Bagian 8. Menantu Kesayangan

2.4K 115 7
                                    

#Happy reading

Aku memang belum mencintai suamiku, dan cintanya juga masih untuk orang lain. Tapi aku akan berusaha mencintainya sekarang. Aku tak berharap pernikahan kami akan berakhir nanti.
Bukankah perubahan harus dimulai dari diri kita? Maka suatu saat dia juga akan berubah mencintaiku.
Aku harus bahagia, menjadi pribadi yang tegar. Meski tak sesuai harapanku aku mau sedikit percaya bahwa ini yang terbaik.

~Tekadku

🌻🌻🌻🌻🌻

Hari-hari kulalui seperti biasa. Bangun pagi-pagi mempersiapkan sarapan untuk sang suami. Setiap hari tak banyak percakapan antara kami. Hanya seadanya saja. Sudah hampir lima bulan usia pernikahan kami. Kami memang tak sering cekcok tapi hubungan kami juga tak harmonis.

Memang menjadi isteri yang hanya di rumah dengan embel-embel isteri yang baik membosankan. Sesekali aku akan keluar bersama Widya yang sudah wisuda tentunya.

Widya menjadi satu-satunya sahabat yang bisa kuajak keluar setelah hubunganku dengan Laras retak.

Setelah menyiapkan sarapan dan pakaian kantor yang akan dikenakan Yosh hari ini. Aku mengetuk pelan pintu kamarnya. Tak lama ia keluar, dan bersiap untuk mandi.

Seperti biasa, ia hanya melaluiku setelah mengambil pakaian yang kupegangi dari tadi. Sembari menunggunya, aku duduk di meja makan dengan makanan yang sudah tersaji di sana.

Aku bersyukur Yosh tidak pernah protes dengan masakanku. Ia selalu lahap menikmatinya walaupun dalam diam. Selesai sarapan dia mengambil tas kantor miliknya dan berlalu keluar.

Aku hanya menghela nafas mencoba tersenyum.

Keluarga? Aku tertawa perih memikirkan hal ini.

Selesai merapikan meja makan dan membereskan rumah hari ini. Aku memilih duduk di sofa sambil menyalakan tv, memutar channel kesukaanku sebelum mendapati panggilan dari mama (Febi). Mama menyuruhku datang ke tokonya. Katanya sih rindu. Yah, semenjak pindah rumah aku belum pernah mengunjungi mama.

Aku mengirim pesan singkat ke Yosh untuk sekadar meminta izin. Aku bersiap setelah mendapat izin darinya.

"Ok." Balasan dari Yosh. Aku tertawa. Menertawakan keadaan rumah tanggaku. Miris, itu yang kurasakan.

Aku menuju garasi setelah dari tadi kupanaskan mobil yang dihadiahi mertuaku untukku. Aku sangat menyukainya.

Aku akhirnya tiba di toko mama. Tak terlalu ramai hari ini setelah kuperhatikan dari luar.  Aku turun dari mobil setelah memarkirkan mobilku dan masuk ke dalam toko. Mama yang menyadari kedatanganku langsung menghampiri dan memelukku.

"Putri Mama, akhirnya datang. Mama sangat rindu sayang," kata mama sambil mengecup puncak kepalaku.

Aku menyalami bu Sri yang juga sudah lama tak bertemu.

"Udah lama ya, Ta," katanya. Kemudian aku memeluk dan menciumi pipinya membuatnya sedikit geli.

"Lama kali, Bu. Ita kangen," balasku.

Kemudian aku membantu mama dan bu Sri melayani pelanggan.

"Ma, gimana kalo Ita kerja di sini aja bantuin Mama?" Aku mengusulkan ide yang sempat terlintas di benakku. Mama sekarang merapikan pakaian yang sedikit berantakan.

"Bosan tahu, Ma. Cuman di rumah aja," sambungku. Mama melihatku sejenak lalu kemudian melanjutkan.

"Nggak boleh, Ta. Itu nggak baik buat rumah tanggamu." Aku mendesah kesal mendengar jawaban singkat mama.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang