•°°• _15_ •°°•

2K 162 10
                                    


"Tetapi, Ma. Sana adalah orang..."

"Hentikan!. Papa tidak mau dengar among kosong lagi. Kalau kamu memang serius, bawa dia kehadapan Papa." Potong Seo Joon lelah dengan sikap keras kepala Taehyung.

Taehyung yang mendengar melongo. Dia bahkan belum sempat berkenalan dengan Sana dan bagaimana bisa dia mambawanya ke rumah? Apa jika dia mengatakan bahwa dia adalah anak kecil yang diselamatkan puluhan tahun lalu, Sana akan menerimanya?

Taehyung sibuk dengan pemikirannya, sampai suara ketukan mengalihkan perhatian mereka berdua. Tampak Mingyu masuk dan menatap tuannya tajam.

"Nona Nayeon sudah sadar, Tuan." Ucap Mingyu singkat.

Seo Joon mengangguk dan menatap Taehyung lekat. "Kalau kamu sampai membuat onar lagi, Papa pastikan kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi, Tae." Ancam Seo Joon dan langsung melangkah keluar. Diikuti Jieun yang masih setia berada di belakangnya.

Nayeon menatap sekitarnya bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayeon menatap sekitarnya bingung. Dimana dia berada? Ruangannya benar-benar berbeda dan itu terasa asing untuknya. Rasanya dia belum pernah masuk dan melihat ruangan kecil yang tampak indah tersebut.

Nayeon menutup mata perlahan ketika kepalanya mendadak pusing. Tangannya memijat pelipisnya pelan, melepaskan sedikit rasa sakit yang setia hinggap dikepalanya. Saat sudah membaik, dia mulai bangkit dan duduk di ranjang. Matanya menatap keluar jendela dengan tatapan lembut. Dia merasa nyaman di ruangan yang bahkan belum pernah disinggahinya.

Derit pintu terbuka membuat Nayeon mengalihkan pandangannya dan menatap tiga orang dewasa yang masuk ke dalam ruangannya, salah satu dari mereka adalah wanita dengan guratan samar yang tidak terlalu tampak. Menyadari siapa yang datang, Nayeon langsung merapikan diri dan tersenyum canggung.

"Sudah, tidak usah dipaksakan. Kamu bisa tiduran dulu di sini." Jawab Seo Joon yang melihat Nayeon tampak tidak enak.

"Maaf, Tuan. Jadi merepotkan." Ucap Nayeon tidak enak hati. Dia sendiri tidak tau kenapa bisa pingsan saat di rumah orang lain dan membuat seisi rumah repot.

"Ada yang sakit?" Tanya wanita yang ada disebelah Seo Joon yang langsung melangkah dan duduk disebelah Nayeon, memegang keningnya, memastikan apakah badan gadis tersebut panas. Nayeon yang diperlakukan sedemikian merasa semakin tidak enak hati dan menunduk, menahan air mata yang siap meluncur.

"Apa ada yang sakit?" Tanyanya lagi dan kali ini dengan wajah khawatir karena Nayeon menitikan air mata.

Nayeon yang menyadari langsung menghapusnya cepat dan menggeleng. "Tidak ada. Saya sudah baik-baik saja. Maaf merepotkan Tuan dan Nyonya."

"Jieun" Sahut Jieun dengan cepat. "Panggil saja Tante." Jieun tersenyum lembut dan menatap Nayeon lekat. Dia berharap bahwa anaknya salah menemukan seseorang. Dia benar-benar ingin mantu, tetapi selain Sana yang digilai anaknya.

Nayeon mengangguk dan tersenyum. Keluarga Kim terlalu baik untuknya. Seo Joon yang melihat hanya memperhatikan Nayeon lekat.

"Apa ada masalah dengannya, Jaehyun?" Tanya Seo Joon sembari menatap pria yang sejak tadi berdiri disebelahnya dan menatap lekat.

Jaehyun menggeleng. "Dia hanya shock saja. Tidak ada hal buruk yang terjadi. Dia juga baik-baik saja dan hanya butuh sedikit istirahat." Jelas Jaehyun sembari memberikan selembar kertas kepada Seo Joon yang langsung diterima. "Ini resep untuk menebus obatnya. Aku hanya memberikan vitamin untuknya."

Seo Joon yang menerima mengangguk dan menatap Nayeon lembut. "Nayeon, mulai besok kamu sudah mulai kuliah kembali. Beasiswamu juga sudah kembali. Maafkan atas kesalahan Taehyung." Ucap Seo Joon tepat saat pintu terbuka dan menampilkan Taehyung yang masih dengan tampang santainya. Nayeon yang melihat hanya mengabaikan dan tersenyum menatap Seo Joon.

"Terima kasih, Tuan." Ucap Nayeon dengan mata berbinar dan menatap ke jendela. Hari sudah hampir gelap. "Maaf, Tuan, saya harus segera pulang ke rumah. Terima kasih semuanya dan maaf merepotkan." Nayeon langsung turun dari ranjang dan itu membuat Jieun yang sejak tadi duduk disebelahnya merasa kecewa. Entah mengapa dia senang Nayeon ada dirumahnya.

"Biar Taehyung yang mengantar." Tawar Seo Joon dan mendapatkan tatapan protes dari anaknya.

Nayeon menatap Taehyung yang enggan menuruti kemauan papanya. "Tidak perlu, Tuan. Saya sudah membawa sepeda. Jadi, biar saya pulang sendiri saja."

"Ah, iya, biar Taehyung yang mengatar." Tambah Jieun sembari menatap Taehyung tajam, tidak mau dibantah. "Biar sepedanya ditaruh di sini aja. Kapan-kapan bisa kamu ambil lagi."

Nayeon baru saja hendak menolak karena dia tau Taehyung tidak mau dan dia tidak berharap. Kakinya masih bisa digunakan untuk mengayuh sepeda meski kepalanya sedikit sakit. Namun, sebuah suara menghentikannya.

"Ya sudah, ayo pulang." Kata Taehyung dan langsung keluar ruangan.

Nayeon yang hendak memprotes langsung diurungkan. Dia memilih untuk mengikuti Taehyung yang sudah melangkah lebih dahulu. Setelah berpamitan, dia langsung menyusul Taehyung. Bukan dia tidak tau apa yang dirasakan pria tersebut. Dia benar-benar tau kalau Taehyung enggan duduk dengannya.

"Kalau kamu gak mau, aku bisa pulang sendiri." Usul Nayeon tidak mau merepotkan.

"Diam. Pasang sabuk pengaman dan jangan banyak bicara." Tegas Taehyung tanpa menoleh ke arah Nayeon yang sudah duduk disebelahnya. Dia muak dengan tingkah sok baik wanita disebelahnya.

Sedangkan di rumah, Jieun tampak bahagia dan itu membuat Seo Joon bertanya-tanya. Ada apa dengan istrinya? Sejak tadi hanya tersenyum dan tidak luntur-luntur.

"Nayeon itu manis ya, Pa. Mama jadi gemes." Ucap Jieun menjawab semua pertanyaan Seo Joon.

Dia hanya mengangguk dan memeluk istrinya untuk masuk ke dalam rumah, setelah memastikan Taehyung keluar dari pekarangan rumah.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang