"Aku sangat menginginkan acara makan malam bersama keluarga kalian sejak dulu." Ny. Kim memulai permbicaraan setelah hidangan makan malam tersaji. Wanita yang usianya tak jauh berbeda dari Ny. Choi tersebut tertawa pelan. Cukup untuk menghangatkan suasana yang memang terasa sangat tidak nyaman.
"Nyonya kim benar. Karena kita sebentar lagi akan menjadi keluarga. Kita harus sering sering makan malam bersama" ucap tuan choi, pria paruh baya yang mengenakan setelan jas berwarna hitam.
"Aku iri kepadamu. Kau mempunyai tiga anak yang sangat tampan, menjadikanmu wanita tercantik satu satunya dikeluargamu sendiri" ucap Ny. Choi kepada By. Kim.
"Astaga, Kau seharusnya tak harus berkata seperti itu. Bukankah anak kita sebentar lagi akan bertunangan. Anggap saja anakku, anakmu juga" balas Ny. Kim.
Sebuah ruangan VIP salah satu restoran ternama menjadi pilihan kedua keluarga konglomerat itu mengadakan acara makan malam yang cukup sederhana. Di meja makan hanya tersaji beberapa makanan dan minuman. Tak seperti kebanyakan orang-orang kaya lain yang akan memesan banyak makanan dan minuman mahal, yang semuanya itu memenuhi meja makan.
Setelah melakukan basa-basi tak berarti, mereka menyantap hidangan yang sudah tersaji di meja. Pembicaraan itu lebih didominasi oleh kepala dan nyonya kedua keluarga. Taehyung sesekali melihat seokjin menanggapi pembahasan tentang perusahaan dan bisnis tersebut, ya bagaimanapun juga pembahasan tersebut hanya kakaknya seokjin lah yang mengerti sedangkan namjoon dan Lia mulai sibuk dengan makanan yang sudah tersaji dengan rapi.
Bahkan setelah makanan penutup tiba pun kedua keluarga tersebut masih saja membicarakan mengenai bisnis yang akan terjalin membuat taehyung muak merasa dirugikan dalam hubungan ini, tidak bukan cuma dia saja yang dirugikan tapi lia pun juga. Mereka berdua menjadi korban atas ego orang tua masing masing.
Rasa suntuk mulai menghampirinya, Taehyung permisi untuk keluar sebentar. menghirup udara yang mulai terasa dingin dan aroma khas tanah basah yang terkena air hujan. Hujan ini selalu saja turun untuk yang kesekian kalinya. Mengingatkannya tentang soal waktu yang sedetik mungkin sangat berharga. Kenangan bersama yiren, namanya yang pernah singgah, taehyung anggap ini sebagai hujan kenangan. Meski satu rintik yang sedetik tapi mampu mengingatkan ia bahwa dulu pernah saling terikat. Desiran angin malam yang berlalu Menerpa diri dalam kesunyian, Sejenak taehyung terlena Mengenang kisah yang telah berlalu.
Taehyung pandangi langit, tatapannya sendu. Hatinya terenyuh berteriak kata Rindu. "Jangan dipaksa" Ucap angin berhembus. "Berhenti selagi masih bisa" Sambung rintik hujan. Tapi hatinya terus berbisik pelan mengutuk, Yiren harus jadi miliknya (lagi).
Tahyung semakin larut dalam lamunannya mengenang yiren tanpa ia sadari, seseorang melangkah mendekat kearahnya. Suara hentakan hak sepatu mahalnya dari merk ternama tak membuat taehyung menoleh kearahnya.
"Daripada melamun disini. Lebih baik kita jalan-jalan. Kencan!" ajakan itu nyatanya sukses membuat taehyung menoleh ke arah pemilik suara itu.
-lya
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery | KTH
Short Story"Dengan cara cara yang tidak dapat kita terka, terkadang semesta merestui sesuatu yang tak kita duga duga." Begitulah kisah cinta Kim taehyung dan Wang yiren dipertemukan kembali setelah sekian lama berpisah. ...