||Happy Reading||
Jangan lupa 🌟 kalo suka, coment juga untuk kritik 😊
🍬🍬🍬
Mobil telah melaju meninggalkan restoran tadi. Mbak Vania dan suaminya sudah izin pulang setelah urusan bisnis dengan Yosh benar-benar selesai.
"Tadi, bicarain apa?" Yosh memecah keheningan sedari tadi.
"Eh, yang mana?"
"Tadi, pas kamu sama mbak Vania di belakang."
"Oh, bukan apa-apa kok."
"Yakin?" Aku mengangguk.
"Yosh?!" Yosh menoleh.
"Maaf,"
"Untuk?"
"Untuk semuanya." Aku tidak bisa menjelaskan bahwa aku telah mencurigai dia. Yang jelas, aku menyesali kecurigaanku.
Aku membuka safety-belt saat kami sudah sampai di basemen kantor Yosh.
"Aku pulang setelah aku mengambil kotak bekalku," kataku saat aku sudah membuka pintu mobil.
Saat aku sudah bersiap keluar, tiba-tiba Yosh menahan tanganku. Aku yang sudah mengeluarkan kakiku kembali masuk dan membalikkan badan melihat Yosh.
"Kenapa?" Yosh terdiam. Karena tidak ada respon, aku kembali mengeluarkan kakiku. Lagi-lagi Yosh menahanku.
"Ada yang ingin kamu katakan?" tanyaku pada Yosh yang sedikit tertunduk di belakang kemudi. Perlahan dia mendekat ke arahku, sangat dekat.
Jantungku berdegup sangat kencang, aku tak bisa mengendalikannya.
"Yosh?!"
Yosh tak menjawab, perlahan tangannya merambat dan
Dapp
Pintu mobil di sisiku kembali tertutup. Yosh masih dekat, jarak wajahnya hanya beberapa cm dengan wajahku.
"Ke_kenapa, Yosh?" Aku gugup.
Kedua tangan kekar Yosh kini menangkup wajahku. Aku rasakan panas sekarang. Aku yakin, wajahku sekarang blushing. Kuperhatikan senyuman terukir di wajahnya, dan
Cupp
Sebuah kecupan mendarat di keningku.
Apa ini? Yosh menciumku? Mataku membulat sempurna, seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ini pertama kali, walaupun pernikahan kami sudah berjalan dua tahun.
Yosh masih tersenyum dan kini dia kembali duduk di posisinya di belakang kemudi.
Jantungku masih tidak pada ritmenya. Aku yang merasakan hawa panas di mobil ini, segera mengibas wajahku dengan tanganku.
"Hufft, panas sekali di sini," ucapku seketika. Yosh masih tersenyum di tempatnya.
"Apa yang barusan kau lakukan, Yosh?"
Pertanyaan macam apa ini? Memangnya perlu ditanyakan lagi? Dia baru saja menciummu Clarita!
"Aku hanya mencium isteriku, memangnya tidak boleh?"
"Emm..." Akh, aku harus jawab apa. Seketika perbendaharaan kataku sirna dari kepalaku.
"Em, aku harus pulang," kataku sembari membuka pintu dan keluar dari mobil. Aku berlari kecil ke arah mobilku yang kuparkirkan tadi.
"Ta?!" Yosh memanggilku. Aku berhenti, tapi tidak menoleh. Aku tak berani melihatnya. Rona merah di wajahku terlalu kentara.
"Bukannya mau ngambil kotak bekal dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Household [SEGERA TERBIT]
General FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA ❤️ Clarita harus berjuang mempertahankan rumah tangganya. Bukan hal yang mudah menjalani pernikahan yang tidak didasari cinta, apalagi suaminya adalah mantan dari sahabatnya sendiri. Tapi Clarita tahu bahwa semua sudah menj...