|41,0|

3.5K 497 65
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca





////







💜💜💜










Pagi ini seperti biasa Alen sekolah, gak ada yang special—sama kaya biasanya. Apalagi tadi abis ulangan harian matematika. Otak langsung berasep.

Sekarang lagi jam istirahat, kebetulan Lisa dipanggil sama kakak kelasnya untuk ke ruang paskibra. Entah disuruh ngapain yang jelas Alen sekarang ditarik Lisa supaya ikut dan nemenin dia ke ruang paskib.

Awalnya Alen nolak, iyalah dia kan mau makan masa harus nemenin Lisa ngurus paskib, jelas-jelas dia bukan pengurus paskibra. Tapi karna Lisa rengek-rengek gak jelas, mau gak mau Alen nurutin dan pasrah dirinya ditarik.

"Kak sori agak lama, baru selesai ulangan soalnya"

Lisa berucap begitu dirinya masuk kedalam ruangan paskibra, Alen mengekor.

"Reza mana?". Tanya orang itu.

"Reza gak masuk, jadi minta temenin Alen hehe, gapapa kan?"

Alen baru sadar suara orang tadi sangat familiar di telinganya, namun pandangannya terhalang oleh badan Lisa sehingga dirinya tak begitu jelas melihat sosok itu.

Orang itu gak langsung jawab, malah Lisa asal duduk disana tak lupa menariknya juga. Dari sini lah Alen menyadari bahwa kakak kelas yang dimaksud Lisa ternyata Darrel.

Darrel sengaja tak melihat ke arah Alen, dia memfokuskan pandangannya pada pakaian-pakaian yang menumpuk didepannya.

Ya, didepan mereka sudah ada beberapa kostum paskibra yang nantinya akan dipakai oleh anak-anak paskib yang baru.

"Ini baju berantakan banget datengnya, gua minta tolong kalian buat misahin bajunya sesuai ukuran, dan sekalian lipetin"

Darrel mulai mengambil kertas untuk dicatat disana nantinya.

"Ini gua udah misahin yang XL sama XXL, tapi masih ada beberapa disitu"

Lisa dan Alen mengangguk paham. Lalu setelahnya, mereka bertiga pun langsung memulai pekerjaan mereka.

Keheningan menyelimuti suasana diruangan ini. Awalnya Lisa tampak biasa saja dengan suasananya, tapi lama kelamaan entah mengapa dirinya menyadari ada yang salah disini.

Lisa melirik sejenak ke arah kakak kelasnya sebelum melirik ke sahabatnya yang masih sibuk melipat baju.

Dipikir-pikir bukankah keduanya dekat? Tapi kenapa sekarang jadi saling diam begini? Biasanya Kak Darrel iseng menggoda Alen. Alennya juga, sedari tadi hening tak bersuara.

Apa perasaannya saja ya?

Dirinya harus apa biar suasana gak terlalu sepi begini?

"Kak, nanti sekitar sepuluh menit kedepan ijin beli makan dulu ya? Aku sama Alen belom makan". Bagus Lisa, seengaknya basa-basi biar ada obrolan dikit.

Darrel mendongak menatap Lisa, "Oh, udah dipesenin kok". Balasnya santai.

Alen sama Lisa malah terbengong denger jawaban Darrel.

"Hah dipesenin sama siapa kak?"

"Dipesenin ayam geprek sama pembina paskibra, bentar lagi juga dateng, pada doyan ayam geprek kan?"

Lisa sama Alen cuma mengangguk pelan, mereka berdua sebenernya masih kebingungan.

Yaudah, mau gak mau mereka harus tetep ngelanjutin kegiatan mereka sampe selesai.

Coach  •ᴠᴋᴏᴏᴋ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang