LB 14

7.5K 741 23
                                    

Happy reading!
~~

Begitu mendapatkan pesan dari Feni, Shani dan Aya segera berlari menuju ke gerbang belakang sekolah. Mereka mencari keberadaan Feni, namun disana tidak ada siapapun. Shani memutuskan untuk menelpon Feni. Begitu Shani melakukan panggilan, dering telpon terdengar dari arah belakang. Dengan telpon yang masih menempel ditelinganya, Shani membalikan badannya. Begitupun dengan Aya. Senyuman yang semula menghiasi wajah keduanya, sekarang menghilang begitu saja digantikan oleh tatapan kosong dari mata mereka. Disana berdiri seorang pria berbadan tegap yang sedang tersenyum pada Aya dan Shani

Hendra Wijaya, kepala sekolah sekaligus ayah dari Gracia itu sedang berdiri disana dengan ponsel milik Feni ditangannya

"Cari teman kalian ya? Dia sedang belajar, tidak seperti kalian keluyuran disini" ucap Hendra tersenyum meremehkan

"Saya tidak mau berlama-lama disini, jadi jelaskan apa maksud kalian masuk kedalam ruangan saya?"

"Untuk menyimpan ini?" tanya Hendra mengeluarkan kamera kecil dari sakunya

Shani dan Aya melihat kamera kecil milik mereka. Hendra menjatuhkannya kamera tersebut lalu menginjaknya. Kamera itu hancur tepat didepan mata Aya dan Shani

"Kalian itu tipe-tipe anak yang kurang perhatian orang tua. Kalian mencari kesenangan diluar sana hanya untuk sekedar mendapatkan perhatian dari orang tua kalian saja kan? Jika seperti itu, maka saya bisa bantu. Saya akan memanggil orang tua kalian"

Shani mengepalkan tangannya mendengar ucapan Hendra. Sedangkan Aya bingung harus menanggapi Hendra seperti apa, karna semua ucapan Hendra benar adanya. Selama ini Aya senang mencari masalah karna hanya ingin mendapatkan sedikit perhatian dari kedua orang tuanya

"Kalian jangan pernah cari masalah dengan saya, atau saya akan mengeluarkan kalian dari sekolah ini!"

"Apa hak bapak mengeluarkan kami dari sekolah ini?" tanya Aya

"Saya mempunyai hak. Dan jika mengingat kelakuan kalian selama ini yang selalu melanggar peraturan sekolah, sepertinya saya bisa dengan mudah mengarang cerita agar kalian dikeluarkan dari sekolah ini"

"Kalau seperti itu, bagaimana jika kita dikeluarkan dari sekolah ini secara bersamaan?. Saya dikeluarkan karna kenakalan saya, sedangkan bapak dikeluarkan karna melakukan pelecehan seksual. Cukup adil kan?" ucap Shani tidak terima dengan ancaman Hendra

Shani menunggu jawaban Hendra, namun Hendra hanya tertawa menanggapi ucapan dari Shani

"Kamu jangan asal menuduh saya tanpa bukti ya" ucap Hendra tersenyum lalu dengan sengaja kembali menginjak kepingan kamera yang sudah hancur

"Kalian tidak takut dikeluarkan dari sekolah ini karna kalian kaya kan? Kalian bisa dengan mudah mencari sekolah lain lalu melanjutkan pendidikan kalian. Tapi bagaimana dengan Feni?"

Hendra melemparkan ponsel milik Feni pada Shani. Shani tidak menangkapnya, Shani membiarkan ponsel itu jatuh menghantam tanah

"Jika kalian berhenti ikut campur urusan saya, Feni tidak akan dikeluarkan dari sekolah ini. Semuanya terserah kalian, kalian mau melanjutkan hobi bodoh kalian atau kalian lebih memilih teman kalian" ucap Hendra pergi meninggalkan Shani dan Aya

Aya mengambil ponsel milik Feni yang tergeletak di tanah. Aya mengecek kondisi ponsel tersebut yang ternyata sudah retak pada bagian layarnya

"Mau siapa yang ganti nih?" tanya Aya

"Gw aja" jawab Shani merebut ponsel dari tangan Aya

"Kok hp Feni bisa ada di dia ya?"

"Yang anehnya lagi, kenapa pak Hendra bisa tau password Hp Feni"

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang