LB 37

6.3K 629 35
                                    

Happy reading!
~~

"Ambil punya saya aja Dok.."

Feni yang sedari tadi mendengarkan semua percakapan Gracia dengan Dokter segera berlari menghampiri Gracia.

"Gre jangan aneh-aneh deh lo! Lo pikir idup pake satu ginjal itu enak!" ucap Feni menatap tidak suka pada Gracia

"Ya terus gw harus gimana Fen?!"

"Ga pokonya engga, kita bisa cari cara lain! Apalagi kalau Shani tau, dia ga bakalan ngijinin lo buat donorin ginjal lo! Parahnya lagi, Shani pasti bakalan nyalahin gw!"

"Kalau sudah pasti tentang siapa yang akan menjadi pendonor, tolong hubungi saya segera" ucap Dokter tersebut disela-sela perkelahian antara Feni dan Gracia

Gracia dan Feni menganggukan kepalanya, lalu Dokter tersebut pergi meninggalkan Feni dan Gracia.

"Gw punya solusi!" ucap Feni tiba-tiba

Gracia hanya diam menunggu Feni mengucapkan solusinya. Gracia berharap solusi yang diberikan Feni cukup masuk akal.

"Nyokap lo! Suruh aja nyokap lo!" ucap Feni

"Ga! Lo gila ya?!" ucap Gracia langsung menolak ide dari Feni

Winata yang sedari tadi berada tidak jauh dari mereka, menyimak semua percakapan antara Gracia dengan temannya. Winata bisa datang ke rumah sakit itu karna Hendra yang tiba-tiba menelponnya dan memberitahu tentang Anin masuk rumah sakit, tanpa banyak berpikir Winata pun langsung menuju ke alamat yang diberikan oleh Hendra. Diam-diam Winata segera menuju ke ruangan dokter.

Tak lama sejak Winata pergi, dokter yang tadi berbincang dengan Gracia kembali menemui Gracia. Gracia yang sedang duduk di tempatnya pun seketika berdiri menghampiri dokter tersebut. 

"Jadi kapan saya akan diperiksa dok? Bukannya lebih cepat lebih baik ya dok?! Saya sudah siap untuk-"

"Mohon tenang dulu ya.." ucap dokter tersebut memotong ucapan Gracia

"Untuk pendonor sudah ada, dan sudah cocok juga. Jadi anda tidak perlu menjadi pendonor untuk pasien ya" ucap Dokter tersebut membuat Gracia dan juga Feni yang berada disampingnya menatap bingung

"Siapa?" tanya Feni dan Gracia bersamaan

"Untuk nama saya tidak bisa sebutkan. Tapi setelah selesai operasi, anda bisa bertemu dengan pendonornya"

"Kalau begitu tolong lakukan yang terbaik untuk Anin Dok.." ucap Gracia dengan air mata bahagianya. Dokter tersebut tersenyum ramah, lalu segera pergi mempersiapkan diri untuk segera melakukan operasi

"Ke ruangan Shani yuk, dia udah sadar" ajak Feni dan langsung diangguki Gracia

Sedangkan Shani yang baru saja tersadar, langsung merasakan pusing dikepalanya. Shani menatap sekelilingnya, dan ia melihat seorang Dokter yang sedang memunggunginya. Shani tiba-tiba meringis saat merasakan denyutan di dahinya. Karna ringisan itu, Dokter yang memunggungi Shani tadi segera berbalik dan mengecek keadaan Shani.

"Kamu gapapa? Sakit ya? Aishh harusnya kamu jangan dulu bangun!" ucap Dokter itu panik karna melihat darah yang kembali mengucur dari dahi Shani yang baru saja dijahit

"Kak Vienny kok bisa ada disi.. AAAHHHH SAKIT!" 

Shani berteriak kesakitan karna Vienny tiba-tiba menekan dahinya, tepat dibagian yang baru saja dijahit. Vienny tertawa pelan, lalu kembali membersihkan darah yang mengucur.

"Kak Vienny udah ih sakit.." rengek Shani seperti anak kecil, sedangkan Vienny hanya bisa menahan tawanya

"Udah diem! Ini dikit lagi beres, tinggal ditutup lukanya"  ucap Vienny membantu Shani untuk duduk

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang