•°°• _59_ •°°•

1.5K 148 59
                                    


Sakit. Itulah yang dapat digambarkan oleh perasaan Sowon kali ini. Dia menemani kekasih dari mantan yang masih dicintainya guna mengurus acara pertunangan keduanya. Memilih bunga yang tepat, model dekor yang pas, bahkan sampai model kue yang menurutnya pantas digunakan oleh keluarga besar seperti keluarga Kim. Eunha begitu merasa senang karena ternyata Sowon begitu banyak membantu persiapannya.

"Terima kasih, Sowon. Kamu sangat membantu kali ini." Ucap Eunha tulus.

Sowon hanya mengangguk dengan senyum tipis. Meski dia tersenyum, dalam hati ada teriakan pilu yang tidak pernah diperdengarkannya kepada siapa pun. Ada rasa hancur yang tidak akan ditunjukannya sampai kapan pun.

'Aku harus menekan perasaan konyol ini dengan begitu keras. Aku harus menghilangkan perasaan cinta yang memang seharusnya sudah menghilang sejak pertama kita memutuskan untuk berpisah'. Itulah mantra penguat dan keyakinan yang sedang ditanamkan Sowon guna meredam rasa sakitnya

"Oh iya, Sowon. Kamu sudah memiliki kekasih? Kalau kamu nanti bertunangan atau menikah, kasih tahu aku. Aku akan membantumu untuk menyelesaikan persiapannya." Ucap Eunha dengan senyum sumringah.

"lya, Nona." Jawab Sowon singkat.

Eunha yang melihat Sowon selalu bersikap begitu formal hanya berdecih kesal. Pasalnya dia tidak bisa mengajaknya bercanda atau sebagainya karena sifat Sowon yang terlalu kaku. Akhirnya, setelah mengambil undangan, Eunha langsung mengajak Sowon ke sebuah restoran tidak jauh dari percetaka . Di sana, dia mengajak Sowon untuk makan. Awalnya jelas ditolak, tetapi Eunha tetap memaksa dan akhirnya dia menurutinya.

"Sowon, bisa kamu bersikap biasa saja? Aku bukanlah atasanmu seperti Taehyung. Jadi, bisa kamu menganggapku orang biasa saja, kan?" Ujar Eunha risih karena Sowon terlalu formal. Bahkan dia serasa mengajak budak dan bukan teman.

"Maaf, Nona. Saya hanya bersikap profesional saja." Jawab Sowon masih dengan wajah sopannya.

Eunha yang mendengar berdecak kesal dan menatap Sowon tajam. "Tetapi kalau kamu masih bersikap seperti itu, aku akan melaporkanmu kepada Taehyung dan mengatakan bahwa kamu membuatku tidak nyaman selama perjalanan." Ancam Eunha membuat Sowon bungkam.

Sowon hanya menggerutu dalam hati karena melihat sosok pemaksa yang sama seperti Nayeon. "Baik, maaf atas ketidaknyamanannya. Saya akan memperbaikinya."

"Kalau begitu panggil aku Eunha." Perintah Eunha dengan wajah penuh kebahagiaan.

"Iya, Eunha." Ucap Sowon dan langsung membuat Eunha begitu senang.

Eunha dan Sowon langsung mengobrol panjang lebar, meski hanya Eunha yang terlalu mendominasi dalam percakapan mereka berdua dan Sowon hanya menanggapi sekedarnya. Sowon memang tidak selalu banyak berbicara. Apalagi saat ini pikirannya tengah berjalan entah ke mana. Dia merasa begitu resah dan ingin segera pergi dari dekat Eunha. Bukan karena dia benci, tetapi karena dia merasa terluka setiap Eunha menceritakan persiapan pertunangannya. Menceritakan tentang Jaehyun yang begitu mencintainya sejak kecil.

'Kamu mendapatkan orang yang tepat tenyata, Jaehyun.' Pikir Sowon dengan hati yang semakin pilu.

"Sowon, aku tidak tahu kamu mau datang atau tidak dalam acara pertunanganku, tetapi aku harap kamu mau datang. Terima undangan ini dan jangan sampai lupa untuk hadir. Aku menunggumu." Ucap Eunha sembari menyerahkan satu buah undangan tebal ke arah Sowon.

Sowon menatapnya dengan senyum pahit dan mengangguk. "Akan saya usahakan." Ucapnya dan langsung menerima undangan tersebut.

"Jangan sampai Jaehyun tahu. Ini masih menjadi rahasia untuknya." Jelas Eunha sembari mengerdipkan mata.

Sowon hanya mengangguk lemah dan memasukannya ke dalam tas. Baru saja dia akan mengatakan terima kasih kepada Eunha, sebuah suara yang begitu dikenalnya terdengar dari belakang tubuhnya. Membuat Sowon kembali membeku ketika mendengarnya.

"Eunha, apa yang kamu lakukan di sini?"

Eunha yang mendengar langsung tersenyum senang. Berbeda dengan Sowon yang sudah memejamkan mata dan merasakan ngilu di hatinya. Eunha bahkan sudah berlari dan mendekati Jaehyun yang sudah ada di belakangnya.

'Tuhan, kenapa engkau begitu kejam pertemukan aku dengannya di saat ada wanita Iain yang dicintanya.'
Keluh Sowon dengan tangan yang memegang erat ujung pakaiannya. Dia benar-benar merasa ingin keluar dari situasi buruk saat ini.

***

ada yang mau double up? Gampang tinggal tekan like terus komentar. Pengen komentarnya tembus 50 tapi yang isinya tentang cerita ini ya, kalau komen 'next' aja itu nggak kehitung. See you soon!

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang