LB 34

7.4K 753 38
                                    

Happy reading!
~~

"Shan lo harus pulang sekarang! Om Reynan tau lo sama Gracia pacaran dan sekarang om Reynan bawa Gracia pergi!"

"Shan!"

"Shani lo denger gw kan?!"

"I-iya gw denger lo. Gw pulang sekarang!"

Shani langsung meninggalkan semua pekerjaanya. Shani bergerak cepat untuk mencari taksi. Saat ia sudah mendapatkannya, ia tergesa-gesa memasuki taksi tersebut.

"Ngebut ya pak! Nanti saya bayar lebih!"

Sepanjang perjalanan, pikiran Shani dipenuhi oleh rasa khawatir pada Gracia. Shani tidak akan pernah membiarkan Reynan menyentuh Gracia untuk kedua kalinya. Shani juga berkali-kali mencoba menghubungi Gracia, namun tidak ada jawaban. Pikiran Shani mulai kacau, ia takut semua firasat buruk yang ia rasakan akan segera terjadi. Sesampainya di parkiran, Shani memberikan beberapa lembar uang pada sopir taksi tersebut. Shani berjalan cepat menuju kearah lift.

Dengan tidak sabar, Shani terus menerus menekan tombol lift tersebut. Shani mengacak rambutnya kesal karna pintu lift tersebut tak kunjung terbuka. Akhirnya Shani memilih berlari melewati tangga. Shani lagi-lagi merasakan pusing dikepalanya, nafasnya mulai terengah-engah, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Shani memejamkan matanya sejenak karna merasa penglihatannya tiba-tiba memburam.

Shani sudah semakin dekat dengan unit miliknya. Beberapa kali Shani kehilangan keseimbangannya, namun ia tetap berusaha untuk tetap berjalan. Tanpa berlama-lama lagi, Shani segera membuka pintu dihadapannya. Ruangan tersebut gelap. Shani tidak yakin ruangan tersebut memang gelap atau itu hanya penglihatannya saja. Shani mencoba mencari saklar untuk menghidupkan lampu ruangan tersebut. Shani menekan salkar tersebut, seketika ruangan itu kembali terang.

"HAPPY BIRTHDAY!"

Shani menatap bingung pada 3 orang dihadapannya. Aya dan Feni yang sedang sibuk memutar confetti. Gracia yang sedang tersenyum dengan kue ditangannya. Setelah beberapa detik, akhirnya Shani menyadari jika ia sedang dikerjai oleh teman-temannya. Shani menatap kesal pada Aya, namun Aya belum menyadari tatapan kesal Shani karna ia masih fokus pada confetti.

"Shan bantu-"

Ucapan Aya terpotong karna ia terkejut melihat Shani yang menatapnya penuh dengan emosi dan juga sepatu yang berada ditangannya. Sepatu tersebut bisa mendarat kapan saja diwajahnya.

BUGH

Aya membeku ditempatnya karna sepatu tersebut hampir mengenai wajahnya. Aya melihat Shani kembali mengambil sepatu yang satunya, spontan Aya melompat dan bersembunyi dibelakang sofa.

"Yah yah Shani calm down.." ucap Aya berteriak dibelakang sofa

Shani hanya memutar bola matanya malas. Shani menjatuhkan sepatu digenggamannya begitu saja dan berjalan menghampiri Gracia.

"Happy birthday!" ucap Gracia tersenyum begitu Shani berada dihadapannya

"Kamu gapapa kan?" tanya Shani mengusap pipi Gracia

"Aku gapapa.." jawab Gracia dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya

"Jangan bikin becandaan kaya gini lagi ya, aku ga suka. Aku udah panik banget tadi"

"Itu ide mereka berdua" ucap Gracia dengan polosnya, membuat Feni dan Aya berada dalam bahaya

Shani menatap tajam pada kedua sahabatnya. Feni yang mengerti jika ia sedang dalam bahaya langsung berlari ke kamar. Aya perlahan muncul dari belakang sofa dan memberikan senyuman pada Shani, lalu sedetik kemudian ia berlari menyusul Feni.

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang