Bagian 28. Ajakan Kencan

1.6K 60 22
                                    

|| Happy Reading||

Tak jenuh Natnat mengingatkan untuk tinggalkan vote kalo suka dan coment untuk kritiknya.

🍬🍬🍬

"Pak Yosh ada kan, Div?" tanyaku pada Diva setelah melalui beberapa karyawan yang membungkukkan badan tadi.

"Pak Yosh izin keluar tadi bentar, Bu." Diva berhenti sebentar membereskan berkas-berkas yang ada di meja kerjanya.

"Lanjutkan saja. Kemana?" tanyaku penasaran.

"Pak Yosh nggak bilang, Bu. Tapi bilangnya bentar kok, Bu. Bentar lagi pasti kembali." Diva kembali pada kegiatannya. Aku mengangguk.

"Ibu, mau tunggu di sini atau di ruangan Pak Yosh, Bu?"

"Tunggu disini aja, Div. Kenapa? Apa aku ganggu?"

"Hehe, ya nggaklah, Bu." Diva menarik kursi dan mempersilahkan aku duduk.

"Seandainya Ibu sama Pak Yosh kencan lagi, makanan itu udah aku sambar, Bu." Diva tertawa kecil sambil menatap bekal yang di tanganku. Aku malah mengerutkan kening.

"Iya, Bu. Soalnya masakan Ibu tuh enak pake banget." Diva mengacungkan kedua jempolnya padaku. Aku terkekeh.

"Biasa aja, Div," kataku karena Diva sedikit berlebihan menurutku.

"Diva serius loh, Bu. Ibu ternyata jago masak ya? Pantesan Pak Yosh jatuh cinta." Diva mengerjapkan matanya berulang kali. "Nanti aku kursus sama Ibu aja deh, biar bisa dapat calon suami seperti Pak Yosh."

"Seperti Pak Yosh?" beoku.

"Eh, Ibu jangan salah paham." Diva panik melihat ekspresi tak sukaku. Padahal aku hanya bercanda.

"Maksudku yang baik seperti Pak Yosh, Bu. Tenang aja, Bu. Pak Yosh hanya milik Ibu Clarita seorang." Diva mengangkat tangannya seakan sedang berpuisi. Aku hanya menggeleng.

"Oh iya, Bu. Ini kotak bekal Ibu semalam. Ibu bilang mau ngambil setelah makan, tapi Ibu nggak datang. Diva tanya sama Pak Yosh, Ibu katanya udah pulang." Diva memberikan kotak bekal.

Ya iyalah, aku mana berani lagi jalan ke sini semalam bareng dia setelah kejadian itu? Wajahku saja sudah kayak kepiting rebus.

Kejadian semalam melintas lagi dibenakku.

"Iya, semalam ada urusan mendadak, Div."  Diva hanya mengangguk.

Bohong lagi kan aku, ini semua karena ulah Yosh.

"Itu Pak Yosh udah datang, Bu." Aku menoleh ke belakang. Sepersekian detik aku melihat ekspresi Yosh yang kaget. Namun segera berganti dengan senyuman yang semakin sering dia perlihatkan belakangan ini.

Apa dia sekaget itu?

"Sayang, kamu udah di sini?" Yosh mendekat ke arahku. Diva menatapku dengan tatapan jenaka dan sepertinya menahan tawa. Ya, ini pertama kalinya dia mendengar Yosh memanggilku dengan sebutan itu. Wajahku seketika merona.

Aku tersenyum. "Iya, Sayang. Kan, anterin makan siang untuk suami tercinta."

Mampus. Dari mana keberanianmu ini, Clarita?

Aku harus sedikit membalasnya untuk mengurangi kecanggunganku. Dan, yah berhasil. Yosh sedikit gugup di posisinya.

"Em, ya sudah. Kita ke ruanganku sekarang, Sayang." Yosh semakin mendekat dan merangkul bahuku. Aku termakan umpanku sendiri. Diva masih senyum-senyum tak jelas di posisinya.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang