•°°• _41_ •°°•

2.2K 184 12
                                    

Kayak nya aku bakal sering up, biar ceritanya cepat end. Makasih buat yang selalu nunggu cerita ini:). dan Makasih buat yang udh Voment, aku gk nyangka vote nya udh 1k lebih😁❤️. Uwuu gomawoo para Readers kuu😚💜


Happy Reading!😊

***

"Jin, kamu mau ke mana?"

Nayeon yang baru saja keluar dari kamar harus berhenti ketika melihat Jin sudah mengenakan kemeja kotak-kotak dipadu dengan celana jeans yang senada. Padahal biasanya Jin hanya menggunakan pakaian santai dan tak serapi saat ini.

"Kamu mau pergi?" Tanya Nayeon sembari mendekati Jin. Apa ini kesempatan untuknya?

Jin hanya tersenyum canggung dan menatap Nayeon. "Aku ada urusan sebentar. Nanti aku juga pulang lagi."

"Boleh aku ikut?" Pintanya dengan mata berbinar. Otaknya dengan gesit merencanakan untuk kabur dari tahanan Jin.

"Untuk kali ini aku tidak bisa mengajakmu, Nay. Kamu tetaplah di sini. Aku hanya sebentar." Jelas Jin sembari menuruni anak tangga.

Nayeon yang melihat langsung mengekor dan menghadang langkah Jin, membuat pria tersebut berhenti seketika. Kedua alisnya menyatu, membuat lipatan di keningnya dalam.

"Kamu kenapa?" Tanya Jin bingung.

Nayeon yang sudah merentangkan tangan langsung menurunkannya dan menatap Jin penuh pengharapan. "Aku mohon, aku bosan di rumah ini terus. Aku ingin menikmati suasana baru di luar sana." Pintanya dan berharap kali ini Jin mau mengabulkannya seperti waktu itu.

Jin menghela napas panjang dan menatap Nayeon malas. "Nayeon, aku tidak bisa. Di sana cukup berbahaya. Jadi, lebih baik kamu di sini. Ada Bu Mina dan beberapa lagi yang akan menemanimu."

"Tetapi aku gak mau di rumah ini. Aku benar-benar bosan." Kekeh Nayeon enggan mengalah.

"Kamu bisa melihat taman mawar di bagian ujung barat dan juga ada taman anggrek di dekat kolam." Jelas Jin sembari melangkah menuju halaman rumah. Di sana sudah ada seseorang dengan seragam hitam dan menggunakan kacamata. Wajahnya tampak garang dan itu membuat Nayeon mulai menciut.

"Jin, aku mohon. Sekali ini saja." Nayeon mengabaikan beberapa mata yang menatapnya penuh tanya. Dia menghilangkan rasa takut yang mulai menjalar.

Jin menaraik napasnya dalam dan menghembuskannya keras. Kali ini tatapannya mengarah lurus ke arah Nayeon yang masih merengek tiada henti. Kesabarannya sudah di ujung batas dan mulai menipis. Tanpa aba-aba, dia menarik tangan Nayeon dan menggenggamnya erat.

"Berhentilah merengek, Nayeon!." Desisnya dengan mata yang sudah membelalak.

"Aku hanya...."

"Aku bilang berhentilah merengek. Sampai kapan pun aku tidak akan tertipu dengan wajah polosmu ini. Jadi, jangan berharap aku akan membiarkanmu keluar dari gerbang rumah ini." Celetuk Jin dengan nada dingin dan menyetak Nayeon menjauh darinya. Dia melepaskan tangan Nayeon dan segera masuk ke dalam mobil.

Nayeon yang melihat kepergian Jin hanya menggeram kesal. Kenapa kali ini Jin susah sekali diajak berkompromi? Nayeon memutuskan untuk masuk kembali ke rumah dan berdiam di ruang keluarga. Matanya meneliti sekitar dan berharap akan ada hal yang bisa menolongnya. Namun, sayangnya Jin sudah mempersiapkan segalanya.

"Bahkan di rumah ini tidak ada telfon." Gerutunya sembari memutar bola matanya jengah.

Nayeon memilih untuk memejamkan matanya karena sudah mulai mengantuk. Dia harus memberitahu Taehyung di mana dia berada. Dia harus memastikan apa yang menjadi keputusan suaminya nanti. Apa pun itu, dia akan terima dengan lapang dada. Nayeon benar-benar siap untuk kemungkinan terburuknya.

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang