Bagian 13. Aku Perusak Hubungan

3.2K 129 18
                                    

Tidak ada pelukan terhangat selain pelukan seorang Ibu.

Tidak ada yang mengerti bahasa seperti seorang Ibu.

#Happy reading guys

I hope you enjoying it

.
.
.
.
.

Apa aku cemburu? Tidak. Aku tidak akan cemburu. Aku hanya menyadari kalau aku isteri sah Yosh dan Yosh suamiku.

Siapapun di luar itu hanya pengganggu.
Apa-apaan aku ini? Tidak cemburu tapi kenapa aku harus pusing dengan mereka?

***

Aku menyadari kesalahanku, Seharusnya aku tidak pernah melakukan itu. Walaupun kata-kata Yosh sangat tajam seharusnya aku bisa menahan diri.

Nyatanya emosiku memuncak dan tanpa sadar telah menampar Yosh.

Aku tak berani untuk melihat Yosh, tapi aku harus memastikan apa sebenarnya maksud dari perkataan Yosh.

Perlahan aku membuka pintu kamarku. Melihat sekitar ruang utama. Apa Yosh berada di sana. Oke, Yosh tidak ada. Mungkin dia sudah ada di kamarnya.

Aku berjalan keluar kamar, sedikit berjinjit agar tak mengeluarkan suara. Sengaja, agar Yosh tak mendengarnya.

Aku pun tidak membawa mobilku, agar tidak disadari Yosh. Aku memesan ojol yang sengaja app nya tidak pernah kuhapus.

Tak lama aku pun tiba di rumah mama. Aku berdiri di depan pintu rumah Mama yang memang tak terkunci.

Mama yang duduk di sofa sambil menonton TV awalnya tidak menyadari kehadiranku.

Tapi lama-kelamaan Mama akhirnya menoleh ke pintu.

"Clarita!?" Mama sedikit kaget.

Aku tak menjawab. Aku memilih diam mematung di posisiku.
Mama mematikan TV nya dan berjalan mendekatiku.

"Kok nggak bilang-bilang kalo mau datang?" Aku masih saja terdiam. Mama akhirnya menarikku ke dalam pelukannya.

"Mama minta maaf, Ta," kata Mama setelah kami duduk di sofa. Aku yang masih di pelukannya menoleh sebentar  melihat mama dan kembali terbenam dalam pelukan hangatnya. Hangat, sangat hangat. Tidak ada pelukan sehangat pelukan mama.

"Mama janji nggak akan ulangi." Mama kini membelai lembut rambutku.

Aku melerai pelukanku dari Mama. Menatap manik mata indah itu.

"Iya, Mama tahu kamu baik-baik saja, dan kamu bisa melaluinya sendiri." Lagi kata mama dan kembali menarikku ke dalam pelukannya.

Aku sering berpikir, apakah seorang ibu diciptakan dengan indra ke-enam? Sehingga mereka tahu apa yang dialami oleh anak mereka. Bahkan tanpa bercerita.

Hanya menatap mata, atau bahkan dalam jarak jauh pun mereka kerap mengerti dan tahu apa yang kita rasakan.

Mama itu hebat, punya hati sekuat baja. Akh, aku beruntung lahir dari rahimnya, yang mengerti bahasa meski tak diungkapkan.

Hanya dengan pelukan dari seorang mama, aku bisa merasakan ketenangan. Harapan kembali muncul untuk kebahagiaan yang aku tidak tahu kapan datang.

Setelah mendapat energi dan ketenangan dari mama, aku akhirnya pulang.

🌻🌻🌻🌻🌻

Setelah pulang dari rumah mama aku kembali ke rumah. Mengendap-endap layaknya seorang pencuri.

Aku ragu Yosh benar-benar tidak menyadari kepergianku tadi. Namun, tak masalah, selagi pintu ini tidak terkunci sama seperti saat kutinggalkan.

Memasuki kamar dan membaringkan tubuhku yang penat di atas ranjang yang nyaman ini. Menarik selimut dan mencoba memejamkan kedua mataku.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang