|25,0|

3.9K 549 50
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca



////





💜💜💜





Hal kaya gini semakin buat Darrel kepikiran. Satu pertanyaan dibenaknya yang belum terjawab—yaitu, kenapa abangnya dan Alen bisa ada di rumah budhe? Dan kemana mereka setelahnya? Lalu kenapa juga bang Revan pulang larut pada hari itu?

Oh—salah

Bukan satu pertanyaan ternyata, tapi tiga.

Darrel pusing sendiri mikirinnya.

"Rel, siapin barisannya". Tersentak akibat Ara yang tiba-tiba menyikut lengannya.

"Ah o-oke kak"

;

Selang dua jam berlatih, kini mereka semua diistirahatkan selama satu jam. Waktu sudah menunjukkan diangka setengah 12, sudah memasuki waktu siang.

Alen masih mengharapkan kehadiran kak Revan disini, dia benar-benar ingin bertemu dengannya. Setidaknya ingin melihat wajahnya saja juga sudah cukup, entahlah—rindu mungkin?

"Len, ayo makan". Lisa memanggilnya untuk makan disampingnya. Alen menoleh sejenak lalu ikut duduk bersama teman-temannya.

"Widih bawa cumi, bagi ya?". Reza berbinar kala melihat isi bekal Alen yang ternyata makanan favoritenya, cumi pedas manis.

Alen terkekeh sejenak, lalu membagikan sesendok lauknya ke tempat makan Reza.

"Yaudah makan tuh". Balasnya.

"Hehe baik banget deh pacar gue". Ucap Reza tiba-tiba.

Semua yang mendengar omongan Reza langsung menatap Reza dengan tatapan bingung.

"Apaan pacar?". Tanya Valerie yang tak terima Alen dibilang pacarnya Reza.

"Iya, kenapa?". Balas Reza sambil menyuap sesendok ke mulutnya.

"Enak aja ngaku-ngaku, Alen itu pacar gue". Balas Valerie gak mau kalah.

"Idih apaan sih kalian, jangan ngaku-ngaku deh. Izin dulu ama gua kalo mau macarin Alen". Lisa pun menyaut juga akhirnya.

"Yeh emang lu siapanya Alen?". Tanya Reza sensi.

"Tau, emaknya?". Lanjut Valerie tak kalah sensi.

Sementara Alen yang diperebutkan hanya bisa memijit keningnya karna tiba-tiba kepalanya merasa pening mendengar keributan teman-temannya itu.










"Alen itu pacar saya---Len, ikut saya sebentar"

Detik itu juga semuanya bungkam, terlebih lagi Alen yang sangat mengenali suara ini. Dirinya yang tadinya menunduk, langsung mendongak menatap orang dibelakangnya tak percaya.

Sementara yang lain saling memandangi satu sama lain. Tak tau harus berkata apa setelah pelatihnya yang ternyata kak Revan mengaku kalau Alen adalah pacarnya. Sama halnya dengan Alen yang mematung tak percaya, namun semenit kemudian, dirinya tersadar dan langsung mengekori pelatihnya itu.

Coach  •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang