Bagian 40. Tinggal bersama

3.3K 110 18
                                    

|° Happy Reading °|

(⊃ • ʖ̫ • )⊃

Hope you enjoying it.

Jangan lupa vote dan berikan comentnya 😉

🥀🥀🥀

"Gimana, Ta?" tanya mama saat aku sudah keluar dengan mata sembab. Melihat keadaanku mama yang tadinya duduk di sofa memilih berdiri dan mendekatiku. Menarikku ke dalam pelukannya lalu mengusap lembut rambutku.

"Aku harus ba_bgaimana se_sekarang, Ma?" tanyaku dengan terisak.

"Tanya hatimu saja, Ta. Mama akan dukung sekarang. Karena mama tahu setelah kamu lihat video itu, kamu pasti sudah bisa memilih," ucap mama sambil mengelus punggungku.

Mama mengajakku untuk duduk di sofa, dan menyuruhku untuk menenangkan diri terlebih dahulu.

"Ma?!" panggilku lirih setelah berusaha menenangkan diri.

Mama merengkuhku, "katakan saja, Ta."

"Aku mungkin tidak akan bercerai darinya, tapi aku harus tahu bagaimana pendapatnya dan juga mama Indri."

Mama mengangguk. "Iya, mama akan telfon Yosh dan beritahu agar mama Indri juga ikut."

"Iya, Ma," jawabku singkat.

🥀🥀🥀

Tok tok tok

Suara pintu diketuk.

"Mereka mungkin udah nyampe, Ta. Mama bukain dulu ya!" Mama beranjak dari duduknya, tapi aku mengikuti mama dari belakang.

"Malam, Ma," sapa pria itu pada mama dan mencium punggung tangannya. Aku hanya melirik sedikit dari belakang mama.

"Malam, Yosh," jawab mama.

Dia semakin masuk ke dalam rumah, "Sayang!" panggilnya lirih. Aku membuang muka dan menepis tangannya yang meraih tanganku.

"Bagaimana keadaanmu, Feby?" tanya mama Indri yang menyusul.

"Sudah baikan, Mbak," jawab mama singkat.

"Cindy?! Kamu ngapain datang?" tanyaku yang kaget melihat keberadaan Cindy di belakang mama.

"Mama yang nyuruh, Ta. Dia juga harus ngomong sama kamu," ucap mama Indri.

Aku menghela nafas kasar, tidak tahu maksud mama sampai harus membawa wanita itu.

"Tapi, Ma---"

"Ta?!" Mama memotong ucapanku sambil menggenggam tanganku.

"Sudah, ayok masuk Cindy!" ajak mama. Wanita itu mengangguk dan mengikut untuk masuk.

Kami sudah duduk di sofa, aku memandang tajam kepada dua orang itu yang memang duduknya dipisahkan oleh mama Indri.

"Jadi, Yosh. Bagaiman pilihan kamu sekarang?" tanya mama mengawali pembicaraan.

"Aku tidak mau bercerai dari Ita, Ma," ucapnya. Membuatku semakin kesal.

"Lalu bagaimana dengan Cindy? Kau tidak bermaksud mempunyai 2 istri kan?"

"Tidak, Ma. Aku tidak pernah memikirkan hal itu."

"Jika kau tidak pernah memikirkannya, lantas bagaimana kau bisa tidur dengannya?" Sekarang aku yang bertanya.

"Ta?!" Lagi-lagi mama memegangi tanganku agar aku mengendalikan emosiku. Aku menarik nafas perlahan dan menghembuskannya.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang