•°°• _14_ •°°•

1.8K 153 8
                                    


"Papa memilih membela dia tanpa tau apa maksud Tae? Papa terlalu mempercayai orang lain ketimbang anak sendiri." Desis Taehyung dengan rahang mengeras dan menatap Nayeon.

"Kamu itu biang masalah!" Bentak Taehyung membuat Nayeon menjerit tertahan dan menitikan air mata.

Nayeon mengatur jantungnya yang sejak tadi berdegup tidak karuan. Apalagi saat tangannya dipaksa untuk bangkit dan menatap tatapan benci dari Taehyung. Apa salahnya? Dia bahkan tidak mengenal pria dihadapannya saat ini, tetapi sepertinya dia begitu membenci. Teriakan dari Taehyung membuat Nayeon semakin kehabisan nafas dan menitikan air matanya. Seberapa kuat dia mencoba untuk kuat dan terlihat tegar, nyatanya dia juga memiliki kelemahan.

"Tae, kamu keterlaluan. Papa sudah menghubungi pihak kampus dan meminta penjelasan dan semua adalah ulah kamu." Ucap Seo Joon masih dengan tatapan tajam.

"Iya, karena Tae tidak menyukai dia." Ucap Taehyung sembari menunjuk Nayeon yang hanya diam. "Dia sudah membuat wanitaku mengalami kekesalan hari ini. Dia tidak bisa menjalankan tugasnya dengan benar."

Wanitanya? Nayeon menggenggam erat tas yang sejak tadi dibawanya. Dia berjuang sendiri menghilangkan rasa takut yang mulai menyerang. Wajahnya sudah dipenuhi keringat yang sejak tadi mengucur tanpa henti.

"Wanitamu?" Suara Seo Joon terdengar lirih dan menatap anaknya penuh selidik. Siapa wanita yang dimaksud?

"Iya. Sana. Dia wanitaku dan gadis ini..."

Ucapan Taehyung tertelan di tenggorokan ketika melihat Nayeon yang hanya diam dengan wajah pucat pasi. Seo Joon yang penasaran juga ikut menatap ke arah yang sama dan cukup terkeiut dengan pemandangan dihadapannya.

Nayeon diam, kepalanya terasa pusing dan pandangannya kabur. Hanya ada satu namanya yang diingat dan akhirnya dia tumbang. Sana.

Masih untung Taehyung langsung sigap menopangnya. Pada saat yang bersamaan, pintu ruangan Seo Joon terbuka dan menanpilkan Jieun yang baru saja pulang.

"Ada apa ini?!" Teriak Jieun dengan wajah panik karena ada seorang gadis pingsan dalam pelukan anaknya.

"Bawa dia ke kamar tamu." Perintah Seo Joon takut sesuatu terjadi.

Mingyu yang melihat langsung masuk dan mengambil Nayeon dari pelukan Taehyung dan membawanya keluar. Sedangkan Taehyung, dia merasa tidak asing dengan wajah Nayeon. Jantungnya berdetak cukup keras dan langsung mengabaikannya. Dia melangkah keluar, sampai suara tegas di belakang membuatnya menghentikan langkahnya.

"Kita masih punya urusan yang harus diselesaikan, Tae." Desis Seo Joon membuat Jieun yang saat itu masih di ruangan yang hanya diam tidak mengerti.

Taehyung tidak menjawab dan malah melangkah meninggalkan ruangan, menutup pintu dengan keras dan mengajak Mark untuk pergi dari rumah orang tuanya. Dia merasa tidak mengenal orang tuanya dan kesal karena tidak mendapat pembelaan sama sekali.

Semua karena Nayeon, geram Taehyung dengan tangan mengepal tidak suka. Sedangkan rasa bencinya semakin bertambah dan dia benar-benar tidak menyukai Nayeon. Entah apa penyebabnya.

Namun, dia yakin karena Nayeon tidak bisa membahagiakan wanitanya. Ya, dia ingin semua orang bisa membahagiakan Sana bagaimana pun caranya.

 Ya, dia ingin semua orang bisa membahagiakan Sana bagaimana pun caranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jieun menatap Taehyung dengan tatapan tajam. Setelah semua yang diceritakan suaminya, otaknya langsung berhenti berfikir. Tidak menyangka jika anak kesayangannya bertingkah konyol. Sedangkan pelakunya hanya diam dengan wajah dongkol setengah mati. Dia merasa disidang di rumah sendiri dan orangtua yang tidak juga membelanya. Bukannya dibela, dia malah ditodong dengan tatapan tajam dari dua pasang mata yang duduk didepannya. Belum lagi usahanya untuk keluar dari rumah dapat dicegah oleh Mingyu, bodyguard papanya. Jadilah dia duduk di ruangan papanya dengan tatapan tajam.

Helaan nafas terdengar dari arah mamanya dan matanya melirik sekilas. Taehyung tau mamanya sudah siap berceramah panjang lebar kali ini dan telinganya sudah benar-benar siap.

"Tae, jelaskan apa yang sudah kamu putuskan. Mama gak mau Cuma mendengarkan satu pihak." Ucap Jieun dengan nada suara yang terkesan lembut, tetapi ada ketegasan didalamnya.

Taehyung diam. Otaknya masih mencerna apa yang harus diucapkan tanpa membuat kedua orangtuanya marah. Namun, lagi-lagi otaknya berhenti mencerna kebohongan dan itu membuatnya ingin sekali mengumpat kesal. Kenapa semua membela Nayeon yang tidak becus dalam melakukan hal. Ya, meski itu bukan untuknya.

"Mengeluarkan mahasiswi terbaik dan mencabut beasiswanya. Mengeluarkannya dari pekerjaan. Apa ini yg sedang kamu lakukan, Tae? Papa benar-benar kecewa sama kamu." Sambung Seo Joon dengan tatapan datar dan suara dingin. Taehyung tau saat ini papanya tengah menahan amarah yang siap meledak. "Siapa yang mengajarimu untuk menggunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi, Tae?"

"Kami bicara sama kamu. Sudah mulai bisu, hm?" Jieun menatap anaknya tajam. Dia masih tidak menyangka bahwa anaknya bertingkah dan menggunakan kekuasaan untuk semena-mena. Semua karena wanita yang baru ditemuinya beberapa hari yang lalu.

"Apa ini semua karena wanita yang baru kamu temui? Siapa namanya? Sana?" Jieun memastikan.

Mendengar namanya disebut, Taehyung menatap mamanya santai dan mengangguk. "Dia tidak pernah melakukan apa yang Sana inginkan dengan benar, Ma. Jadi..."

Brakk!

Suara gebrakan membuat Taehyung berhenti menjelaskan dan menatap Taehyung dengan tajam. Jadi, semua hanya karena wanita yang bahkan belum pernah dikenalkan kepada keluarganya? Seo Joon menatap Taehyung dengan tatapan membunuh. Jieun yang melihat langsung menatap sang suami dengan wajah yang menunjukan kekhawatiran. Dia tau, suaminya akan meledak dan marah besar.

"Kamu bertingkah konyol Cuma demi wanita yang bahkan belum kamu kenalkan ke Papa, Tae?!" Teriak Seo Joon tidak tahan dengan kebodohan anaknya. "Kamu bahkan tidak memikirkan nasib orang lain." Seo Joon mendesis tidak suka.

Jieun yang melihat sang suami melangkah mendekati anaknya langsung bangkit dan mencegahnya. Dia tau apa yang akan dilakukan suaminya dan dia tidak ingin ada kekerasan dalam rumah mereka. Seo Joon yang mengerti dengan kekhawatiran sang istri langsung menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Berulang kali dilakukan agar amarahnya mereda. Kepalan tangannya mulai mengendur, nafasnya juga sudah kembali normal. Jieun yang melihat mengelus dada lega. Setidaknya tidak ada baku hantam di dalam rumah.

"Kamu hampir saja membuat kampus kita kehilangan mahasiswi paling berprestasi dan mencoreng nama baik universitas, Tae." Desis Seo Joon lebih pelan karena dia tidak mau terpancing emosi.

"Tetapi dia memang pantas mendapatkannya, Pa." Ucap Taehyung langsung berdiri dengan satu tangan dimasukan ke dalam kantong celana, berdiri angkuh dan tanpa rasa bersalah. "Dia sudah mengecewakan Sana."

"Sana lagi, Sana lagi. Mama sampai bosan dengan nama gadis yang arogan seperti dia, Tae." Sahut Jieun tidak suka. Dia benar-benar tidak percaya jika dulu Sana yang menyelamatkan anaknya.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang