"Tumben ingin mengantarku ke bandara?" Tanya Lia kepada taehyung yang baru saja tiba dirumahnya, pagi-pagi buta sekali.
"Terpaksa. Bukankah aku harus bersikap romantis didepan kedua orangtuamu" ucap taehyung seenaknya, tapi ucapan itu memang benar nyatanya. "Jadi, kita berangkat sekarang?" Tanyanya.
"Tentu! Ayo kita berangkat sekarang" ucap lia membuat taehyung mengangguk pelan sebagai jawaban.
Setelah sarapan dan sedari tadi mempersiapkan barang-barangnya yang akan ia bawa. Lia dan taehyung berangkat ke bandara pagi itu. Ini masih terlalu pagi, ah tak peduli, yang Lia tau hanya ingin secepatnya bertemu sang kekasih di Swiss.
Di sepanjang perjalanan menuju bandara, dada Lia berdegub sangat kencang. Tangannya gemetar. Hayalnya jauh melambung melihat birunya langit dibalik jendela mobil yang ia tumpangi, Lia menerka-nerka apa yang ia katakan nanti, bagaimana reaksi kekasihnya saat mereka bertemu, apakah ia sudah cukup indah untuknya. Lia semakin gugup akan pikiran-pikirannya.
"Lia, apa kamu bawa barang banyak waktu check-in?" Tanya taehyung yang membuka obrolan diantara mereka. Ia hanya ingin meringankan rasa gugup Lia dengan mengajaknya berbicara.
"Tidak. Aku hanya membawa satu tas selempang dan satu tas jinjing. Itu saja" jawabnya.
"Baiklah, Kau mau diturunkan dimana? Apa kau ingin, aku ikut masuk ke dalam sekalian bantu membawa tasmu dan ngobrol-ngobrol dulu di cafe sebelum kau berangkat ?" Ucap taehyung yang sudah membawa mobilnya memasuki kawasan bandara.
"Sebenarnya aku ingin seperti itu. Tapi mengingat peraturan bandara sedang ketat saat ini. Jadi aku rasa kamu turunkan aku dipinggir jalan saja" seru nya. taehyung sendiri hanya menyetujui saja perkataan Lia dan mulai menepikan mobilnya dipinggir jalan.
"Hey, Berapa lama kau disana?" Tanyanya kembali.
"Kan sudah ku bilang waktu itu. Sampai aku lulus sekolah, aku akan kembali lagi. Aku tak akan lupa karena dalam waktu dekat ini acara pertunangan kita akan dilaksanakan" suasana hatinya langsung buruk karena pertanyaan taehyung.
"Aku hanya ingin memastikan semuanya lancar sampai akhir" taehyung tertawa saat melihat reaksi Lia.
"Hey bocah, Aku pamit ya. Terima kasih untuk beberapa hari yang lalu, Ternyata lumayan menyenangkan juga" taehyung hanya mengangguk. Lia pamit pergi membawa tasnya yang terlihat tak begitu terlalu berat. Taehyung tersenyum saat Lia berbalik mengambil jarak. Hanya dalam hitungan jari langkahnya, jelas masih terngiang kata-katanya beberapa detik lalu; iya rencana mereka harus berjalan lancar untuk tujuan dan kebahagiaan mereka masing-masing.
Taehyung menatap punggung Lia yang perlahan mulai menjauh. Bandara, baginya adalah tempat paling menyedihkan yang pernah dibangun di bumi. Kadang ia berpikir yang mebangun bandara itu sama sekali tidak punya hati. Bayangkan betapa indahnya bumi jika tidak ada bandara? Pasti takkan ada yang namanya perpisahan. Karena bandara jugalah yang membuat yiren semakin jauh darinya.Sebegitu melekatnya kata perpisahan dan bandara diotaknya.
-lya
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery | KTH
Short Story"Dengan cara cara yang tidak dapat kita terka, terkadang semesta merestui sesuatu yang tak kita duga duga." Begitulah kisah cinta Kim taehyung dan Wang yiren dipertemukan kembali setelah sekian lama berpisah. ...