•°°• _38_ •°°•

2.2K 177 28
                                    


"Arrrggghhhh!!!" Teriak Sana melampiaskan amarahnya.

Sana membuang segala macam benda yang ada di dekatnya dan berteriak keras, membuat beberapa pengunjung yang lewat menatapnya dengan pandangan jijik, tetapi Sana tidak menghiraukannya. Jaehyun yang melihat bahkan hanya diam dan tidak peduli. Menurut pemeriksaan medis, Sana bahkan sudah boleh pulang saat dia sudah diobati ketika pertama kali datang. Namun, Taeyeon memaksa untuk merawatnya di rumah sakit dan hanya dituruti oleh Jaehyun. Setidaknya itu akan memberikan keuntungan untuknya.

Jaehyun yang saat itu lewat hanya memperhatikan tingkah Sana yang masih saja mengamuk dan memecahkan beberapa perabotan rumah sakit yang ada di ruangannya.

"Aku rasa kemarin otaknya masih baik-baik saja. Sepertinya dia memang membutuhkan pengobatan yang cukup serius. Sayangnya, rumah sakit ku tidak menerima orang sakit jiwa. Aku akan mengatakannya kepada Tae nanti." Gumam Jaehyun sembari menatap pertunjukan di depannya.

Sana berulang kali berteriak seperti kesetanan. Beberapa pasien yang datang malah dilempari benda yang masih tersisa dan menyuruh keluar. Jaehyun hanya tersenyum melihatnya dan segera pergi dari depan ruangan Sana. Tidak lama kemudian, Taeyeon datang dengan wajah kaget bukan main. Kamar anaknya sudah berantakan dan seperti kapal pecah.

"Sana, apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila, ya?" Tegur Taeyeon dengan wajah tidak suka. Bahkan matanya menangkap penampilan Sana yang tidak seperti biasanya. Tampak kacau.

"Kamu itu kenapa?" Tanya Taeyeon dengan kening berkerut karena anaknya hanya diam dan tampak begitu kesal. "Kalau ada masalah, bilang sama Mama. Biar Mama yang urus semuanya."

Sana menatap mamanya dengan wajah tidak suka. "Mama bilang Tae masih menyukai Sana?" Tanya Sana dan diangguki oleh Taeyeon dengan semangat. Sana yang melihat berdecih kesal dan berkata. "Mana buktinya, Ma? Sana bahkan bukan prioritas untuknya."

Taeyeon yang mendengar langsung mendekat ke arah Sana dan menatap anaknya penuh tanya. "Maksud kamu apa?"

"Kemarin itu anak buahnya datang dan Sana bilang akan menjauhi Taehyung jika malam itu dia tidak datang. Nyata nya apa? Dia beneran gak datang." Gerutu Sana dengan perasaan yang sudah menahan kesal.

"Hah? Kamu yakin dia tidak sibuk?" Tanya Taeyeon meyakinkan.

Sana yang mendengar hanya diam karena dia memang tidak tahu apakah Taehyung tengah sibuk atau tidak. Dia bahkan tidak mendengar perkataan anak buah Taehyung dengan benar. Sekarang, dia merutuki kebodohannya yang tiba-tiba mengamuk tidak jelas sejak semalam.

Taeyeon yang melihat anaknya hanya diam langsung menghela napas dan tahu apa jawaban anaknya. "Kamu pasti tidak tahu kenapa Taehyung tidak datang, kan?" Tebak Taeyeon benar. "Kamu itu selalu saja suka marah-marah dan berpikir pendek. Kamu bahkan meninggalkan kesan buruk di rumah sakit keluarganya, Sana."

Sana yang mendengar langsung lesu dan menatap mamanya dengan bibir mengerucut kesal. "Terus Sana harus bagaimana?"

Taeyeon diam sejenak dan memikirkan cara. Sudah berhari-haari anaknya di rawat di rumah sakit, tetapi Taehyung tidak pernah menjenguknya sama sekali. Padahal, tujuannya adalah untuk mendekatkan Sana dengan Taehyung. Dia yakin Taehyung akan semakin bersimpati dengan apa yang menimpa anaknya. Namun, pendapatnya salah. Matanya melirik Sana yang hanya diam dan menatapnya penuh harap.

"Lebih baik kita kembali ke rumah dulu. Mama akan mengurus kepulanganmu dan kamu bersiap." Celetuk Taeyeon tiba-tiba.

Sana yang mendengar hanya menurut. Setelah mamanya keluar dari ruangan, Sana segera berkemas dan membersihkan diri lalu segera bersiap. Dia bahkan tidak memikirkan kekacauan yang baru saja dibuatnya. Setelah selesai, Sana dengan percaya diri keluar ruangan dan melangkah dengan wajah angkuh yang masih disombongkan. Dia tidak merasa malu karena tanpa sadar dia juga dijadikan tontonan seisi lorong karena ulahnya.

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang