Bagian 12. Cemburu?

2.8K 112 20
                                    

Terkadang ucapan jauh lebih tajam dari pedang bermata dua sekalipun

|° Happy reading °|

🌻🌻🌻🌻🌻

Aku tiba di rumah setelah kembali dari caffe itu, Yosh yang menyadari aku telah tiba langsung beranjak dari duduknya.

"Yosh!" Aku memanggilnya.

Kenapa? Aku juga tidak tahu. Yosh tidak menjawab. Dia berjalan menuju kamarnya.

"Itu, Roy tadi.." Yosh langsung berbalik dan berjalan mendekatiku.
Jantungku berdegup kencang. Bukan karena jatuh cinta tapi karena takut melihat tatapan tajam dari seorang Yoh.

Aku menelan salivaku sulit ketika Yosh sudah sangat dekat denganku.

"Itu bukan urusanku." Mataku membulat mendengar ucapannya.

"Lakukan semaumu. Apapun itu aku tidak akan protes. Kita tidak punya hubungan apapun." Lanjut Yosh yang membuat salivaku semakin sulit untuk kutelan.

"Kita suami isteri, Yosh." Aku memberanikan diri menjawabnya. Dia tertawa kemudian menyeringai.

"Suami-istri?" Aku mengangguk.

"Aku bahkan tak pernah menganggapmu isteriku. Sana!! Tetaplah berhubungan dengan pria itu. Aku tidak akan menggubris. Tapi ingat! Aku dekat dengan siapapun juga bukan urusanmu. Camkan itu!"

Yosh berbalik meninggalkan aku yang masih mematung di posisiku. Dia memasuki kamarnya tak lupa dengan pintu yang terbanting keras.

Aku menghela nafas, mencoba menetralisir emosi yang mulai memuncak. Lagi pula untuk apa aku menjelaskannya pada Yosh? Atau untuk apa aku menyampaikan salam Roy untuknya.

Seharusnya aku sadar, Yosh tidak akan pernah bisa menerimaku. Meskipun aku mencoba menerimanya di hatiku, di hatinya hanya akan ada dan hanya akan selalu Laras.

🌻🌻🌻🌻🌻

Setelah melakukan kegiatanku hari ini, aku berencana untuk pergi ke Mall sekedar untuk melepas penat juga beban hati.

Aku memarkirkan mobilku di parkiran dan berjalan memasuki pusat perbelanjaan ini. Aku mulai menelusuri dan memilih-milih untuk kubawa pulang. Mulai dari baju, sepatu bahkan tas kesukaan.

Untuk biayanya, tak perlu diragukan. Yosh selalu memberiku uang bulanan.

Yang anehnya, aku mengelilingi pusat perbelanjaan ini seorang diri. Akh, sudahlah. Siapa juga yang peduli. Yang penting aku bisa sedikit tenang.

Setelah lelah berbelanja, perutku sudah mulai kelaparan. Aku memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran di tempat ini.

Namun, saat aku berjalan menuju restoran aku melihat dua sosok insan yang saling bergandengan tangan, tak asing bagiku. Aku mendekati kedua insan itu untuk memuaskan rasa penasaranku.

Oh ya, itu Laras dan Yosh. Bagus sekali.
Lagi pula aku tidak ada urusan dengan kehidupan pribadi Yosh bukan?

Aku berjalan hendak menjauh dari mereka, tapi hati kecilku menyuruhku untuk menyapa Laras. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya.

Tidak, tidak, aku bukan sahabat yang jahat bagi Laras menurutku. Sebelum pernikahanku dengan Yosh, aku berusaha menghubunginya berulang kali. Sampai aku menyadari bahwa dia sudah memblokir nomorku.

Tidak sampai disitu, aku juga berulang kali datang ke rumah kontrakannya yang tak jauh dari tempat kerjanya.

Ya, Laras bukan lagi tetanggaku semenjak dia lulus kuliah dan mendapat pekerjaan. Dia memilih untuk mengontrak rumah di dekat kantornya. Sedangkan rumahnya yang tepat berada di samping rumahku dia sewakan juga.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang