Bab 30 : The destiny

88 17 0
                                    

7 tahun kemudian...

Sore hari di sebuah taman dekat sungai han yang cukup ramai dengan kehadiran anak-anak yang bermain bersama teman-temannya atau para sepasang remaja yang sedang dimabuk cinta, terlihat seorang lelaki tampan bertubuh tegap dengan wajah nan rupawan sedang termenung menikmati indahnya karya Tuhan di sore hari.

Angin yang berhembus hingga membuat tatanan rambut lelaki itu berantakan tak membuatnya merasa terusik. Lelaki itu duduk di sebuah kursi besi bercat putih yang cukup panjang, namun hanya ia tempati sendiri saat itu. Dimatikan ponselnya yang sedari tadi berdering, menampilkan nama Park jimin, manajernya sekaligus sekertaris nya selama di kantor.

Kedua matanya terpejam, mencoba menikmati hembusan angin yang menenangkan jiwanya, sapuan sinar matahari berwarna oranye pada wajahnya membuatnya merasa hangat dan bercahaya. Ia merasakan ketenangan tersendiri saat menikmati waktu sore harinya. Kegusaran yang ia rasakan perlahan menghilang seiring dengan hembusan angin sore.

Samar-samar terdengar suara dentingan piano, dentingan itu mengusik ketenangannya. Taehyung terdiam dan menoleh, mencari sumber suara piano yang didengarnya. Terlihat beberapa warga kota yang sedang menonton aksi piano seseorang. Taehyung melangkah mendekat, Ada rasa familiar saat mendengar suara piano itu. Terlihat punggung seorang wanita yang membelakanginya, Taehyung masih menatapnya. Ia tahu lagu ini, lagu yang ia berikan dahulu kepada pujaan hatinya. Lagu yang hanya mereka berdua saja yang tahu.

permainan piano wanita itu telah selesai. Tepuk tangan tak terhindarkan karena memang Taehyung akui permainan wanita itu indah. Keningnya berkerut saat wanita itu membalikkan badannya, menampilkan wajahnya. Wajah yang selama ini Taehyung rindukan.

Taehyung mulai tersenyum. Pikirannya berkecamuk, ia bingung ingin mengatakan apa saat ini. Bolehkah ia mengatakan "Aku rindu kamu", Rindu akan kenangan, Rindu akan tawanya, Rindu akan semuanya. Apakah saat ini mereka bertemu, Rindunya itu akan hilang Dan perasaan lama akan kembali?.

Taehyung masih tersenyum. Seolah-olah alam semesta berkompromi dengannya. Seolah-olah ia tau bahwa mereka ditakdirkan bersama sejak awal. Kemanapun ia memandang, yang terlihat hanyalah yiren. Mereka saling bertatapan, mereka saling merasakan detak jantung satu sama lain. Bahkan taehyung berpikir, sekarang mungkin dia bisa menemukan yiren hanya dengan mata tertutup.

Tapi yiren hanya terdiam di tempat. Ini perihal masa yang memaksa mereka untuk saling melupa, tenggelam dalam lautan kenangan yang terbentuk setelah taehyung memutuskan pergi kala itu. Mencoba berdiri tegak diatas tumpukan luka yang menggunung begitu tinggi. Menyalahkan semesta akan semua rasa yang berujung tangisan air mata. Meneriakan takdir karena mempertemukannya dengan taehyung tetapi tidak berniat mempersatukan. Harusnya ia paham bahwa taehyung adalah tempat singgah nya untuk sementara, bukan rumah untuknya menetap. Seandainya logikanya dan terutama hatinya bisa menerima fakta itu tapi lagi dan lagi hati ini terus menginginkan taehyung untuk tetap berada di dekap nya. Yiren mencoba membenci nya, melupakan nya bahkan mengasingkan namanya dari hatinya. Namun, semua niatan itu hilang dalam sekejap Katanya, "Yiren, sudah lama tidak bertemu...Aku rindu".

Angin mencium kulit mereka. Mereka jatuh karena pilihan. Mereka bertemu karena kesempatan Dan Tuhan mencuri kata kata tersebut lalu menamainya takdir.



-lya

Scenery | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang