#42. Zaro dan Mawar

105K 5.7K 55
                                        

'Kalo ada masalah itu di selesaiin,bukan lari dari masalah kaya pengecut'
-Dave-







-🕊-

Perempuan berbaju toska dengan celana levis biru itu mengedarkan pandangannya ke penjuru cafe.

Dan ketika menemukan orang yang di maksud ia mendudukkan dirinya di depan laki-laki itu yang bahkan tak datang sendiri melainkan bersama seorang perempuan yang wajahnya cukup familiar bagi Vella yaitu Mawar.

Vella menatap kedua sejoli itu bingung. Mawar yang di tatap Vella hanya menundukkan wajahnya.

Zaro berdehem supaya memecahkan suasana nan canggung ini.

"Jadi gua di sini mau ngejelasin masalah masa lalu--

"Gua tau"potong Vella cepat.

Kalo bukan karena desakan kakaknya dan kedua orang tua-nya mana mau dirinya repot repot datang ke sini.

Zaro menghembuskan nafasnya. Gadis di depannya berbeda dengan gadis yang Zaro kenal dulu.

Tentu saja Zaro sadar bahwa sikap dingin gadis itu adalah dirinya penyebabnya.

"Gua sama Mawar itu suami istri"

"Well,beruntung otak gua cukup cepat nangkep omongan lo jadi maksud lo cewek ini cewek yang ngaku ngaku hamil waktu itu?ya walaupun gua sempet liat muka dia lewat foto tapi wajahnya berubah ya sekarang?" Sinis Vella.

Mawar terperangah. Kalimat tadi adalah ucapan terpanjang Vella. Ya meskipun dengan nada yang tak enak di dengar.

"Anak lu gimana?" Tanya Vella dingin. Dan tentu saja pertanyaan itu mengarah untuk Mawar.

Mawar menundukkan kepalanya. Ucapan Vella sama saja membuat dirinya mengingat kembali kejadian lalu. Kejadian dimana membuat dirinya kehilangan anaknya karena kelakuan bodohnya.

Ibu macam apa dia ini.

Zaro mengelus pundak Mawar pelan.

"Jangan ngungkit masalah itu lagi Vel,sama aja lu buat dia inget kejadian kelam dia" ucap Zaro memelas.

Vella tersenyum sinis. "Jadi ceritanya kalian keguguran?ck ck"

"Vella"

"Gua bukan bocah yang akan marah marah ke kalian,teriak teriak yang bikin harga diri gua jatoh"

Vella berdiri dari posisi duduknya sambil menyeka air matanya yang entah kenapa jatuh mengenai pipi mulusnya.

Jangan nangisin si brengsek ini,please.

"Karena di balik kepergian lo---

Vella menunjuk Zaro tepat di dada laki-laki itu.

"Tuhan udah nyiapin seseorang yang lebih spesial di sini"

Kali ini Vella menunjuk dada nya sendiri.

Vella menepuk pundak Mawar pelan.

"Semoga bahagia"

"Vel maafin guee"

Vella semakin tidak tega melihat betapa kerasnya tangisan Mawar. Mau sekeras apapun Vella tetap saja jiwa malaikatnya lah yang selalu memenangkannya.

"Gapapa,maafin gua pernah ngerebut posisi lo sekarang--

Gua pamit"

Vella berlari pelan keluar cafe diiringi isak tangis-nya. Vella lemah kembali. Vella yang dulu kembali lagi.

Vella mengacak rambutnya.

"Kenapa sisi lemah gua kembali sialan!"

Baru saja Vella melangkah ingin mengambil mobil nya yang sengaja ia parkir di tengah jalan tiba tiba ada mobil melaju dengan kecepatan kencang.

Entah apa yang merasuki Vella saat ini sehingga ia tak menyadari apapun di sekitarnya.

Bahkan teriakan semua orang yang menyuruhnya untuk segera menyingkir.

Hingga suara teriakan seseorang membuat dirinya terkejut.




"VELLA AWAS!!!"















"AAAAAAAAA......."






















Braaakkkk....




Di fikirannya hanya wajah Arjuna yang Vella ingat. Setelah itu semuanya gelap.
















Maaf kalo pendek ya. Semoga suka:)


Julian

Julian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang