LB 35

7.8K 682 40
                                    

Happy reading!
~~

Gracia terbangun dari tidurnya setelah melewati malam yang cukup panjang. Gracia sedikit mengangkat selimutnya, ia melihat tubuhnya yang tidak tertutupi oleh sehelai benang pun. Gracia menoleh kesamping dan mendapati Shani yang masih tertidur pulas. Gracia mengusap lembut pipi Shani, lalu ia tersenyum.

Gracia mencoba untuk memungut pakaiannya yang berserakan, namun begitu ia menggerakan kakinya. Gracia merasakan sakit dibawah sana.

"Aw shh.."

Meskipun sedikit meringis, Gracia tetap memunguti pakaiannya dan segera memakainya. Mengingat kembali kejadian malam yang cukup panas kemarin, Gracia tiba-tiba merasakan panas dipipinya. Gracia segera menggelengkan kepalanya cepat. Gracia duduk ditepian kasur sembari mengikat rambutnya asal, tiba-tiba sepasang tangan melingkar diperutnya.

"Aku pusing banget Gre" ucap Shani dengan suara serak khas seseorang yang baru saja terbangun dari tidurnya

Gracia melepaskan lengan Shani yang melingkar diperutnya. Gracia menuntun kepala Shani agar berbaring di pahanya. Shani memejamkan kedua matanya saat merasakan pijatan Gracia dikepalanya.

"Aku semalem kenapa? Kenapa bisa pusing banget pagi ini?" tanya Shani masih memejamkan matanya

"Jangan bilang kamu lup-"

"Aku ga inget apapun" ucap Shani cepat memotong ucapan Gracia

Seketika Gracia menghentikan pergerakannya. Dadanya tiba-tiba terasa sesak. Matanya pun mulai berkaca-kaca. Benarkah Shani tidak mengingat apapun, jika iya.. Artinya kenangan semalam yang sangat membahagiakan bagi Gracia, tidak berarti apapun bagi Shani.

"J-jadi kamu ngelakuin itu karna kamu mabuk?" tanya Gracia dengan suara yang bergetar

"Ngelakuin itu? Itu apa?" tanya Shani membuka kedua matanya dan menatap bingung pada Gracia

Detik itu juga setetes air mata Gracia berhasi lolos. Gracia menarik nafasnya dalam, lalu menghapus cepat air mata tersebut.

"G-ga!" ucap Gracia memindahkan kepala Shani dari pangkuannya

Shani segera bangkit dari tidurnya dan duduk disamping Gracia. Gracia ingin segera meluapkan rasa sakitnya, ia ingin menangis detik ini juga. Haruskah ia menyesal sekarang?

Gracia segera menggelengkan kepalanya pelan. Jujur, ia tidak merasakan penyesalan sedikitpun. Gracia benar-benar tulus memberikan hal tersebut pada Shani. Tapi saat mendengar Shani melupakan semuanya, itu membuat Gracia sulit bernafas seketika.

Gracia tidak bisa menahannya lebih lama lagi, ia ingin segera menangis. Gracia bangkit dari duduknya dan hendak melangkahkan kakinya menuju toilet. Shani tiba-tiba menarik lengan Gracia hingga Gracia duduk dipangkuannya.

"Lepasin!"

Gracia memberontak dan mendorong keras bahu Shani. Shani menahan kedua lengan Gracia dan menuntun Gracia agar melingkarkan lengannya dilehernya. Shani juga melingkarkan lengannya dipinggang Gracia.

"A-aku udah keterlaluan ya?" tanya Shani mengernyitkan dahinya

Gracia berhenti memberontak dan ia menatap bingung pada Shani. 

"Aku inget semuanya kok" ucap Shani menahan tawanya

Seketika Gracia memukul keras bahu Shani. Bukannya merasa kesakitan akibat pukulan Gracia, Shani malah tertawa terbahak-bahak. Gracia semakin kesal dibuatnya, ia dengan cepat mencubit perut Shani. Tak hanya mencubit, Gracia pun memelintir cubitannya.

"Aw.. Sakit Gre!"

Saat Gracia melepaskan cubitannya. Shani langsung mengecek kondisi perutnya, ia melihat tanda kemerahan diperutnya karna ulah Gracia. Shani menegakkan kepalanya dan menatap lurus pada Gracia.

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang