#35. Arjuna di Hukum

108K 6.2K 463
                                        

'Malu sih,tapi ngeliat kamu ketawa kenceng kaya tadi aku rela deh'
-Arjuna-

-🕊-

"Guru Sejarah masuk gak sih?!" Ucap Rani kesal. Pasalnya guru nya memang berkata masuk kelas namun sampai setengah jam gurunya belum menampakkan batang hidungnya.

Syila memutar bola matanya malas.

"Gak usah masuk kelas aja sekalian. Ngantuk gue"

"Syil--

BRAK.

Semua murid di kelas tersentak kaget saat guru Sejarah memasuki kelas dengan wajah sangarnya.

Semua murid sudah menelan air liurnya susah payah saat sang guru membanting buku di meja guru.

"Masuk kamu Arjuna!"

Vella mengernyit dahinya.

Arjuna?

Arjuna tunangannya?

Oops!

Kenapa sekarang dirinya semudah itu mengakui?

"Oke Arjuna,karena kamu tidak mengerjakan tugas ibu dari sebulan yang lalu jadi kamu terima hukuman kamu saat ini" ujar bu Harum selaku guru Sejarah sambil menekankan kata 'sebulan'.

Arjuna berdehem mencoba mengatur wajahnya se cool mungkin. Apalagi ini di kelas Vella,tunangannya.

Segala bilang sebulan lagi manaan ada si Vella. Batin Arjuna kesal.

Bu Harum menatap Arjuna tajam.

"Hukuman kamu baca biodata kamu--

"Lah bu saya ini udah SMA tapi kok hukumannya kaya bocah sd?!"protes Arjuna tak terima. Yang bener aja baca biodata.

Bu Harum melotot menatap Arjuna. Namun yang namanya Arjuna tak akan takut dengan siapapun walaupun orang itu lebih tua darinya.

"Abis itu kamu harus ikut olimpiade matematika antar asia"

Pfftttt.

Arjuna tersedak ludahnya sendiri. Dirinya memang terkenal cerdas walaupun suka berbuat onar. Bukannya sombong tapi emang fakta.

"Males ah bu,lagian kan ada Doni. Dia juga pinter kok bu" ucap Arjuna mencari alasan dengan menyebutkan Doni,si kutu buku.

"Tapi sekolah ngajuinnya kamu Arjuna"

Lagi lagi Arjuna hanya bisa berdecak. Ini pasti kerjaannya kedua orang tuanya fikirnya.

"Iya deh apa kata ibu aja" ujarnya pasrah membuat Bu Harum tersenyum.

"Silahkan perkenalkan diri kamu menurut biodata yang ada di kertas ini" ucap Bu Harum sambil memberikan sebuah kertas.

Arjuna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil sesekali melirik kursi sang tunangan yang menatapnya datar.

Anjir serem banget tatapannya bor.

Vella menatap Arjuna datar. Berbeda dengan teman teman sekelasnya yang justru terlihat senang karena berkat Arjuna mereka tidak belajar.

Tapi yang paling Vella benci adalah pujian kaum hawa untuk Arjuna.

Vella memutar bola matanya malas saat lagi lagi terdengar pujian yang di lontarkan untuk Arjuna.

VELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang