LB 38

6.6K 637 34
                                    

Happy reading!
~~

Anin sudah dipindahkan ke ruangan rawat inap. Dokter memperkirakan Anin akan tersadar pada sore hari. Gracia dengan sabar menunggu disamping Anin, ia ingin menjadi orang pertama yang dilihat oleh Anin saat Anin membuka kedua matanya.

"Kamu hebat udah bertahan sejauh ini" ucap Gracia mengusap lembut punggung tangan Anin

Gracia tiba-tiba merasakan lengan seseorang yang mengusap bahunya. Gracia menoleh, dan tersenyum pada Shani. Namun beberapa saat kemudian, Shani menarik lengannya karna teringat sesuatu. Shani berjalan menjauhi Gracia dan memilih untuk duduk di sofa. Gracia menatap bingung pada Shani, lalu ia menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Gracia berdiri dihadapan Shani

Shani mendongakkan kepalanya, dan tanpa mengatakan apapun Shani memeluk perut Gracia.

"Kamu kenapa hm?" tanya Gracia merasa khawatir dengan perubahan mood Shani yang begitu cepat

"Gapapa, aku cuman ngerasa bersalah aja sama kamu" ucap Shani tanpa melepaskan pelukannya

"Karna?"

"Sebelum aku bilang, aku mau nanya dulu. K-kalau aku cium orang lain selain kamu, kamu marah ga?"

"Jangan bilang kamu-"

"TAPI INI BUKAN AKU YANG MAU, KEPAKSA GRE!" ucap Shani cepat

Gracia melepaskan lengan Shani yang melingkar diperutnya. Gracia mundur beberapa langkah untuk memberi jarak dengan Shani.

"Siapa hm?" tanya Gracia bersidekap dada

"A-anin"

"ANIN?!"

"E-eh jangan salah paham dulu, aku cuman ngasih oksigen doang pas dia pingsan di sungai itu" ucap Shani memejamkan matanya karna takut jika Gracia tiba-tiba menamparnya

"Kalau gitu, aku gajadi marah" ucap Gracia mengambil posisi duduk disamping Shani

Shani menghembuskan nafas leganya, ia kembali membuka kedua matanya.

"Makasi udah mau cerita.." ucap Gracia bersandar pada bahu Shani

"Tapi jangan diulangi lagi!" ucap Gracia tiba-tiba menoleh kepada Shani dengan tatapan tajamnya

Shani menelan ludahnya, lalu menganggukan kepalanya cepat. Tiba-tiba mereka mendengar pergerakan dari Anin, Gracia dengan cepat menyuruh Shani untuk memanggil dokter.

Gracia menghampiri Anin dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Air matanya tidak bisa ia tahan lagi saat melihat Anin yang perlahan membuka kedua matanya. Begitu Anin membuka kedua matanya dengan sempurna, air mata bahagia mulai mengalir di pipi Gracia.

Tak berselang lama, dokter pun tiba dan segera memeriksa kondisi Anin. Setelah selesai memeriksa, dokter tersebut menjelaskan pada Gracia tentang kondisi Anin. Setelah itu, dokter tersebut kembali meninggalkan ruangan.

"Hai.." ucap Gracia dengan air mata yang mengalir dipipinya

"Kamu kenapa nangis?" tanya Anin dengan susah payah mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Gracia

Gracia meraih tangan Anin yang berada dipipinya, ia menggenggam erat tangan Anin.

"Semuanya udah selesai, kamu berhasil. Kamu hebat.." ucap Gracia dengan senyum tulusnya

Anin membalas senyuman Gracia, namun ia menarik tangannya dari genggaman Gracia.

"Shani mana? Dia yang nyelametin aku kan? Aku mau bilang makasi sama dia"

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang