|38,0|

3.8K 554 27
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca






////








💜💜💜










"Jangan jauh-jauh ya! Inget jam 2 udah balik ke villa!"

"Iya kaa!"

Hari terakhir dimanfaatkan mereka untuk santai-santai, setelah pagi tadi melaksanakan serah terima jabatan tak lupa dengan sesi foto bersama, kini anak-anak paskibra sedang bersiap-siap untuk menelusuri area pantai. Yah sekedar meramaikan story instagram dengan pemandangan disini.

Anak-anak yang lain sudah berlari menuju pantai, beberapa dari mereka sesekali menjahili temannya dengan melempar segumpal pasir yang langsung dibalas pula oleh yang lainnya layaknya sedang perang bola salju.

Sayang sekali, laut disini dilarang untuk berenang, sebab ombak yang besar ditambah batu karang yang licin juga tajam disekitar pantai mampu menjadi petaka. Tentu dipahami hal itu bisa sangat membahayakan orang-orang.

Walaupun begitu, pemandangan dan suasana pantai disini nyatanya mampu membayar semuanya, air laut yang begitu biru, pemandangan ombak yang terus menerus menghantam karang, juga angin sejuk yang mampu menambah kesan tenang. Sempurna, semua orang tampak sekali menikmati liburannya.

Revan pun mengalihkan pandangannya pada sosok manis disana, sibuk berpose dengan teman-temannya menghadap kamera ponsel. Melihat senyuman dari wajah manis itu sontak membuat pikiran Revan kembali pada kejadian semalam.

Dimana dirinya sekali lagi menjadi penyebab sosok itu menangis. Sebenarnya apa saja yang sudah dia lakukan dulu? Sudah berapa kali dirinya menjadi orang jahat dikehidupan anak itu?

Revan menunduk menatap sepatunya yang sedikit kotor akibat pasir dibawahnya, kemudian beralih pada salah satu pemuda lainnya yang sekarang sedang sibuk mengumpulkan pasir; mengubur salah satu temannya disana hingga menyisakan kepalanya saja.

Ya, adiknya.

Sudah hampir empat bulan tidak ada kemajuan dalam hubungan mereka. Masih dilingkup perang dingin, walau Darrel sudah mau mulai berbicara sedikit dengannya. Entahlah, ia juga tidak tau mengapa dirinya sulit sekali dekat dengan adiknya.

Mereka berdua memiliki sifat keras kepala juga cuek, jelas gen keturunan yang sangat kuat.

Jadi, jika dia keras kepala, Darrel justru akan jauh lebih keras kepala.

Sudah jelas siapa yang harusnya mengalah? Namun karna sikap cueknya itu yang membuat Revan tidak peduli dengan keadaan hubungan mereka.

Selagi masih bisa bertemu dirumah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Maka setelah berpikir seperti itu, Revan berbalik menuju villa. Dia akan memantau anak-anak didiknya dari balkon atas.

;


Wajah Lisa tampaknya semakin memerah sebab sedari tadi Alen dan yang lainnya menggodanya sebab terpilih menjadi ketua.

"Cie ibu ketua cieee". Alen menyenggol bahu Lisa main-main sebab lucu melihat ekspresi sahabatnya itu yang sudah semakin memerah. Apalagi temannya yang lain juga ikut mengomporinya.

"Kaget gua Lis dibarisan pas nama lu disebut". Tambah Valerie yang berada disamping Lisa.

"Apalagi gua? Gua kira yang bakalan jadi ketua tuh Alen atau gak Reza, tapi kalo Reza gak yakin sih, eh malah gua sama dia dong jadi ketua sama wakil". Lisa sendiri masih tidak percaya dirinya terpilih menjadi ketua, sebab faktanya yang dekat dengan ketua sebelumnya kan Alen, dia pikir mungkin Alen juga yang akan jadi ketua selanjutnya.

Coach  •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang