LB 29

7.1K 658 6
                                    

Happy reading!
~~

Anin berdiri memandangi mobil yang lalu lalang dijalanan. Pikirannya kacau mengetahui bahwa ia adalah seorang anak yang dititipkan di panti asuhan. Hatinya terasa sangat sakit saat mengetahui seseorang yang dicintainya ternyata tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Anin merasa hidupnya tidak berarti lagi. Botol minuman keras yang berada di genggamannya, ia benturkan dengan keras pada tiang disebelahnya. Menyebabkan botol tersebut pecah menjadi beberapa kepingan. Anin meremas sisa pecahan kaca yang berada digenggamannya. Tak lama kemudia, darah mulai mengalir. Anin hanya memandang kosong pada darah yang mengalir dari lengannya, ia sama sekali tidak merasakan sakit.

Anin ingin segera mengakhiri penderitaannya. Anin menoleh kekanan, ia melihat sebuah mobil yang sedang melaju kearahnya. Dengan mata yang terpejam dan bibir yang membentuk sebuah senyuman, Anin mulai melangkahkan kakinya.

BUGH

Semua orang langsung berlari menghampiri Anin, begitupun dengan orang yang menabrak Anin. Kebetulan mobil tersebut merupakan mobil yang ditumpangi oleh keluarga Gracia. Hendra langsung membawa Anin yang sudah kehilangan kesadarannya kedalam mobil dan segera menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Anin langsung ditangani oleh dokter.

"Udah Pah kita tinggalin aja orangnya" ucap Winata menarik Hendra

"Tapi Ma, kita udah nabrak orang itu"

"Kita ga nabrak dia ya, dia yg nabrakin dirinya ke mobil kita!" ucap Winata tidak suka

Gracia dan Christy hanya bisa menyimak kedua orang tuanya yang sedang bertengkar. Hendra yang sudah malas berdebat dengan sang istri, akhirnya memilih untuk mengikuti kemauan istrinya.

"Yauda Papa urus dulu administrasinya, kalian tunggu di mobil" ucap Hendra langsung menuju kebagian administrasi

Winata segera membawa kedua putrinya menuju mobil. Sepanjang jalan, Winata terus menerus menggerutu.

"Ma, kalau anak tadi kenapa-napa gimana?" tanya Gracia

"Kamu ga usah ikut-ikutan Papa kamu ya! Kita itu ga salah, jadi kalau dia kenapa-napa bukan urusan kita!"

"Tapi Ma-"

"Udah ya Gracia cukup! Kita kesini mau liburan, bukan ngurusin orang sakit!"

Gracia hanya menganggukan kepalanya. Sekilas Gracia menoleh kebelakang, entah kenapa Gracia merasa khawatir pada anak yang ditabrak oleh ayahnya. Namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh Winata dan Gracia hanya bisa menurut.

~~

Anin terbangun saat tengah malam. Anin mengedarkan pandangannya. Anin mendengus kesal saat mengetahui dirinya sedang berada dirumah sakit.

"Kenapa gw masih idup si?!" kesal Anin langsung bangkit dari tidurnya

Tiba-tiba pintu ruangan tersebut terbuka. Anin menoleh pada suster yang baru saja masuk kedalam ruangannya.

"Sus saya boleh pulang sekarang kan?" tanya Anin

"Syukur anda tidak mengalami cedera yang serius. Tapi lebih baik pulang besok pagi saja ya? Sekarang sudah larut malam" ucap Suster tersebut ramah

"Tapi gw ga bisa bayar ya, gada duit" ucap Anin ketus

"Untuk biaya sudah dilunasi kok"

"Sama siapa?"

"Saya kurang tau, tapi beliau akan kembali besok pagi untuk menjemput anda. Dan ini dompetnya yang tertinggal tadi" ucap Suster tersebut memberikan dompet milik Hendra pada Anin.

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang