Bab 32 : She is like dusk

80 15 0
                                    

Dalam dunianya, ia menjadikan yiren senja dan ia adalah penikmatnya. Senja pergi, pamit undur diri. Kemudian dia hadir sebagai pagi, dan taehyung masih bisa menikmati. Kemudian taehyung menjelma siang yang penuh kesibukan.

Seperti hari ini, Kim taehyung menjadi semakin sibuk setelah sebentar lagi posisinya sebagai CEO akan resmi. Membuatnya tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sehari penuh. Ditambah pekerjaannya sebagai artis papan atas, membuatnya istirahat saja susah.

Sedangkan Jimin, ia memegangi kepalanya yang sedang mulai pusing melihat pekerjaan nya yang sudah menumpuk di meja hampir mencapai langit atap.

"Annyeong adik kecilku Kim taehyung dan park jimin" ucap seokjin riang yang tiba-tiba saja membuka pintu ruangan taehyung. Taehyung menatap sinis kakak tertuanya, tidak hanya sekertaris nya, tunangannya dan sekarang kakaknya, apa semua orang yang mengenalnya selalu membuka pintu tanpa harus mengetuk terlebih dahulu?

"Sajangnim? Silakan masuk sajangnim!" Ucap Jimin terkejut. Tidak biasanya seokjin datang ke kantor taehyung tanpa memberi kabar.

"Tidak usah formal padaku saat kita hanya bertiga jim" seokjin tak ingin Jimin kaku memanggilnya 'sajangnim' bagaimanapun juga ia sudah menganggap Jimin seperti adiknya sendiri.

"Iya Hyung. Maaf terkadang aku suka lupa" Jimin tersenyum merekah—lantas berkata "aku akan keluar, sepertinya Hyung ingin berbicara empat mata dengan taehyung" ucapnya sebelum ia menghilang dari balik pintu.

"Kau yakin tidak akan menyesal tidak ikut pergi denganku bertemu dengan kolega itu?" Ucap seokjin mengingatkan.

"Tentu saja" katanya tenang.

"Baiklah ini terakhir kalinya aku memberimu kesempatan. Jangan merengek padaku nanti saat kau menyesal" ia berkata tegas sambil menatap taehyung dengan lurus. Taehyung yang ditatapnya pun hanya memutar bola matanya dan menghembuskan nafasnya.

"Hyung, aku bertemu dengan yiren" taehyung menatap dalam hyungnya Hanya seokjin lah satu-satunya orang yang mengetahui rencana ia dan lia. Dan hanya seokjin pula lah yang tahu seperti apa perjuangan taehyung selama bertahun-tahun ini. Taehyung menunggu reaksi seokjin tapi seokjin hanya menatap taehyung seperti biasa tak ada raut wajah terkejut seakan-akan ia tahu bahwa hal itu pasti akan terjadi.

"Seperti apa dia sekarang?" Tanyanya, mencoba basa basi pada adiknya.

"Dia Seperti senja, dia selalu seperti senja dia di mataku. Dia adalah indah yang tidak akan berubah keruh. Dia adalah penyandang kelembutan yang begitu teduh. Subuh pun mengakuinya. Embun pun mengalah kepadanya" ucap taehyung lirih.

Ia jadi teringat senyum manis gadis belia itu dulu, di kala senja datang menghampirinya. wajahnya memerah merona karena binar mentari senja. Terukir rasa bahagia di matanya dan dibungkus tawa dalam sembirnya kala melihat mentari berpulang dan dengan perlahan mulai menghilang. Ia juga ingat Dulu mereka bersama, duduk berdua di bangku taman dekat dengan sungai han, ditemani dengan senja. Dengan mendengar lagu, yang terlantun sendu, tetapi mampu membuatnya candu.

-lya

Scenery | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang