LB 27

7.3K 728 73
                                    

Happy reading!
~~

Sudah beberapa hari Shani menjalani terapi. Kondisi Shani sekarang ini sudah cukup membaik. Shani mulai bisa berjalan meskipun tetap dibantu oleh kruk. Tangan kiri Shani harus tetap menggunakan penyangga agar menahan posisi lengan Shani dalam keadaan tertekuk, sehingga pergerakan diarea yang cedera menjadi berkurang. Dengan seperti itu bisa mempercepat proses penyembuhan pada lengan Shani.

Shani hari ini baru saja selesai menjalani terapi. Shani baru saja akan bangkit dari duduknya, namun ditahan oleh dokter dihadapannya.

"Shan"

"Iya dok?"

"Mau sampe kapan kamu pura-pura ga kenal"

"Arghh.. Kepala saya sakit dok" ucap Shani meringis kesakitan memegangi kepalanya

"Kamu ga hilang ingatan Shan"

"Dok kepala saya beneran sakit ini"

"Kamu baru aja minum obat Shaniii" ucap dokter tersebut kesal menatap datar pada Shani

Shani menghentikan kebohongannya lalu tersenyum canggung pada dokter dihadapannya.

"Shani"

"Iya kenapa kak Vienny?" jawab Shani pada akhirnya

Dokter tersebut tersenyum mendengar Shani kembali memanggil namanya. Ya dokter tersebut adalah mantan kekasih dari Shani, Vienny. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Dan sekarang ini mereka kembali bertemu sebagai seorang dokter dan pasien.

"Aku denger dari temen-temen kamu, tentang kamu sama Gracia"

"Hmm"

"Kayanya sekarang kamu lagi nerima karmanya ya" ucap Vienny terkekeh pelan

"Jadi gimana rasanya dipermainkan Shan, enak ga?"

"Akhirnya kamu ngerasain apa yang aku rasain dulu ya" ucap Vienny diakhiri dengan senyuman

Shani menghembuskan nafasnya pelan. Shani melihat sekilas pada Vienny lalu bangkit dari duduknya. Shani meraih kruk disampingnya dan berjalan meninggalkan ruangan Vienny. Vienny mengikuti Shani dari belakang. Shani menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Vienny.

"Kak Vienny, ah maaf maksud saya dokter Vienny. Kalau dokter mau mancing emosi saya, jangan sekarang ya. Saya lagi males berantem" ucap Shani menatap datar pada Vienny

Vienny hanya mengangkat bahunya acuh. Shani mendengus kesal lalu kembali berjalan menuju ke taman belakang. Sesampainya ditaman, Shani langsung mengambil tempat duduk yang berada didekat pohon. Shani mengadahkan kepalanya lalu memejamkan kedua matanya. Shani menarik nafasnya dalam, lalu membuangnya dengan kasar. Shani kembali memikirkan perkataan Vienny. Shani kemudian tertawa pelan mengingat hari-hari dimana ia mempermainkan perasaan Vienny. Dan tak pernah Shani sangka kalau sekarang ini dirinya berada diposisi Vienny, yaitu yang dipermainkan.

Sampai saat ini Shani belum bertemu dengan Gracia. Shani mengkhawatirkan keadaan Gracia, namun ia ragu untuk menghubungi Gracia. Jadi untuk saat ini Shani hanya bisa mengetahui kondisi Gracia dari teman-temannya. Bukan tanpa alasan Shani bersikap seperti ini, hanya saja Shani terlalu lelah untuk meyakinkan Gracia bahwa ia benar-benar mencintainya. Sekuat apapun Shani mencoba, Gracia tidak pernah melihat kepadanya.

"Itu artinya gw harus nyerah kan?" tanya Shani pada dirinya sendiri sembari tertawa pelan

"Iya lo harus nyerah, Gre bakalan tetep milih gw"

Shani dengan cepat membuka kedua matanya dan menoleh kesamping saat mendengar suara Anin.

"Sejak kapan lo duduk disini?" tanya Shani yang terkejut dengan kehadiran Anin

LUCKY BASTARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang