•°°• _61_ •°°•

1.6K 134 48
                                    


"Nak, kamu sudah lama tidak main ke rumah. Apa kamu marah sama Ayah karena tidak membelamu waktu pernikahan dengan Taehyung?" Tanya Siwon sembari menatap Nayeon yang masih menyantap makanannya.

Nayeon menghentikan kunyahannya dan menatap ayahnya dengan senyum manis. "Nayeon sudah berniat untuk berkunjung ke rumah, Yah. Tetapi Taehyung masih sibuk. Jadi Nayeon harus menunggunya." Ucap Nayeon berbohong. Padahal dia tidak mengatakan apa pun kepada Taehyung. Dia memilih menjauh dari pada menyakiti dan mengganggu kehidupan ayahnya.

"Sesekali mampir ke rumah. Ayah rindu masakan kamu." Ucap Siwon membuat Nayeon tersenyum pilu.

Nayeon mengangguk dan menatap ayahnya dengan riang. Hari ini, dia hanya ingin berbahagia dengan ayahnya. Dia tidak ingin ada air mata
yang mewakili perasaannya saat ini. Mereka asyik berbincang saat dering ponsel Nayeon menghentikan percakapan mereka. 'Taehyung'. Nama pria yang tersebut sudah terpampang jelas beserta fotonya. Senyum Nayeon langsung mengembang semakin lebar dan meminta izin kepada ayahnya. Setelah mendapat anggukan, dia langsung menggeser layar untuk mengangkat panggilan suaminya dengan cepat.

"Sayang, kamu di mana?" Tanya Taehyung dari seberang telfon.

"Aku di cafe dekat kantor Ayah." Jawab Nayeon sembari melirik ayahnya yang masih memperhatikan.

"Kamu ngapain ke situ? Kenapa ga bilang-bilang?"

Nayeon yang mendengar menghela napas panjang dan tersenyum lucu menghadapi tingkah Taehyung yang kadang seperti anak kecil. Bahkan, dia sering merasa heran dengan tingkah suaminya yang berbeda tiga ratus derajat. 

"Sayang.." Panggil Taehyung gusar karena sejak tadi Nayeon tidak menjawab panggilannya

"Iya, sayang. Aku dengar kok. Maaf, ya? Aku gak kasih tahu karena aku pikir kamu tidak masalah." Ucap Nayeon lembut.

Terdengar helaan napas dari arah Taehyung. 

"Lain kali kasi tau aku, ya? Aku takut kamu kenapa-kenapa. Kalau tidak, kamu bisa hubungi Mark untuk ikut. Dia akan menjagamu dengan baik."

"Iya, Tae, iya. Kamu jangan terlalu khawatir. Aku baik-baik saja."

"Kalau begitu aku akan ke sana. Jangan kemana-mana."

Nayeon baru akan menjawab dan melarang, tetapi Taehyung malah memutuskan sambungan telfonnya. Nayeon akhirnya pasrah dan melihat ayahnya yang sudah tersenyum ke arahnya.

"Ayah kenapa, sih?" Gerutu Nayeon merasa begitu malu.

"Ayah hanya senang, ternyata anak ayah bahagia bersama suaminya. Apa kamu mencintainya?"

Nayeon yang ditanya langsung diam dan menatap ayahnya serius. Setelahnya, dia mengangguk antusias dan langsung menyunggingkan senyumnya. "Tentu saja aku bahagia. Sangat-sangat bahagia. Taehyung memperlakukanku dengan sangat baik, Ayah." Jawab Nayeon dengan wajah berbinar dan itu membuat Siwon lega. Setidaknya ia tidak terlalu mengkhawatirkan mengenai Sana karena dia yakin, Taehyung akan menjaganya.

Sepanjang perjalanan Sowon hanya diam memperhatikan dua orang yang asyik berbicara dan berbincang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang perjalanan Sowon hanya diam memperhatikan dua orang yang asyik berbicara dan berbincang. Meski sesekali Eunha manatapnya dan ikut berbincang. Namun, Sowon hanya menanggapi sebiasanya saja dan kembali diam. Terkadang, tanpa sengaja mata Jaehyun yang tengah sibuk dengan kemudi bertemu dengan matanya, membuat Sowon kembali menundukan kepala dan menjauhi pandangan yang begitu menyakitkan untuknya.

Jaehyun memutuskan untuk mengantar Eunha kembali ke rumah dan baru mengantar Sowon kembali ke kantor. Dia memilih jalur seperti itu karena rumah Eunha yang tidak searah dengan kantor dan rumah sakit tempat kerja Jaehyun dan kantor Sowon.

Jaehyun menghentikan mobilnya di depan rumah megah yang membuat Sowon begitu terpana. Dia tahu mereka adalah orang-orang kaya dan itu membuatnya semakin yakin harus melepaskan Jaehyun seutuhnya. Dia berada di dimensi yang terasa berbeda.

"Kamu harus mengantar dia sampai kantor dengan selamat. Awas kalau sampai ditinggal di pinggir jalan." Ancam Eunha yang sudah memperingati Jaehyun.

Sowon yang mendengar berusaha tidak peduli dan menatap langit yang sudah begitu gelap. Padahal baru beberapa menit yang lalu cuaca begitu cerah. Setelah Eunha berpamitan, Jaehyun kembali melajukan mobilnya, menembus jalanan yang tampak begitu sepi.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Sowon yang berada di sebelah Jaehyun, menggantikan tempat duduk Eunha juga hanya fokus dengan pemandangan jalan di hadapannya. Dia enggan bertatap mata dengan Jaehyun.

Jaehyun melirik Sowon dan menghela napas panjang. "Kenapa kamu harus kembali?" Tanya Jaehyun membuat Sowon mengalihkan pandangannya.

"Maksudmu?" Tanya Sowon tidak mengerti. Keningnya mengerut dan membuat alisnya hampir menyatu.

Jaehyun menghentikan mobilnya dan menatap Sowon dengan pandangan tajam. "Kenapa kamu kembali setelah semua yang kamu lakukan kepadaku dulu, Sowon? Kenapa? Kamu ingin melihat aku yang hancur karena kamu tinggalkan?!" Bentak Jaehyun membuat Sowon menatap terluka.

"Aku sudah susah mencoba melupakanmu, tetapi kamu dengan entengnya datang dan mengusik hidupku. Aku mohon, pergilah dari kehidupanku."

'Bukan hanya kamu yang hancur, Jae. Aku juga sama.' Batin Sowon perih.

"Aku kembali atau tidak, bukan urusan kamu, Jaehyun." Jawab Sowon pelan.

"Oh, jadi mempermainkan hati seseorang bukanlah hal baru untukmu?" Tanya Jaehyun dengan tampang sinis. "Aku bahkan menyesal pernah mencintaimu."

"Kalau kamu menyesal, maka jangan pernah ingat kita pernah bersama." Ujarnya dengan tangan menggenggam erat tasnya. Dia hanya menguatkan diri dan membiarkan Jaehyun semakin membencinya.

Jaehyun yang mendengar hanya tersenyum sinis dan mengangguk paham. Tangannya langsung membuka kunci pintu mobilnya. Matanya menatap lurus ke depan. Sowon yang sadar langsung menghela napas dan membuka pintu. Sowon keluar dari mobil Jaehyun dengan perasaan yang sudah bercampur aduk.

Jaehyun segera melajukan mobilnya, meninggalkan Sowon yang hanya menatapnya dengan pandangan nanar. Bahkan, dia tidak menghiraukan tetesan air yang mulai mengguyur jalanan. Padahal dia tahu, Sowon berada di jalanan, seorang diri dan tak ada tempat berteduh.

"Aku harus melupakanmu." Ucap Sowon dan Jaehyun bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda.

"Aku membencimu, Sowon."

"Aku mencintaimu, Jaehyun."

"Sangat." Lanjutnya secara bersamaan.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang