Budidayakan vote sebelum membaca
////
💜💜💜
Sudah 3 bulan berlalu semenjak kejadian tak mengenakan itu terjadi. Hubungan Revan dengan Darrel tak berubah banyak, mereka masih dalam keadaan perang dingin. Yang lebih tua tak mau peduli, yang muda lebih tak tau diri. Keduanya memang sama-sama keras kepala, benar-benar satu darah yang sama.
Siapa yang penasaran bagaimana keadaan setelah Revan dan Darrel saling berdebat saat itu?
Biar kuberi tau.
Setelah Darrel berlari meninggalkan tempat latihan, butuh hampir setengah jam bagi para anggota paskib lainnya untuk mencari Darrel sekaligus membujuknya agar tak bersikap kekanakan. Yah, syukurnya usaha mereka tak sia-sia, Darrel akhirnya mau melanjutkan latihan yang sempat tertunda tadi walaupun masih dalam keadaan suasana yang tidak baik.
Sementara Revan tak terlalu mempermasalahkan, diusia seperti Darrel memang sedang berada dititik kelabilan. Namun ia tak langsung memberikan kemudahan bagi adiknya itu, ia ingin Darrel lah yang berinisiatif meminta maaf. Akan tetapi Revan lupa, Darrel memiliki gen yang sama akan dirinya. Gen keras kepala, egois dan sikap kekanakan yang sangat percis dengan dirinya. Maka permintaan maaf pun tak pernah lagi ia dengar dari Darrel hingga tiga bulan berlalu. Bahkan detik ini, detik dimana ia duduk tepat didepannya.
Pagi ini seperti biasa keluarga Revan memang selalu sarapan bersama. Mau seterlambat apapun mereka, sarapan pagi bersama keluarga adalah yang terpenting. Ini semua dilakukan demi keharmonisan keluarga. Namun sepertinya ayah serta ibu mereka tak tau bila kedua anaknya sedang perang dingin. Yang mereka tau memang kedua anaknya akan hening bila sedang makan.
"Saya udah selesai, Revan berangkat duluan yah, bun". Revan berdiri setelah mengelap mulutnya dengan tisu, mengambil tas kantornya sebelum berpamitan dengan kedua orang tuanya. Lalu setelahnya beranjak keluar, mengabaikan tatapan tajam dari Darrel.
"Berapa umur anak sulung kita bun?". Tiba-tiba sang kepala keluarga bertanya demikian, membuat Darrel ikut menoleh pada ayahnya.
"Hampir 26 mungkin". Balas bundanya sembari membantu sang suami membersihkan sisa makanan dimulutnya dengan tisu.
"Sudah cocok untuk menikah, iya kan? Kita sudah terlalu tua, bukankah kamu mau merasakan menggendong cucu?". Lanjut sang suami pada istrinya, seketika Darrel menjadi nyamuk disini.
"Gak usah terlalu terburu-buru, biarkan anak itu memilih pilihannya sendiri. Dia itu pintar, dia pasti tau mana yang pantas untuknya"
"Yah kamu benar, tapi kalau dia kesulitan, saya punya beberapa calon untuknya". Darrel spontan menghentikan pergerakannya kala ayahnya berkata seperti itu. Apa abangnya akan dijodohkan? Apa abangnya tau akan tentang ini?
Setelahnya Darrel mendongak menatap sang ayah. "Kalau begitu—apa Darrel juga bakal dijodohin nantinya?"
Lantas kedua orang tua itu menoleh kepada anak bungsunya.
"Siapa yang bicara seperti itu? Hm?". Tanya bundanya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coach •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]
Roman d'amour[Taekook lokal' AU] END SEASON 1 Gimana jadinya saat kamu ngincer kakak kelasmu, malah kepincut sama kakak dari kakak kelasmu? ---yaa, itu yang dirasakan Alen. Karna menurut Alen--- Percuma makan yang manis tapi gak aman---Percuma punya sifat yang...