•°°• _53_ •°°•

1.9K 151 14
                                    


Jieun memasuki rumah yang beberapa hari tampak begitu suram. Keadaannya sudah membaik dan dia memutuskan untuk ke rumah anak semata wayangnya. Matanya tak menangkap pasangan suami istri yang menjadi penghuni rumah. Ke mana mereka?

Jieun masih menyusuri ruang tamu dan berhenti tepat di ruang makan. Matanya menatap anaknya yang tampak begitu bahagia menggoda Nayeon yang sibuk menyiapkan makanan malam. Rasanya dia benar-benar merasa lega ada sosok yang bisa mengerti anaknya. Bahkan, selama ini dia juga tidak pernah melihat senyum bebas dari Taehyung.

Jieun menghembuskan napas pelan ketika dirasa jiwa mellownya kembali memberontak. Dia kembali melangkah dan menatap keduanya dengan senyum bahagia. Dia rasa, semua orang juga tahu apa yang dirasakannya sekarang.

Jieun berdehem pelan, membuat Taehyung dan Nayeon menatap serentak ke arahnya. "Apa mama mengganggu?" Tanya Jieun dengan senyum lembut.

"Mama." Panggil Nayeon dan Taehyung secara bersamaan.

Jieun melangkah anggun mendekati menantu kesayangannya. Tangannya mengelus lembut rambut lurus Nayeon dan menatap lekat. Dia benar-benar bersyukur karena Nayeon baik-baik saja. Dia tidak ingin ada penyesalan pada diri Taehyung dan terlebih dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Nayeon dengan benar.

"Mama kapan datang?" Tanya Nayeon dengan wajah penuh kebahagiaan.

Jieun tak menjawab dan malah memeluk Nayeon erat. "Apa Jin menyakitimu, sayang? Apa kamu terluka?" Tanyanya dengan tetes air mata.

Taehyung yang melihat hanya tersenyum memperhatikan. Dia merasa bahagia karena nyatanya, dua orang yang begitu dicintanya dapat hidup secara berdampingan. Bahkan, mamanya jauh lebih menyayangi Nayeon dari pada dirinya.

"Ma, Nayeon baik-baik saja. Tae datang tepat waktu." Ucap Nayeon sembari melirik Taehyung yang tampak begitu bangga.

Jieun melepaksan pelukannya dan menatap Nayeon sekilas. Kemudian, matanya menatap Taehyung yang masih begitu santai menikmati masakan istrinya. Dia merasa anaknya memang benar-benar menerima Nayeon seutuhnya.

"Kalau kamu sampai buat dia terluka lagi, jangan harap kamu bisa bertemu Nayeon ,Tae." Ancam Jieun membuat Taehyung hampir tersedak makanannya.

"Mama." Protes Taehyung tak suka. Dia berpisah dengan Nayeon? Jangan bermimpi. Bahkan ketika dia dihadapkan dengan ribuan Sana sekali pun, Taehyung tidak akan pernah menukarkannya.

"Kenapa? Dulu kamu juga siksa dia terus. Kamu bahkan menyamakan Nayeon dengan Sana yang begitu keiam." Celetuk Jieun yang langsung duduk di kursi meja makan. Matanya tak menatap Taehyung yang sudah menatapnya tajam.

Taehyung benar-benar kesal dengan apa yang dikatakan oleh mamanya. Nyatanya, semua yang baru saja diungkapkan adalah benar adanya. Dia melukai Nayeon dan terus membela Sana. Bahkan, Taehyung masih ingat seperti apa dia berusaha membela Sana meski salah. Mengelurkan Nayeon dari kampus, mencabut beasiswanya dan bahkan dengan tega menyuruh Taeyong memecat Nayeon. Dia merasa bahwa dulu dia benar-benar bodoh hanya karena penampilan Sana yang jauh lebih modern, dibandingkan Nayeon yang hobi berpakaian celana dan kemeia seadanya.

Nayeon yang mendengar hanya tersenyum memperhatikan. Dia sendiri tidak merasa sakit hati atau apa pun. Matanya kembali menatap Jieun yang sudah duduk dengan wajah kesal. Tangannya baru menyendok nasi dan hendak menyiapkan piring Jieun, tetapi dihentikan ketika tangan mama mertuanya sudah memegangnya erat.

"Ada apa, Ma? Mama sedang diet nasi?" Tanya Nayeon sembari menatap bingung.

Jieun menggeleng. "Nayeon, jika Tae menyakitimu lagi, bilang sama mama, ya? Mama akan bawa kamu pergi dari dia dan mencarikanmu pria lain yang lebih kaya. Yang pasti lebih baik dan iuga tampan." Ucap Jieun penuh semangat.

"Jika itu sampai terjadi, aku akan membenci Mama seumur hidup." Desis Taehyung mulai tersulut emosi.

"Hey, Tae. Kenapa kamu marah? Bukannya kamu mencintai Sana? Jadi, kapan kamu akan menikahinya dan aku akan mencarikan Nayeon penggantimu." Sahut Jieun kesal kepada anaknya, matanya menatap Nayeon yang hanya tersenyum ringan. "Nayeon, tidak masalah jika dia menceraikanmu. Mama akan mencarikan yang lebih baik dalam segala hal."

"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceraikannya." Sahut Taehyung sembari menatap Nayeon lekat. Dia dapat membaca wajah terkejut wanitanya. Apa dia berharap Taehyung akan meceraikannya? Taehyung langsung menggelengkan kepala, membuang pikiran buruk tersebut.

Matanya menatap Jieun yang menatapnya santai. Dia merasa mamanya benar-benar membuat emosinya meluap. Dia tahu mamanya memang sengaja melakukannya. Dapat diprediksi dengan senyum yang ditampilkan mamanya sejak tadi.

"Kenapa? Bukannya kamu mencint...."

"Karena aku mencintainya. Aku mencintai Nayeon dan berharap dia menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Aku ingin hidup dan mati bersamanya. Membuka dan menutup mata dengan menatap wajahnya." Ucap Taehyung yang begitu takut kehilangan Nayeon.

Nayeon yang mendengar langsung membeku seketika. Apa dia tidak salah dengar? Apa semua yang dikatakan Taehyung benar? atau hanya bualan karena ada mamanya saja? Rasanya Nayeon ragu dengan ucapan pria di hadapannya saat ini. Sampai sebuah tangan menggenggam erat jemarinya dan memandang begitu lembut.

"Nay, aku ingin bilang bahwa aku hanyalah pria dengan begitu banyak dosa. Aku bukan pria baik yang akan selalu ada di sampingmu. Aku memiliki pekerjaan yang begitu banyak dan mungkin akan jarang untuk kita menghabiskan waktu berdua. Asal kamu tahu, aku juga memiliki begitu banyak musuh...."

"Aku tahu." Potong Nayeon dengan mengulas senyum.

"Iya karena kamu sudah beberapa kali menjadi sasarannya." Ucap Taehyung setuju. "Tetapi aku hanya ingin bilang, akan ada begitu banyak musuh yang nantinya mengincarmu. Tetapi, jika kamu mau hidup denganku, seumur hidupmu, aku akan benar-benar membahagiakanmu dengan sepenuh hatiku. Apa kamu mau menjadi pendamping hidupku selamanya?" lanjut Taehyung dan disaksikan Jieun. Dia tahu ini yang diharapkan mamanya.

"Tae, kamu...."

"Aku serius, Nay. Aku tidak ingin kehilangan kamu untuk kesekian kalinya." Potong Taehyung tidak mendengar ucapan Nayeon sama sekali.

"Kamu terlambat bilang. Kita bahkan sudah menikah." Ujar Nayeon meledek.

"Tidak masalah. Kita bisa menikah lagi nanti kalau itu maumu." Saran Taehyung dengan mengumbar senyum. "Jadi, bagaimana? Apa aku diterima?"

Nayeon diam sejenak dan menatap Jieun yang berpura-pura tak melihat keduanya. Pandangannya kembali dialihkan menatap Taehyung yang ada di hadapannya dengan penuh harap. Bahkan jemarinya masih digenggam erat. Tak ada niat untuk melepaskannya.

"Kalau aku menolak pun kamu akan tetap memaksa, kan?" Jawab Nayeon dengan menyinggung senyum.

"Tentu saja." Kata Taehyung dengan wajah angkuhnya.

Nayeon yang melihat hanya berdecih kesal dan kembali meletakan makanan di piring Jieun. Selanjutnya dia duduk di kursi lain dan menyantap makan malamnya dengan perasaan bahagia. Dia berharap semua akan baik-baik saja. Tidak akan ada masalah lain yang menghampiri.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang