•°°• _12_ •°°•

1.8K 150 17
                                    


Dahyun yang mendengar sedikit berjingkat dan menenangkan jantung. Kenapa gadis dihadapannya ini begitu angkuh? Dengan langkah yang dipaksakan, Dahyun melangkah dan mendatangi Sana. Dia tidak mau membuat pelanggannya kesal. Terlebih nama baik butiknya akan buruk di mata pelanggan lain.

"Ada apa ini ribut-ribut?" suara lain datang dari ujung ruangan.

Dahyun yang mendengar langsung berbalik dan menatap khawatir. Bosnya ada di pintu khusus atasan dan menatap dengan wajah bingung. Sana masih dengan santainya menatap wanita yang saat ini melangkah ke arahnya.

"Ada apa ini, Dahyun?" tanya Jieun yang saat ini bingung. Dia baru saja datang dan mendengar suara yang menggelegar di butiknya. Bahkan dia sampai befikir, wanita macam apa yang berteriak di tempat umum tanpa rasa malu? Saat matanya menatap Sana yang masih berdiri angkuh di anak tangga, Jieun mulai bertanya-tanya. Apa gadis ini yang tadi berteriak?

"Maaf, Bu. Saya tadi sedikit terkilir dan..."

"Dan karyawan anda tidak benar bekerja." Potong Sana dan menatap Dahyun sinis. Dia tidak peduli dengan nasib Dahyun nantinya.

Jieun yang mendengar malah menatap Sana tidak suka. "Jangan memotong ketika ada orang berbicara." Desis Jieun dengan wajah sudah tidak lagi ramah.

Sana yang mendengar langsung membelalak. Wajah ramah dan lembut sudah lenyap dari wanita dihadapannya ini. Aura yang muncul juga berbeda dan dia memilih untuk diam. Dia tidak mau mempermalukan diri sendiri di tempat umum. Apalagi semua pelanggan yang ada di lantai dua sudah menatapnya dengan penuh tanya.

"Coba kamu ceritakan apa yang terjadi, Dahyun" Ucap Jieun dengan nada tajam.

Dahyun menjelaskan semuanya. Mulai dari Sana yang tidak puas dengan pakaian yang ada sampai dia yang hendak mengantar Sana ke lantai dua. Namun, Sana dengan sengaja mendorongnya dan membuat kakinya terkilir. Sana masih menatap dua orang yang saat ini tengah berbincang dengan wajah santai. Baginya, percuma karena wanita anggun dihadapannya ini akan membelanya dan bukan karyawannya. Bukannya pelanggan adalah raja?

Jieun selesai mendengarkan penjelasan Dahyun dan menatap Sana. Dia tidak mau berpihak dari satu sisi tanpa menanyakan kepada yang lainnya. "Apa benar itu, Nak?"

Sana mengangguk. "Aku tidak puas dengan pakaian di butik ini. Untuk kaki dia yang terkilir, aku gak sengaia." Jelas Sana dengan wajah yang masih angkuh dan rasa bersalah.

Jieun menarik nafas panjang dan menghembuskannya keras. Matanya menatap tajam ke arah Sana saat ini berdiri. "Keluar." Perintahnya dengan suara yang tajam. 

Sana yang awalnya santai langsung tercengang dan menatap Jieun dengan pandangan yang tidak biasa. Apa yang baru saja didengarnya? Dia diusir dan lebih membela karyawan rendahan? Rasanya dia mulai tidak tau apa yang harus dikatakan. Amarahnya semakin memuncak. Apa sekarang semua orang menjadi begitu menyebalkan?

"Jadi anda mengusir saya dan membela dia?" Ucap Sana tidak suka dan menunjuk Dahyun dengan wajah yang sudah mengeras.

"Iya. Saya mengusir anda. Silahkan keluar dari butik saya dan jangan kembali sebelum etika anda menjadi lebih baik." Ucap Jieun dengan nada santai.

"Anda melakukan kesalahan dengan mengusir saya."

"Setidaknya saya masih memiliki orang-orang yang bisa memperlakukan orang dengan baik. Tidak seperti and.. ."

"Mama, stop."

Jieun yang mendengar suara tersebut merasa tidak asing, langsung membalik tubuh dan menatap pria yang saat ini tengah berada di pintu masuk dengan seragam kerja. Taehyung. Anaknya sudah ada didepannya dengan tatapan tajam seperti biasa. Dahyun yang melihat langsung menunduk takut. Dia cukup tau diri dan faham dengan sifat Taehyung yang berbeda dengan mamanya.

"Ada apa, Tae?" Tanya Jieun dengan wajah bingung. Kenapa anaknya ada di butik dan menghentikannya?

"Udahlah, Ma. Maafin Sana. Dia pasti ada alasan kenapa begitu." Jelas Taehyung santai sembari menatap Sana yang saat itu mengerutkan kening heran.

"Sana?" Gumam Jieun tidak mengerti dan saat dia menatap Taehyung, dia tau anaknya tengah menatap gadis yang tengah dimarahinya. Jadi dia yang namanya Sana?

"Kamu kenal dia, Tae?" tanya Jieun dan langsung mendapat anggukan.

"kalau kamu kenal, cepat bawa pergi dia atau Mama akan membuat dia semakin sakit hati nantinya." Jieun baru ingat foto yang dilihatnya semalam. Jadi, seperti ini malaikat yang dikatakan anaknya?

"Sorry, Ma." Jawab Taehyung dan langsung menarik Sana yang masih diam di tempat. Bingung dengan apa yang teriadi padanya. Taehyung sendiri tau bagaimana ucapan pedas dari mamanya akan menyakiti hati.

Sana hanya menghela nafas dan mengikuti kemana Taehyung akan membawanya pergi.

"Kamu punya hutang penjelasan sama Mama, Taehyung." Gumam Jieun sembari menghela nafas panjang. Dia menyuruh Dahyun kembali bekerja dan meminta maaf atas apa yang terjadi kepada semua pengunjungnya.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang