|35,0|

4.1K 595 119
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca





////






💜💜💜









"Wah sampah terberat punya tim nomor 16!". Seru Ara setelah selesai menimbang semua sampah milik tim yang lainnya.

"Oh Revan sama Alen ya? Kok kalian bisa ngumpulin banyak sampah sih, padahal dipantai juga gak kotor-kotor amat".

Revan hanya mengendikkan bahunya singkat, sementara Alen diam tak menjawab.

"Padahal yang mau ngasih hadiah itu Revan, tapi yang menang dia sendiri". Setelah Ara berujar demikian, anak-anak yang lain sontak bersorak kecewa sebab Revan tak jadi memberikan hadiah pada mereka.

Disampingnya Alen hanya menunduk memainkan sapu tangannya, merasa tak tertarik dengan pembicaraan kali ini.

"Berarti hadiahnya buat Alen semua dong". Sontak Alen mendongak saat mendengar namanya disebut.

Yang lain malah bertambah heboh sesaat setelah menyadari Alen yang akan menerima semua hadiahnya.

"Lah iya juga ya, wah Alen"

"Len bagi-bagi ya"

"Asik ditraktir Alen"

Berbagai lontaran dari teman-temannya hanya Alen tanggapi dengan senyuman terpaksa. Hingga satu lontaran entah candaan atau bukan membuat Alen mengerutkan keningnya.

"Alen mungut sampahnya dari tempat sampah yaa?"

Nadanya sih seperti bercanda tapi hal itu membuat yang lain jadi diam dan menatapnya seakan meminta penjelasan.

"Enggak—"

"Saya yang mungut sampahnya—dan bukan dari tempat sampah". Ucapan Alen terpotong sebab Revan menyelanya terlebih dahulu, membuat anak tadi terdiam karna mendapat tatapan tajam dari Revan.

"Maap kak, bercanda". Cicit anak itu pelan.

Alen sempat terkejut mendengar suara Revan yang tampak sangat serius tadi. Alhasil suasana disini menjadi menegangkan.

"Udah udah, kita masih punya banyak agenda selanjutnya ini, sekarang kalian mandi, bersihin badan kalian. Abis itu kumpul disini lagi untuk makan siang, oke? Sebelum jam 2 udah harus kumpul disini ya". Titah Ara sekaligus membubarkan anak-anak.

"Siap kak!"




●●●



Setelah melewati berbagai agenda-agenda seru lainnya. Malam ini mereka semua memutuskan untuk mengadakan acara bakar-bakar. Acara ini sebenarnya juga sebagai pengganti acara pada malam kala itu, dimana mereka merayakan kemenangan mereka di rumah Revan. Namun karna malam itu mereka tidak jadi bakar-bakar, alhasil pada malam ini lah sebagai penggantinya.

Yang laki-laki sedang sibuk mempersiapkan alat bakar-bakarnya, sementara yang perempuan sibuk di bagian makanan.

"Mana ayamnya, sini biar dibakarin". Salah satu cowok disana mulai mengambil satu persatu makanan yang akan dibakar. Sementara Alen ikut membantu mengipasi bara agar apinya tak padam.

Coach  •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang