•°°• _33_ •°°•

2.1K 185 34
                                    


"Nayeon, setelah ini kamu mau apa?" Tanya Taehyung yang melangkah bersisisan dengan Nayeon.

Nayeon hanya diam dengan wajah berpikir. Mereka masih ada di restroran Taeyong dan siap untuk pulang ke rumah. Dia menatap Taehyung yang masih menunggu dengan tatapan penasaran ke arahnya. "Aku rasa aku tidak mau ke mana-mana. Aku ingin pulang saja."

"Yakin? Memangnya kamu gak bosen di rumah terus?" Taehyung menatap Nayeon dengan mata menyelidik.

Nayeon menghentikan langkah dan mentap Taehyung dengan senyum sumringah. "Aku tau kamu capek kerja seharian. Jadi, aku gak akan setega itu untuk mengajakmu jalan-jalan, padahal sudah malam."

Taehyung yang mendengar tertawa kecil. "Tapi aku gak masalah. Mau ikut ke suatu tempat?" Ajak Taehyung dengan mata yang sejak tadi memperhatikan Nayeon lekat. Dia bahkan enggan berpaling meski hanya sebentar.

"Ke mana?" Tanya Nayeon dengan mata berbinar.

"Ke rumah kecil yang dulu sering aku jadikan tempat persembuyian." Ucap Taehyung dengan senyum yang masih diumbar.

Nayeon yang mendengar hanya diam dan mengulas senyum. Kepalanya mengangguk karena dia sendiri sudah lama tidak datang ke tempat mereka dulu bermain. Mereka? Nayeon bahkan lupa bahwa hanya dia yang mengetahui ingatan tersebut. Sedangkan Taehyung, dia mengingat Sana yang ada bersamanya dulu.

"Boleh. Aku mau lihat tempat persembunyian dari seorang Kim Taehyung." Ucap Nayeon menghilangkan perasaan mellow di hatinya yang sejak tadi hinggap.

Taehyung yang mendengar langsung mengangguk antuasias. Sudah lama tidak ada yang ikut bersamanya datang. Beberapa kali dia datang dan berharap malaikatnya juga akan datang. Sayangnya, harapannya sia-sia karena dia sendiri juga pindah rumah yang cukup jauh.

Nayeon menatap tangannya yang saat ini tengah digandeng Taehyung dengan tatapan sedih. Dia ingin tangan kekar pria tersebut selalu menggandengnya, selalu merangkulnya dan memberikan kehangatan. Namun, apa harapannya bisa terwujud karena selama ini Taehyung malah mencintai Sana dengan begitu dalam dan bukan dirinya.

Nayeon menatap punggung Taehyung yang tampak begitu lebar. Dia ingin menyimpan semua ingatannya dan menaruh di hati terdalam. Agar saat dia pergi meninggalkan Taehyung, dia tidak akan merasakan rindu yang begitu membuatnya sengasara.

Taehyung baru membukakan pintu mobil untuk Nayeon, saat telfonnya berbunyi. Dia menghentikan langkahnya dan merogoh saku celana, menatap nama yang tertera di layar. Mark. Dengan cepat Taehyung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Mark. Ada kabar?" Tanyanya membuat Nayeon mengalihkan pandangan dan menatap penasaran.

"Maaf mengganggu, Tuan. Kami sudah mendapatkan kabar terbaru tentang Tuan Jin dan Nona Sana." Terdengar suara Mark dari seberang.

"Jadi, di mana mereka?" Tanya Taehyung dengan wajah yang sudah berubah dingin.

"Saat ini Tuan Jin tengah menjadikan Nona Sana sebagai tawanan di rumah kumuh di hutan barat. Saya dan rombongan sudah ada di lokasi, menunggu perintah Tuan Taehyung selanjutnya." Jelas Mark dengan suara pelan.

"Kalian tetap awasi pergerakan Jin dan aku akan ke sana. Jangan lakukan tindakan apa pun yang akan mencelakai Sana nantinya." Perintah Taehyung dan langsung mematikan panggilan sepihak.

Nayeon yang melihat menelan ludahnya gusar. Matanya menatap sorot mata menajam dari arah Taehyung dan juga genggaman tangannya yang semakin mengerat. Namun, dia enggan protes dan hanya memejamkan mata, menahan sakit karena Taehyung menggenggam tangannya kuat.

Taehyung menghela napa panjang dan menatap Nayeon yang memejam dengan bibir meringis menahan sakit. Keningnya berkerut bingung. "Hey, Nay. Kenapa?" Tanyanya tanpa rasa bersalah.

Nayeon yang mendengar membuka mata dan memberi isyarat bahwa Taehyung terlalu kuat menggenggam tangannya. Taehyung yang sadar langsung melepaskan genggamannya dan menatap Nayeon dengan perasaan bersalah.

"Sorry" Ucapnya tulus.

"Tidak masalah" Ujar Nayeon sembari mengibaskan tangannya, mengurangi rasa sakit yang perlahan menghilang.

Taehyung menatap Nayeon dengan wajah yang berubah serius dan datar. "Nayeon, aku ada urusan. Kamu bisa pulang bareng Taeyong, kan? Aku harus segera pergi."

"Pergi? Ke mana?" Tanya Nayeon penasaran.

"Mark baru memberi kabar kalau Sana sudah ditemukan. Dia sekarang dijadikan tahanan oleh Jin di rumah tua sebelah barat. Aku harus segera melepaskannya. Aku takut terjadi hal buruk dengannya." Ucap Taehyung dengan nada suara penuh kekhawatiran.

'Jadi Sana sudah ditemukan? Peranku sudah selesal?'. Nayeon hanya mengulas bibir tipis dan perasaan yang mulai terasa sakit. Dia tidak bisa merelakan Taehyung. Dia salah karena terlalu mencintai pria yang saat ini ada di hadapannya.

"Aku akan pergi dulu." Kata Taehyung dan siap masuk ke dalam mobil, tetapi tangan Nayeon mencekalnya dan membuat Taehyung menghentikan gerakannya. Matanya menatap Nayeon penuh tanya.

"Boleh aku ikut ke tempat Sana?" Tanya Nayeon ragu.

"Gak boleh. Kamu baru saja sembuh dan aku gak mau kamu terluka lagi." Tolak Taehyung tegas.

"Aku janji gak akan terluka lagi." Nayeon mengacungkan ke dua jarinya dan menatap penuh harap.

"Nayeon, di sana itu bukan tempat bermain. Di sana berbahaya dan kamu....."

"Aku akan jaga diri. Aku janji gak bakal susahin kamu." Potong Nayeon dengan wajah penuh harap, "bagaimana pun dia adalah sudaraku. Aku gak mau kalau nanti terjadi hal buruk dengannya. Jadi, boleh ya aku ikut?" Pinta Nayeon dengan suara memelas.

Taehyung diam sejenak dan menimang apa yang akan dilakukannya. Matanya menatap Nayeon yang masih menyatukan ke dua tangan dan memohon. Helaan napas terdengar dan disusul dengan anggukan setuju dari arah Taehyung.

"Tetapi kamu janji hanya akan ada di mobil dan jangan keluar. Kamu tunggu sampai aku datang bersama Sana." Ujar Taehyung mengingatkan.

Nayeon mengangguk yakin dan ikut masuk ke dalam mobil bersama Taehyung. Dia hanya ingin melewati malam terakhirnya dengan Taehyung. Matanya menatap Taehyung dengan tanpa berkedip, seakan takut jika dia berkedip, pria di depannya akan menghilang dari hidupnya.

'Aku ingin menatap wajahmu lama dan menyimpannya. Agar saat aku menghilang, aku tidak merindukanmu'

****

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Maaf pendek:)

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang