Episode 21

246 28 3
                                    

Radi's Pov

Jam sudah menunjukkan angka 9 lewat 49 menit, sisa sebelas menit lagi jarum jam akan menunjukkan angka sepuluh. Aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur, mengambil posisi yang nyaman untuk beristirahat. Namun sebelum benar-benar terlelap, aku meraih HP-ku iseng-iseng mengecek beberapa notifikasi dan pesan di aplikasi media sosialku.

Aku men-scroll layar HP-ku ke atas, membaca setiap pesan dari grup alumni yang menurutku un-faedah banget. Kebanyakan nyepam stiker menurutku, walaupun ada beberapa yang ngirim foto acara buka bersama beberapa hari yang lalu. Kentara banget mereka belum bisa move on dari acara buka bersama kemarin, asli kocak banget. Kalau dulunya yang dijadiin bahan bully tuh yang gak punya pasangan, lah ini malah sebaliknya. Sejak kedatangan Dika bersama isterinya, sejak itu pulalah ia menjadi bahan ledekan kami hingga waktu acara temu kangen ini benar-benar berakhir.

Usai membaca pesan dari grup alumni, aku beralih membaca pesan dari grup keluarga. Tadi aku sempat melihat sekilas ada beberapa pesan dari Kak Ayyas yang ia dikirim ke grup keluarga.

Kak Ayyas
Selamat berbuka puasa!

Itu pesan yang Kak Ayyas kirim empat jam yang lalu, dan dibalas oleh Abi dengan foto menu buka puasa yang Ummi siapkan.

Kak Ayyas
Abi jangan iseng deh 😞

Lagi, pesan Kak Ayyas hanya dibalas emotikon ketawa. Abi memang begitu sih, kadang suka mancing Kak Ayyas lewat foto-foto yang ia kirim.

Emotikon Abi gak ditanggapin sama Kak Ayyas, kemungkinan dia sedang menikmati buka puasanya. Hingga beberapa menit yang lalu, pesan Kak Ayyas muncul lagi.

Kak Ayyas
Segitu sibuknya ya sampai ngebaca grup keluarga gak sempat? @Radityaa

@Radityaa kamu belum tidur kan?

Radityaa
Aku gak sempat liat HP tadi, Kak. Lagi buka bersama di masjid.

Baru mau, Kak. Ini barusan habis dari masjid.

Usai membalas pesan dari Kak Ayyas, aku beralih melihat story teman kontakku sambil menunggu balasan dari Kak Ayyas namun seperempat jam berlalu belum juga tanda-tanda pesan Kak Ayyas. Aku pun memutuskan menyimpan HP-ku di atas nakas, lebih baik aku tidur. Toh sudah pukul sepuluh lewat, kemungkinan Kak Ayyas udah tidur atau gak sibuk dengan berkas-berkas yang diperiksanya.

Baru saja aku memejamkan mata, tiba-tiba HP-ku berbunyi pertanda pesan masuk secara berutun. Dengan cekatan aku meraih HP-ku, takutnya itu pesan dari Kak Ayyas atau Abi di grup keluarga. Biasanya kalau nyepam gini, antara Abi kenapa-napa atau ada hal mendesak yang harus di bahas. Ini adalah cara pertama yang sering dilakuin sebelum telepon pribadi.

Aku langsung membuka aplikasi berdominasi hijau yang masih menimbulkan bunyi berutun, berharapnya sih bukan kabar buruk terlebih baru-baru ini Abi masuk rumah sakit. Perasaan cemas seketika memenuhi rongga dadaku, dan begitu aplikasi terbuka aku melogo tak percaya melihat pesan yang masuk secara berutun itu adalah....

+6282333804xxx
P

P

P

P

P

P

P

P

P

P

P

Taaruf dalam Doa || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang