|30,0|

3.7K 568 52
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca



////



💜💜💜

*jangan lupa ramein.








Pagi ini anggota paskibra yang lainnya sedang bersiap untuk latihan. Latihan kali ini sepertinya cukup special, mengingat sebentar lagi akan ada acara demo ekskul disekolah mereka. Mereka berencana untuk menggabungkan dua tim menjadi satu. Satu tim dikhususkan baris berbaris, sementara tim lainnya mengisi bagian variasi.

Namun sepertinya Alen belum juga menampakkan batang hidungnya. Lisa sudah mencoba telpon, tapi nomor Alen tidak bisa dihubungi.

"Udah mau mulai, kalo telat dia bisa kena hukuman nih, kemana sih tuh anak". Ucap Lisa gelisah, sedari tadi dirinya terus memperhatikan gerbang dan ponselnya secara bergantian.

"Bang Darrel juga belom dateng sih, seenggaknya kalo Alen dihukum, ada Darrel ini yang nemenin". Saut Reza disampingnya santai.

"Bukan begitu, lu gak liat tadi Kak Revan dateng-dateng mukanya kaya mau bunuh orang? Serem banget woi, bisa-bisa Alen dihukum dengan tidak manusiawi". Balas Lisa lagi sembari menggigiti kukunya.

"Yaampun temen gua yang satu ini peduli banget sih sama Alen". Reza mencolek dagu Lisa main-main. Namun sedetik kemudian mereka berdua dipanggil oleh Valerie agar masuk ke barisan karna latihan sudah mau dimulai.

Didepan udah ada Kak Revan, hanya dia. Kak Ara izin karna ada keperluan, jadinya cuma Revan yang membimbing.

Revan baru aja mau memulai menyiapkan barisan, tetapi dari arah gerbang terdengar suara langkah kaki yang sepertinya sedang tergesa mendekat kearah mereka.

Sontak Revan menoleh, terlihat Darrel yang baru saja datang, berlari kearah koridor dengan Alen berada digenggamannya, ikut berlari mengikuti tarikan Darrel. Mereka berdua tergesa menaruh tas dan memakai topi khusus paskibra. Kemudian berlari lagi menuju lapangan dimana para anggota paskib berbaris.

"Mereka berangkat bareng?". Anak-anak yang lain berbisik melihat kedekatan keduanya.

"Udah sering kali mereka pulang pergi bareng". Sambung yang lainnya pelan.

"Lu gatau ya, kemaren waktu kita dirumah kak Revan kan si Darrel nganterin Alen pulang"

"Buseh udah kaya pacar aja"

Lantas mereka tertawa meledek kearah Darrel dan Alen dengan pelan.

Sementara didepan keduanya sudah berdiri disamping Revan. Meminta maaf akibat datang tak sesuai dengan jam yang sudah ditentukan sebelumnya. Revan tak bergeming, berdiam memperhatikan bagaimana keduanya meminta maaf sembari menunduk. Alen pun meminta izin untuk masuk kedalam barisan setelahnya, lama tak ada jawaban, Alen mendongak menatap Revan yang ternyata juga sedang menatapnya. Selang beberapa detik Revan menggerakan kepalanya mempersilakan Alen untuk bergabung ke barisan. Lantas Alen pun tersenyum kecil dan langsung berjalan masuk kebarisan.

"Siapin". Ucap Revan tiba-tiba pada Darrel tanpa melihat kearahnya. Darrel yang mengerti pun langsung mempersiapkan barisan.




Coach  •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang