•°°• _58_ •°°•

1.6K 133 14
                                    


"Apa Taehyung melukaimu?"

Itulah pertanyaan yang dilontarkan Taeyong untuk pertama kalinya setelah tidak melihat Nayeon cukup lama. Dia masih cukup ingat dengan tingkah Taehyung yang benar-benar tidak bersahabat kepada Nayeon sebelumnya. Belum lagi, dia mendengar jika wanita di hadapannya baru saja menjadi korban penculikan.

Nayeon yang ditanya langsung tersenyum dan menatap Taeyong lucu. "Pertanyaan kamu gak ada yang lain, Yong? Masa baru juga datang tanyanya apa Taehyung melukai aku atau tidak. Seharusnya kamu itu tanya bagaimana kabarku." Ucap Nayeon protes.

Taeyong yang mendengar berdecih kesal. "Untuk apa aku tanya kabar kamu kalau nyatanya kamu semakin sehat duduk di hadapanku." Celetuk Taeyong dengan wajah tanpa dosa.

"Ih, Taeyong!" Jerit Nayeon tidak terima dan menatap Taeyong penuh permusuhan.

"Aku jauh lebih suka mendengar ceritamu dengan Taehyung. Apa dia melukaimu? Apa dia kasar sama kamu? Dia gak buat kamu terluka, kan?" Tanya Taeyong beruntun.

Nayeon yang mendengar langsung tersenyum senang. "Tenang aja, aku setiap hari dimanja sama Taehyung, kok. Tenang saja, saudaramu itu tidak cukup bodoh untuk menyakitiku." Jawab Nayeon dengan wajah bangga.

"Heleh, waktu itu aja berantem gak karuan kok."

"Tetapi sekarang kita udah baikan. Malah dia itu sosok yang romantis." Ujar Nayeon membanggakan suami kesayangannya.

"Romantis?" Ulang Taeyong sembari menyatukan kedua alisnya. "Jangan mimpi. Seorang Taehyung yang dikenal kejam dan tidak memiliki hati bisa romantis Sepertinya dia mulai kena sawan."

"Hus!" Bentak Nayeon tidak suka. "Dia suamiku, ya. Jadi, jangan coba-coba jelek-ielekin dia."

"Iya-iya. Kamu makan deh itu orang biar gak buat masalah lagi." Ucap Taeyong masih kesal dengan tingkah Taehyung yang membuatnya berada dalam masalah.

Eunha hanya diam dengan wajah memperhatikan tanda lantai yang akan dimasukinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunha hanya diam dengan wajah memperhatikan tanda lantai yang akan dimasukinya. Tidak lama kemudian, pintu lift terbuka dan menampilkan ruangan lain yang tidak kalah megahnya. Dia keluar dan kembali melangkah melewati beberapa karyawan yang menatapnya bingung. matanya menangkap sosok yang tidak asing untuknya karena dia pernah melihatnya ketika bersama dengan Jaehyun. Membuatnya melangkahkan kaki lebih cepat.

Sowon yang saat itu melihat ada Eunha tengah menuju ke arahnya langsung bangkit dan menunjukan senyumnya. Matanya mengamati gadis berambut pirang yang saat ini ada di hadapannya.

"Selamat pagi, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Sowon dengan suara ramah. Dia berusaha seprofesional mungkin dalam menjalani pekerjaannya.

"Apa Taehyung ada?" Tanya Eunha balik.

"Tuan Taehyung ada di ruangannya. Tetapi apakah anda sudah membuat janji dengan beliau?"

Eunha menghela napas panjang dan menatap Sowon malas. "Bilang sama Taehyung, ada Eunha di luar."

"Baik, silahkan tunggu sebentar dan akan saya beritahukan kepada beliau."

Eunha menurut dan duduk di sofa ujung ruangan tidak jauh dari pintu Taehyung. Matanya menatap Sowon yang sudah masuk dan melaksanakan tugasnya. Sepanjang dia menunggu, matanya mengamati seluruh ruangan dengan seksama. Dia masih begitu mengagumi kesukaan Taehyung dalam memilih sesuatu.

"Ada apa Eunha?"

Sebuah suara berat membuat Eunha menghentikan penilaiannya dan menatap Taehyung yang sudah berdiri di belakangnya. Dia yang melihat langsung bangkit dan tersenyum riang karena melihat sahabatnya datang.

"Apa begini caramu menyapa teman lama yang bahkan jarang sekali datang, Tae?" Tanya Eunha kesal karena Taehyung tampak tidak suka dengan kehadirannya. Bahkan, wajah dinginnya kembali muncul dan membuatnya merasa tidak enak.

"Aku tidak memiliki begitu banyak waktu untuk sekedar berbasa-basi, Eunha. Jadi, katakan apa keperluanmu datang ke sini." Celetuk Taehyung membuat Eunha semakin kesal.

"Baiklah. Aku datang atas saran dari Tante Yoona dan memintamu mencarikan seseorang yang bisa menemaniku untuk mengurus persiapan pertunanganku dengan Jaehyun. Apa kamu bisa?"

Sowon yang saat itu masih duduk di meja kerjanya dapat dengan jelas mendengar percakapan keduanya. Dia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Rasanya ada sesak yang menghimpit dadanya, menyadari bahwa Jaehyun sudah melupakannya sedangkan dia masih terpaku dengan masa lalu.

Taehyung menatap Sowon yang masih mencoba menyibukan diri agar tidak mendengar percakapan mereka berdua.

"Sowon." Panggil Taehyung dengan suara datar.

"Iya, Tuan." Jawab Sowon yang langsung bangkit dan menatap ke duanya bergantian.

"Kamu temani Eunha menyelesaikan persiapan pertunangannya. Setelah selesai, jika masih ada waktu kembali dan laniutkan pekerjaanmu." Perintah Taehyung tegas dan tidak mau diganggu-gugat.

"Baik, Tuan." Jawab Sowon kecil. Dia hanya bisa mengatakan hal tersebut tanpa berani membatah. Siapa dia sampai berani menolak perintah atasannya?

Sowon mengemasi barangnya dan melangkah keluar dari balik meja dan mendekati Eunha yang sudah tersenyum begitu senang.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Terima kasih, Tae."

Setelah mengatakan hal tersebut, Eunha langsung melangkah dan diikuti Sowon yang berjalan di belakangnya. Dia sudah terlalu terbiasa berdiri di belakang Taehyung, itu sebabnya dia selalu berjalan di belakang seseorang yang menurutnya lebih berkuasa dibandingkan dirinya.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang