Bagian 11. Ketemu Roy

2.3K 109 11
                                    

#Happy reading

Aku benci diriku, benci lidahku yang kelu. Tak bisa menjawab atau memaki Yosh.

Aku bahkan tidak sekuat itu. Tidak bisa menahan air mata. Kata-kata Yosh seperti pisau tajam yang menusuk. Sampai membuat tulangku lemas tak berdaya.

***

Kata kata Yosh terngiang di telingaku. Terbawa mimpi. Aku bangkit setelah terbangun dari tidurku yang masih di atas marmer. Kurasakan kepalaku berat, suhu tubuh juga sepertinya naik. Mungkin akibat pakaian basah yang tidak kuganti semalam.

Pening di kepala kutahankan, aku akan tetap melakukan kewajiban dan kebiasaanku.

Berjalan sedikit tertatih ke dapur, aku menyiapkan sarapan ini. Sengaja kukerjakan sepagi mungkin agar aku tak perlu melihat wajah pria itu.

Kuambil pakaian yang akan dikenakan Yosh hari ini. Kusetrika dan kuletakkan di atas sofa. Biar dia ambil dari sana. Setelah semuanya selesai aku kembali ke kamar. Menarik selimut dan mencoba untuk tidur kembali.

Amarahku belum usai. Kupikir Yosh sangat keterlaluan. Tidak punya perasaan.

Nyatanya mataku tak bisa terpejam walau sudah kucoba. Kepalaku yang terasa berat mungkin penyebabnya.

Setelah mendengar mobil Yosh yang keluar, aku akhirnya keluar untuk  mencari obat, sekedar meringankan pening di kepalaku.

Aku beranjak ke dapur setelah mendapati obat untuk mengambil minum. Oh yah, aku harus sarapan dulu.

Kudapati makanan di atas meja masih utuh tak berubah. Artinya Yosh tidak makan.

Terserah. Pikirku. Harusnya dia juga tidak usah memakai pakaian yang kusiapkan tadi. Tapi, pakaian itu tak kudapati lagi di sofa.

Aku mencoba menikmati makanan ini, tapi yang namanya tidak enak badan, selera makan juga pasti hilang.

Semua terasa pahit di lidahku
Aku mendengus kesal, memijat pelipisku sedikit. Kucoba makan lagi beberapa sendok, agar aku bisa minum obat ini.

Aku kembali ke kamar untuk istirahat setelah minum obat dan mencoba untuk tidur lagi.

***

Demamku sudah turun setelah istirahat tadi. Hanya kepalaku masih sedikit pusing. Aku mengambil ponselku yang terletak di ranjang.

Kudapati sebuah pesan di sana. Aku membalas pesannya yang memintaku untuk bertemu.

"Ok, dimana?"

"Caffe Sosmed, nanti jam 5." Balasan dari seberang.

Setelah bersiap, aku mengeluarkan mobilku dari garasi dan melajukannya ke caffe yang sudah disepakati setelah mengunci pagar rumah.

🍀🍀🍀

Sampai juga di caffe ini. Kuedarkan pandanganku mencari-cari sosok yang kumaksud.

Yapp, itu dia. Roy. Pacarku, ralat mantan pacar plus terindah.
Bagaimana tidak terindah? Hubungan kami kandas bukan karena keinginan kami tapi karena keadaan yang memaksa. Akh, sudahlah ingatan itu hanya membuatku goyah nanti.

Kebetulan sekali aku bisa melupakan sejenak masalahku dengan Yosh.

Tidak, tidak. Aku tidak berniat untuk selingkuh. Lagi pula kalaupun kuajak Roy tidak akan mau. Dia itu pria baik-baik.

Kupasang tampang (pura-pura) bahagiaku. Aku tidak mau dia tahu keadaan rumah tanggaku.

"Duarrr." Aku mengagetkannya dari belakang.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang