#Happy reading guys 😍
.
.
.
.
.
.
I hope you enjoying it 😍🍀🍀🍀
Perlahan, tapi pasti, dan akhirnya berhasil. Yosh masih berada pada posisinya belum terbangun bahkan tak bergerak.
Fiuhhh, aku bernafas lega. Untung saja Yosh belum bangun. Aku akhirnya berjalan mengendap-endap untuk keluar dari kamar ini agar tak menimbulkan suara yang bisa membangunkan Yosh.
🍀🍀🍀
Aku pergi ke dapur, kusiapkan sedikit bubur penghilang pengar untuk Yosh. Bagaimanapun efek mabuknya semalam pasti belum hilang.
Setelah membuatkannya, aku mengetuk pintu kamarnya. Hanya pura-pura karena aku tau pintu itu memang tidak terkunci.
"Yosh? Apa kau sudah bangun?" Tanyaku dari balik pintu. Tak ada jawaban.
Aku mengetuk lagi pintunya,
"Yoshhh?"
"Masuklah!"
Demi apa dia menyuruhku masuk?
"Tidak, tidak. Aku hanya memberitahu kalau aku sudah buatkan bubur untukmu."
"Bawa saja kesini!"
Aku sedikit menganga, diam, tak tau apa yang harus kulakukan.
"Kumohon, bawa saja ke sini. Kepalaku masih pusing." Aku menelan salivaku sejenak dan berjalan ke arah meja makan untuk mengambil bubur yang kuletakkan tadi di sana.
"Aku masuk ya?" kataku saat aku sudah berada di depan pintu kamarnya lagi.
Tanpa menunggu jawaban, aku pun masuk ke dalam. Kulihat dia memang masih berbaring di kasur, matanya juga masih terpejam.
Perlahan aku berjalan ke arah nakasnya."Kuletakkan di sini, ya?" kataku dan meletakkan bubur itu di atas nakas.
"Segera di makan," kataku dan berbalik hendak keluar ruangan ini.
Tapi langkahku terhenti saat Yosh menahan lenganku. Aku segera berbalik melihat ke arah Yosh.
Kuakui jantungku berdebar tak beraturan
Kau kenapa, Ita? Kuharap kau tidak memikirkan hal aneh, batinku.
"Ada apa, Yosh?" tanyaku saat melihat Yosh. Dia belum membuka matanya. Dia menarikku perlahan lagi hingga wajahku semakin dekat dengan tubuhnya. Udara di sini semakin panas menurutku.
"Katakan apa yang bisa kubantu." Aku tidak tahan dengan kondisi seperti ini, aku harus segera keluar dari tempat ini. Aku takut Yosh menyadari jantungku yang berdebar kencang.
"Tolong bantu aku duduk!" katanya dan sudah mulai membuka matanya.
Em, ok ok. Dia bukan orang cacat, kenapa duduk saja tidak bisa?
Aku membuang nafas kasar dan menarik tanganku yang masih dipegangnya tadi.
Aku membantu dia duduk dan bersandar ke sandaran kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Household [SEGERA TERBIT]
General FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA ❤️ Clarita harus berjuang mempertahankan rumah tangganya. Bukan hal yang mudah menjalani pernikahan yang tidak didasari cinta, apalagi suaminya adalah mantan dari sahabatnya sendiri. Tapi Clarita tahu bahwa semua sudah menj...