Mana yang lebih menyakitkan, kenyataan atas kisah yang sudah berakhir atau ingatan ingatan di dalamnya yang masih berjalan? Kenangan itulah kebanyak orang menamainya. Ingatan akan terus berjalan, kenangannya pun masih terasa nyata namun dia sudah menghilang bersama orang baru. Terkutuklah untuk isi pikiran yiren.
Semua yang digenggam telah terlepas, sekuat apapun rasa yang terlanjur ada. Kelak semua akan menjadi cerita, bahkan sebagian berujung sia sia. Yiren telah selesai pada harap harap yang tak berisi. Pada segala janji yang tak kunjung ditepati dan pada hati yang tak bisa menetapkan ia sebagai satu satunya.
Digenggamnya ponsel yang sedari tadi menghubungkan percakapannya dengan sang ayah. Semuanya telah berakhir semalam dan hari ini Ia ingin memulai hidup yang baru tanpa mencintai dan dicintai. Keputusan cepat ia ambil kali ini, ia ingin kembali ke negaranya, ke tanah lahirnya tiongkok.
"Kau yakin dengan pilihanmu?" Suara sejin, sang ayah diseberang sana menarik perhatiannya ia lupa jika ponselnya masih terhubung menelpon ayahnya.
"Iya appa aku akan baik baik saja disana, appa fokus saja pada eonnie" saut yiren tanpa ragu, tujuannya sederhana hanya ingin menghilang dari kehidupan taeyung, kisahnya telah usai.
"Baiklah supir appa akan menjemputmu nanti siang dan appa akan mengurus sisanya nanti. Maaf appa tak bisa menemanimu" ucap sejin disebrang membuat raut wajah yiren sedikit cemas, ia tau ayahnya sangat sibuk selain mengurus pekerjaan tentunya ayahnya juga mengurus kakaknya taeri. Pakaian sudah terpacking rapi di dalam koper, paspor pun telah siap. Walaupun terlalu mendadak baginya lebih baik ketimbang ia masih tinggal di negara ginseng tersebut.
"Appa, hanya mendengar suaramu saja sudah cukup untukku. Aku sangat menyayangimu dan juga eonnie. Aku pergi dulu" ucap yiren tenang mengakhiri teleponnya saat mendengar suara mobil dari luar rumahnya. Saat ia hampiri benar saja supir ayahnya telah sampai.
Mengikhlaskan itu sulit, yiren mencoba kasih celah bagi diri sendiri untuk menghilangkan segala penyakit hati. Yang terlanjur terjadi dibiarkan, yang dianggapnya menyakitkan diampuni. Anggaplah semua itu adalah hal yang wajar, tapi bukan sesuatu yang mesti diulang.
Bandar internasional incheon, kakinya berpijak disana. Ragu mulai menghampirinya seketika. Disatu sisi ia tak ingin pergi rasa cintanya pada taehyung harus ia akui masih terasa tapi disatu sisi lagi ia tak ingin tinggal rasa sakitnya tak bisa dibendung.
Yiren termenung sesaat, ingin terus mencintai taehyung dan tinggal lebih lama tapi dulu ia berpikir ia hanya punya sebuah koper untuk mengepak dirinya jika sewaktu-waktu harus pergi. Tidak ada ruang untuk melarikan taehyung, tidak ada ruang untuk lari dari taehyung. Jika melupakan taehyung adalah perjalanan menuju jalan buntu, mengingat taehyung adalah perjalanan tanpa ujung dan yiren benci bila harus mengenang.
Panggilan boarding pesawat berbunyi membuat yiren mulai mengeret kopernya pelan menuju gerbang keberangkatan."Akhirnya ini bukan tentang siapa aku bagimu. Namun tentang, bagaimana aku tanpamu" gumam yiren.
-lya
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery | KTH
Short Story"Dengan cara cara yang tidak dapat kita terka, terkadang semesta merestui sesuatu yang tak kita duga duga." Begitulah kisah cinta Kim taehyung dan Wang yiren dipertemukan kembali setelah sekian lama berpisah. ...