Bagian 39. Pesan Papa

2.9K 102 22
                                    

|° Happy Reading °|

Hope you enjoying it
⊂(•‿•⊂ )*.✧

🥀🥀🥀

Pagi ini mama sudah boleh pulang, setelah meminta maaf pada kak Kevin aku memutuskan untuk tidak berkontak lagi dengannya. Aku sudah cukup malu, dia mengetahui kisah hidupku.

"Udah semua kan, ma?" tanyaku pada mama yang juga sudah bersiap. Mama mengangguk.

"Udah, kita bisa pulang sekarang."

Setelah mengurus administrasi, kami akhirnya pulang ke rumah mama.

Keadaan mama sudah cukup pulih sekarang.

Setelah tiba di rumah, aku memasukkan semua barang ke rumah dan menyuruh mama untuk istirahat. Sedangkan aku memilih masuk kamar.

"Ta?!" panggil mama saat aku baru saja membuka pintu kamar.

"Iya, ma?"

"Kamu tinggal di sini?" Aku mengangguk.

"Duduk dulu, Ta. Mama perlu bicara." Aku mengikut mama yang sudah duduk di sofa.

"Bicarain apa, Ma?"

"Bicara tentang kamu dan Yosh."

Aku menghela nafas kasar. "Emang kenapa, Ma?"

"Tidak ada perceraian, Ta!"

"Ma!!"

"Kamu fikir bercerai dapat nyelesain masalah? Malahan tambah ribet, Ta."

"Ita nggak tau entah selesai atau malah tambah ribet, tapi ini udah keputusan Ita, Ma. Ita harap mama bisa terima."

"Ita?!"

"Ma, apalagi yang perlu diperjuangin diantara Ita dan Yosh? Nggak ada, Ma. Dia udah punya keluarga baru sekarang."

"Mereka bukan keluarga, Ta."

"Terserah, Ma. Tapi yang Ita tahu, Yosh dan Mama Indri sangat mengharapkan anak itu."

"Pokoknya mama bilang nggak ada perceraian!" Nada mama menaik.

"Mah!!" Aku menarik nafas dalam-dalam, bersiap mengutarakan isi hati yang mungkin sudah lama terpendam.

"Kenapa sih, mama ngekang Ita?"

"Bukan ngekang, Ta."

"Jadi? Mama tahu seandainya Ita nggak dijodohin dengan dia, Ita nggak akan ngalamin ini. Sekarang Ita nanya, bagaimana perasaan mama tahu kalau Yosh akan punya anak dari wanita lain? Mama sakit hati kan? Tapi Ita lebih sakit, Ma. Ita hancur." Kali ini aku berusaha untuk tidak menangis lagi.

"Mama minta maaf, Ta."

"Mama nggak perlu minta maaf, tapi tolong ma, izinin Ita milih jalan Ita kali ini. Jangan Mama lagi. Yang jalanin itu, Ita sendiri. Jadi yang ngerasain hanya Ita."

"Kamu tunggu di sini." Mama berdiri dari duduknya dan berjalan ke kamar.

Tak lama mama keluar. "Nih!!" Mama memberikan sebuah ponsel padaku. Setahuku ponsel ini milik mendiang papa.

"Apa ini, Ma? Ini kan ponsel papa." Mama memgangguk.

"Jadi, mama mau ngelakuin apa sama ponsel ini?" tanyaku sambil memutar-mutar ponsel di tanganku.

"Kamu lihat sendiri apa isinya. Mama harap setelah melihat itu kamu tahu apa yang harus kamu lakuin, Ta." Setelah mengatakan itu mama melenggang pergi meninggalkan aku yang masih bingung.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang