Lia memasuki sebuah caffe yang masih sepi dengan langkah pelannya. Dentingan bell tepat menyapa ketika pintu caffe berkaca bening itu terbuka. Mata lia menatap setiap sudut caffe sementara langkahnya mendekat ke arah sudut ruangan, suasana caffe yang terkesan vintage namun hommy sedikit terusik karena sepertinya caffe ini belum sepenuhnya siap menerima tamu.
Mungkin dia yang datang terlalu pagi, caffe ini begini hening seolah belum terjamah orang, tapi setidaknya pintunya sudah terbuka kan? Berarti sudah ada orang di sini. Ditatapnya deretan kursi yang masih tersungkur terbalik di atas meja menandakan ruangan belum terlayout dengan baik.Diliriknya jam yang berada ditangannya sesekali, ia harap taehyung tak lupa untuk bertemu dengannyanya hari ini. Sepertinya taehyung akan datang terlambat atau Lia yang datangnya terlalu cepat Tapi, lebih baik datang lebih cepat kan? Karena ia memang pantang datang terlambat. Tak ada kata terlambat dalam kamusnya. Lebih cepat atau tepat waktu. Itu saja.
"Maaf aku datang terlambat" ucap taehyung memandang gadis dihadapannya ini, lia hanya mengangguk, terkunci oleh tatapan taehyung. Pria itu masih sama, selalu saja terlihat tampan walaupun sudah lama sekali tidak bertemu.
"Taehyung, aku memiliki kekasih di Swiss. Kudengar dari seokjin oppa, kau juga memilikinya tapi kenapa kau memutuskannya? Apa karena pertunangan kita?" Ucap Lia tanpa basa basi membuat taehyung langsung menundukkan kepalanya.
"Hal yang harus kau dengar Tae. aku takkan memutuskan pacarku yang berada di Swiss, aku berencana akan menikah dengannya nanti bukan denganmu" lanjut lia.
"Tapi kita akan bertunangan Lia" jawab taehyung.
"Bukankah kau mencintainya? Perjuangkan lah dia sama seperti yang aku lakukan sekarang. Kita tetap akan bertunangan tapi itu hanya formalitas semata. Selama masa pertunangan itu, carilah dia, nyatakan lah padanya kau sangat menyesal telah mengakhiri hubungan kalian atau carilah wanita lain agar saat tiba waktunya kita berdua memiliki alasan untuk mengakhiri hubungan ini" rencana nya sudah ia pikirkan dengan sangat matang. Ia tak ingin seperti taehyung. Ia tak ingin kehilangan pria yang dicintainya hanya karena pertunangan bodoh ini.
"Kenapa tak akhiri sekarang saja bahkan pertunangan kita saja belum dimulai" tanyanya membuat Lia menatapnya tajam.
"Tae.. aku tak ingin semua orang berpikir bahwa aku lah orang jahat disini yang memiliki kekasih lain sedangkan dirimu tidak" harga dirinya terlalu tinggi untuk itu.
"Aku merencanakan semua ini selama di Swiss agar orang tua kita sama sama saling menerima pilihan kita masing masing. Akan sulit rencana ini jika dari dirimu tak memiliki kekasih. Taehyung, bukankah ini kesempatan emas untuk bersama lagi dengannya?" Tanya lia.
"Tapi dia sudah terlanjur kecewa padaku" ucap taehyung lirih terdengar samar di telinga lia.
"Kau hanya harus berjuang taehyung" perkataan Lia nyatanya mampu membuat tamparan keras padanya. Berjuang? Iya perkataan sama yang yiren lontarkan padanya saat taehyung memutuskan semuanya.
-lya
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery | KTH
Short Story"Dengan cara cara yang tidak dapat kita terka, terkadang semesta merestui sesuatu yang tak kita duga duga." Begitulah kisah cinta Kim taehyung dan Wang yiren dipertemukan kembali setelah sekian lama berpisah. ...