana Gracia sedang menatap tajam kearahnya. Shani menelan ludahnya sendiri saat melihat Gracia yang memasang wajah marahnya.

"A-aku bisa jelasin.."

"Bisa-bisanya ya kamu mikirin mantan kamu pas lagi bareng aku!" kesal Gracia melemparkan kunci mobil pada Shani

"Lah aku pulangnya gimana? Kan tangan aku belum sembuh" ucap Shani dengan nada yang sengaja dibuat sesedih mungkin

"Sana minta jemput sama Vienny!" ucap Gracia hendak keluar dari mobil

"Oke"

Gracia mendengus kesal lalu kembali duduk dikursi pengemudi, ia membanting dengan keras pintu mobil itu. Gracia dengan cepat merebut ponsel milik Shani, karna ternyata Shani hendak menelpon Vienny. Lalu Gracia segera menginjak pedal gasnya. Shani menahan tawanya, lalu sedikit menggeser duduknya mendekati Gracia. Shani lalu meraih lengan kiri Gracia. Shani menautkan jari jemarinya dengan milik Gracia. Walaupun kesal, Gracia tidak menolaknya.

"Jangan marah-marah mulu sayang, tar cepet tua" ucap Shani mencium sekilas pipi Gracia, lalu bersandar dibahu Gracia

"Hm" Gracia hanya berdehem menanggapi Shani

"Gre" panggil Shani dengan nada yang sangat lembut

"Kenapa hm?" tanya Gracia menoleh sekilas pada Shani

"Aku mau tau, kalau misalnya orang yang paling kamu sayang itu diurutin. Aku urutan keberapa?"

"4" jawab Gracia cepat yang berhasil membuat Shani memajukan bibirnya beberapa centi

"1 sampe 3 siapa?!" ketus Shani

"Mama, Papa, Christy"

"Kalau kamu?" ucap Gracia bertanya balik pada Shani

"Kamu, Chika, Feni Aya"

"Aku? Pertama?" tanya Gracia terkekeh pelan

"Aku serius Gre!"

"Kamu itu harus utamain dulu keluarga Shan.." ucap Gracia menoleh sekilas pada Shani

"Coba aku tanya, kamu sayang sama om Reynan ga?" tanya Gracia

"Ga!" jawab Shani cepat dan kembali menegakan badannya

"Kenapa?"

"Kamu masih tanya kenapa? Kemaren aja kamu udah ngerasain gimana jahatnya dia Gre!"

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang