Happy reading!
~~Shani yang sedang asik berbincang dengan Gracia, tiba-tiba berhenti sejenak untuk menerima panggilan yang masuk pada ponselnya. Gracia melihat raut wajah Shani yang berubah menjadi panik bercampur khawatir. Shani kemudian mengarahkan sepedanya menuju ke rumahnya yang kebetulan tidak terlalu jauh dari tempatnya berada sekarang. Setelah sampai dirumahnya, Shani segera menyimpan sepedanya asal. Shani berlari cepat memasuki rumahnya, ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Shani melihat Gracia yang mengikutinya. Shani segera menarik Gracia agar keluar dari rumah tersebut.
"Tunggu disini ya, jangan pernah masuk apapun yang terjadi" ucap Shani memperingati Gracia
"Tapi-"
"Gw mohon kali ini dengerin gw ya" ucap Shani lalu pergi meninggalkan Gracia
Bukan tanpa alasan Shani melarang Gracia untuk masuk kerumahnya, ia hanya tidak mau Gracia terkena masalah karenanya. Apalagi jika sudah bermasalah dengan seorang Reynan, maka orang yang bermasalah tersebut tidak akan pernah tenang menjalani hidupnya
Shani mencoba membuka pintu rumah tersebut, namun ternyata terkunci. Shani mencoba mendobrak pintu tersebut, namun hasilnya tetap tidak terbuka. Shani tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mendobrak pintu tersebut. Shani bisa melihat Chika dan Reynan yang sedang bertengkar melalui jendela. Shani bertambah panik saat melihat Reynan yang melemparkan gelas tepat dihadapan Chika. Shani berlari mencoba untuk meminta kunci cadangan yang pasti dimiliki oleh setiap penjaga di rumah ini. Namun tak ada satupun dari mereka yang meminjamkan Shani kunci cadangan tersebut. Shani yakin Reynan lah yang melarang mereka memberikan kunci itu. Shani kesal karna tidak bisa berbuat apapun sekarang, ia hanya bisa melihat Chika yang sedang dimarahi oleh Reynan
"KAMU UDAH GA BISA REBUT POSISI NOMOR 1, SEKARANG KAMU SUKA SAMA CEWEK? UDAH GILA KAMU HAH?! APA YANG BISA PAPA BANGGAIN DARI KAMU?!"
Reynan kembali mengangkat tangannya dan lagi-lagi menampar Chika dengan keras. Chika hanya bisa meringis dan mulai merasakan pusing dikepalanya. Pandangannya pun sedikit mengabur. Chika merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya
"Sekarang kamu pilih jauhin dia atau Papa yang bakalan buat dia hilang dari kehidupan kamu?"
"Pa, Chika mohon jangan ganggu kak Vivi. Chika janji bakal jauhin dia Pa!" ucap Chika panik mendengar ancaman yang Reynan lontarkan
"Oke Papa pegang janji kamu. Tapi kalau kamu ingkar, kamu akan liat akibatnya!"
Shani yang melihat pintu rumahnya tiba-tiba terbuka. Tanpa basa-basi, Shani langsung masuk dan mengampiri Chika. Shani tidak bisa menahan air matanya saat melihat kondisi Chika sekarang ini. Pipi yang semula berwarna putih mulus berubah menjadi berwarna merah akibat tamparan Reynan, dahi yang terluka akibat pecahan kaca, dan hidung yang mengeluarkan darah. Shani dengan cepat menarik Chika kedalam pelukannya
"Cici telat lagi ya?" tanya Shani dengan air mata yang masih mengalir
Shani memeluk erat Chika. Shani sangat merasa bersalah sekarang dan Chika memahami itu. Chika membalas pelukan Shani dan menggeleng pelan
"Engga, cici tepat waktu kok sekarang. Buktinya aku masih idup" Chika terkekeh pelan lalu mendorong pelan Shani agar Shani melepaskan pelukannya.Shani mengusap pipi Chika dan menghapus air mata yang mengalir disana.
"Aku bawa dia" ucap Shani pada Reynan
"Silahkan" ucap Reynan dengan santainya meninggalkan kedua anaknya
Shani segera membawa Chika dari tempat itu. Shani melihat paper bag yang tergeletak disamping sepedanya. Shani mengambilnya dan kembali membawa Chika untuk keluar bersamanya. Begitu keluar dari gerbang, Chika melihat Gracia yang sedang berdiri disana
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY BASTARD [END]
Fanfiction"Gw suka sama lo.. Gracia!" "H-hah?" "Tapi boong!" [25 April 2020 - 13 Feb 2021]